Rerfleksi : Filipina dan Bangladesh  adalah negeri jauh dimata dari tanah suci 
alias Arab Saudia, tetapi Mesir, negeri tetangga, satu bahasa, kebudayaan dan 
agama  pun sama. Mesir sudah beberapa tahun lalu tidak lagi mau mengirimkan 
tenaga kerja, teristimewa PRT mereka ke Arab Saudia. Mengapa demikian dan 
mengapa NKRI tetap mengirim? Tentu saja ada alasan. Apakah alasannya karena 
NKRI perlu turunan bintang film seperti dikatakan oleh  JM Kalla ataukah ada 
alasan serius yang membuat pengiriman TKI terus berlangsung setelah rezim 
Soeharto naik panggung kekuasaan? Apa komentar Anda?  

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/06/22/brk,20110622-342520,id.html

Khofifah: Filipina dan Bangladesh Sudah Stop Kirim PRT ke Arab 
Rabu, 22 Juni 2011 | 14:07 WIB

  
Sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Jeddah, Arab Saudi, masuk ke ruang 
tunggu Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (4/5). Kementerian Kesehatan 
mencatat ada 2.352 orang TKI bermasalah yang dipulangkan dengan Kapal Motor 
Labobar, terdiri dari 2.163 orang dewasa, 123 orang diantaranya ibu hamil, 93 
anak-anak, dan 96 bayi. Para TKI tersebut dipulangkan karena melebihi masa 
tinggal (overstay) di Arab Saudi. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar 
Parawansa, mendesak pemerintah segera melakukan moratorium pengiriman tenaga 
kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi. Selanjutnya, pemerintah bisa mencontoh 
negara Filipina dan Bangladesh dalam hal pengiriman TKI ke luar negeri, 
khususnya Arab Saudi.



"Kalau moratorium bisa dilakukan, kita bisa mengikuti jejak Filipina di tahun 
2001. Waktu itu mereka sudah bisa bernegosiasi dengan Arab Saudi secara 
detail," katanya di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu 22 Juni 2011. 



Filipina, menurut Khofifah, menegosiasikan hak-hak tenaga kerja mereka hingga 
ke masalah terkecil. Contohnya, ukuran kamar tempat mereka tinggal harus 
mencukupi, mendapatkan libur di hari Minggu, sampai berapa watt lampu kamar 
yang dihuni oleh para tenaga kerja. 



"Misalnya, kami kirim TKW, pembantu rumah tangga, dengan gaji sekian 
keahliannya adalah ini. Itu semua masuk dalam negosiasi tersebut," kata dia. 
"Maksud saya, kalau ada moratorium segera dilakukan negosiasi detail seperti 
itu."



Karena itu, kata dia, kalau ada ketidaksesuaian dengan kontrak, Pemerintah 
Indonesia bisa menegosiasi ulang. "Bahkan kalau bisa, menurut saya, untuk ke 
Saudi, kita seharusnya tidak lagi mengirim pembantu rumah tangga," ujarnya.



Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Abdurrahman Wahid ini juga 
mencontohkan Bangladesh. Menurut dia, Bangladesh saja yang pendapatan 
perkapitanya di bawah Indonesia, sudah tak lagi mengirim pembantu rumah tangga 
(PRT) ke Arab Saudi. "Filipina juga sudah tidak mengirim pembantu rumah tangga 
ke sana. Jadi, mereka sudah mengirim semacam perawat atau jenis formal worker 
lainnya," kata dia.



Khofifah menduga berulangnya kejadian yang menimpa TKI dengan kasus terkini, 
Ruyati, karena Pemerintah Indonesia tak memiliki cukup keberanian untuk 
bernegosiasi masalah ini dengan Kerajaan Arab Saudi.



"Saya khawatir bukan tidak mau, tapi tidak berani bernegosiasi dengan Arab 
Saudi. Sebab, nanti akan berimpilikasi kepada, misalnya, ketidakmampuan membuka 
lapangan kerja di dalam negeri yang akan berimplikasi pada banyaknya 
pengangguran yang menimbulkan kriminalitas dan lain sebagainya," katanya.



MUNAWWAROH

Berita terkait
  a.. Pemerintah Pertimbangkan Moratorium TKI Arab Saudi   
  b.. Ketua DPR Usulkan Ada Tim Khusus Permintaan Maaf TKI   
  c.. Ditawari Umrah dan Naik Haji, Orang Desa Tertarik Jadi TKI ke Arab 
  d.. Pemerintah Akan Perbanyak Pengacara untuk TKI 
  e.. Jumhur: UU Perlindungan TKI Berhenti di Pagar Rumah Majikan   


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to