Foto: Bersihar Lubis
Kolom Senin, 20 Jun 2011 06:43 WIB
Kolom
Lebih Cespleng Langsung Enak

Walau dicibiri karena dianggap "pemburu rente" dan menepiskan kepentingan 
rakyat, gairah mendirikan partai baru tetap berkobar-kobar. Tampillah Partai 
Nasional Demokrat dipimpin Surya Paloh. Masih ada Tommy Soeharto maupun Yenni 
Wahid, putri Gus Dur serta dua partai baru lainnya.

Mendirikan partai lebih enjoy ketimbang perseroan terbatas. Banyak aktor 
politik yang sukses meraih "rente" dan "proyek" dengan risiko bisa berujung di 
meja hijau. Inilah gimnastik politik yang "ngeri-ngeri sedap" tetapi asyik.

Kini muncul Partai Serikat Rakyat Independen (SRI). Konon, esais Goenawan 
Mohamad, wartawan senior Fikri Jufri, mantan politikus Rahman Tolleng ikut 
sebagai penggagasnya.

Komunitas Partai SRI dikenal sebagai pendiri situs www.srimulyani.net, 
pendukung pemikiran mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang kini bekerja di 
Bank Dunia.

Demokrasi memang belum tergantikan. Hanya dengan demokrasi kehendak supaya 
setiap kebijakan pemerintah haruslah demi kesejahteraan rakyat, bisa ditunaikan.

Namun gejala mendirikan partai baru melawan hukum pasar. Ibarat jumlah piring 
di meja makan terlalu banyak tapi nasinya sedikit. Pasti banyak yang gigit jari 
tak kebagian kursi dan porsi.

Maklum, pada Pemilu 2009 saja terdaftar 53 partai, tetapi hanya 38 partai yang 
lolos verifikasi. Kini, diprediksi 59 partai yang akan mendaftar, dan belum 
tahu berapa yang lolos.

Bisa diduga kompetisi akan menajam. Figur antarpartai adu tanding, siapa lebih 
memikat. Juga jualan program dan ideologi. Tampaknya, partai berideologi 
nasional lebih banyak tapi ceruk yang dibidik itu-itu juga.

Duel antara PDIP, Golkar, Partai Demokrat, Gerindra, Hanura, serta partai 
nasional sejenis lainnya akan mendidih. Partai agama rada sedikit. Mestinya 
berpeluang bagus, tetapi sejak Pemilu 1999, partai nasional masih lebih favorit.

Sesungguhnya, para pemilih berpeluang "menghukum" partai yang tidak becus 
memperjuangkan kepentingan rakyat pada Pemilu 2014. Lihat track record-nya. 
Siapa paling banyak terlibat korupsi, dan siapa yang relatif lebih bersih.

Tapi, ah, saya ragu. Seberapa banyak yang peduli partai bersih? Semoga saya 
salah, tetapi saya duga sikap transaksional kian mekar. Siapa yang "ringan 
tangan" menyelipkan lembaran Rp 100.000 atau Rp 200.000 lengkap dengan duit 
transport dan nasi bungkus dibarengi iming-iming di lidah tak bertulang, akan 
unggul.

Fenomena itulah yang dimanfaatkan oleh para aktor politik. Cespleng, dan 
langsung enak. Tak peduli pentas politik tak pernah naik kelas. *** (Bersihar 
Lubis)



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke