Yg jelas, tuh laskar manusia usia lanjut (manula) hidupnya berguna. Tak seperti kebanyakan manula, yang kerjaannya cuman buang2 waktu dengan memfitnah dan memaki2 sembari menunggu sang tangan maut menjemput paksa.
--- Pada Rab, 1/6/11, sunny <am...@tele2.se> menulis: Dari: sunny <am...@tele2.se> Judul: [proletar] Kisah Keberanian Laskar Manula Berani Mati di Jepang, Siap Terjun ke Fukushima Kepada: undisclosed-recipi...@yahoo.com Tanggal: Rabu, 1 Juni, 2011, 8:03 PM Ref: Apakah Laskar Berani Mati di Jepang ini , dalam melakukan tugas mereka akan berteriak yel-yel yang sama artinya dengan yang diteriakan oleh para laskar di NKRI? http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/06/01/lm3woa-kisah-keberanian-laskar-manula-berani-mati-di-jepang-siap-terjun-ke-fukushima AP/Tokyo Electric Power Co. via Kyodo News Kisah Keberanian Laskar Manula Berani Mati di Jepang, Siap Terjun ke Fukushima Rabu, 01 Juni 2011 17:19 WIB REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Ratusan manula di Jepang berkumpul. Mereka membentuk laskar berani mati. Tugas mereka sangat berbahaya: Mematikan PLTN Fukushima. Ini kisah mereka: Di salah satu sudut kota Tokyo, di dalam kantor, tiga manula sedang asyik bercengkerama. Mereka ditemani komputer dan telepon seluler (ponsel). Kalau tidak melihat latar belakangnya, ketiganya persis seperti manula yang sedang kongkow-kongkow menghabiskan hari. Namun manula yang ini lain. Mereka adalah trio pimpinan laskar veteran (The Skilled Veteran Corps) yang akan diterjunkan ke salah satu lokasi nuklir paling berbahaya di dunia saat ini, PLTN Fukushima. Laskar manula beranggotakan 250 orang manula terlatih. Rerata umur mereka di atas 60 tahun. Kok bisa mereka yang dipilih? Ternyata ini berkaitan dengan fisiologis tubuh manula. Menurut riset, sel-sel orang tua akan bereaksi lebih lamban terhadap radiasi nuklir ketimbang orang dewasa. Yasuteru YAmada (72 tahun), salah satu pimpinan laskar mengatakan, ia dan ratusan rekan mereka siap mengorbankan jiwa raga demi rakyat Jepang. "Kamilah yang harus turun tangan, bukan mereka," kata Yamada, mengacu pada sekitar seribu pekerja dewasa yang saat ini masih berupaya menanggulangi kebocoran nuklir PLTN Fukushima. "Orang-orang seperti kami relatif tidak sensitif terhadap radiasi, karenanya, kamilah yang harus ke sana dan bekerja," sambung dia. Yamada adalah mantan teknisi dari Sumitomo Metal Industries Ltd. Dia memiliki puluhan tahun pengalaman sebagai teknisi mesin. Yamada juga pengidap kanker yang berhasil sembuh. Dia mengatakan sangat menikmati hidupnya, tapi ia ingin membuat perubahan bagi Jepang. Saat diwawancara CNN, ponsel Yamada tiba-tiba berdering. Ia tidak langsung mengangkat teleponya. Ia mengambil alat bantu dengar. Ia tempelkan alat bantu itu di telinganya. Barulah ia menerima telepon tersebut, yang dari media lain memohon waktu untuk wawancara. Adalah Penasihat PM Jepang, Goshi Hosono, yang menyebut mereka sebagai laskar berani mati. Meski demikian, pemerintah Jepang tidak gegabah langsung menyetujui niatan Yamada cs ke Fukushima. Masaaki Takahashi (65), anggota laskar, mengkritik sebutan 'berani mati' itu. Dengan kerendahan hati ia mengatakan, laskar manula tidak melakukan hal yang luar biasa. "Kami biasa saja. Kami berfikir harus melakukan sesuatu, dan ini yang akan kami lakukan. Kami tak bisa membiarkan orang-orang dewasa itu malakukannya," kata Takahashi. Takahashi bertugas di bagian administrasi laskar. Ia yang menerima formulir pendaftaran dari para manula lainnya, maupun menerima sumbangan dari para donor. Saat ini, kata dia, sudah ada 900 donor, dan 250 manula yang siap turun ke Fukushima. Kazuko Sasaki (69), pendiri laskar ini mengatakan, secara pribadi ia memiliki motif pribadi untuk bersiap ke Fukushima. "Generasi saya adalah generasi tua, yang saat itu mempromosikan penggunaan PLTN ini. Lah kalah kami tidak bertanggungjawab terhadap PLTN itu, siapa lagi yang mau bertanggungjawab?" Ia menambahkan, "Ketika kami muda, kami memang tidak pernah berfikir tentang kematian. Tapi kematian makin terasa akrab saat umur terus bertambah." "Saya punya feeling, kalau maut menunggu kami di Fukushima. Tapi jangan salah, saya bukannya mau mati konyol. Hanya saja, saya dan rekan-rekan merasa sama, kami lebih pasrah terhadap kematian," sambung Sasaki. Ia lalu membandingkan risiko terkena radiasi antara manula dan dewasa normal. Bila dewasa berumur 30 tahun terjun ke Fukushima, maka pada umur 35-40 baru terasa radiasi itu mempengaruhi tubuhnya. Sementara terhadap laskar manula, dengan umur rerata 60 tahun, kemungkinan kena kanker akibat radiasi nuklir sekitar umur 75-80 tahun. "Tanpa radiasi pun, kami kemungkinan juga kena kanker karena sebab lainnya," kata Sasaki. Tepco, pemilik Fukushima, berterima kasih atas tawaran laskar manula itu. Namun saat ini Tepco belum berniat menerjunkan para manula itu. Yamada mengatakan, dia telah bertemu dengan penasihat PM Jepang. Ia percaya kalau cepat atau lambat laskar manulanya akan turun ke Fukushima. Alasannya sederhana. "Jepang membutuhkan kami," kata dia. Redaktur: Stevy Maradona Sumber: cnn [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/