Refleksi : Bagaimana diplomasi dengan Arab dirubah, kalau mereka adalah penjaga 
dan pengang kunci pintu gerbang surga? 

Hal yang terpenting ialah kedaran warga dipertinggi dan tidak mudah percaya dan 
terpersona oleh dongeng-dongeng yang disemport ke lubang telinga.

http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/06/23/brk,20110623-342838,id.html

Pemerintah Diminta Ubah Diplomasi Dengan Arab 
Kamis, 23 Juni 2011 | 16:27 WIB

  
TEMPO/Imam Sukamto


TEMPO Interaktif, Jakarta - Duta Besar Indonesia berkuasa penuh untuk Arab 
Saudi, Gatot Abdullah Mansur, mengklaim sembilan orang warga negara Indonesia 
sudah mendapatkan maaf dari keluarga dan Kerajaan Arab. Tiga orang di antaranya 
sudah pulang ke Tanah Air. "Paling tidak saat ini masih ada 23 orang lagi yang 
terancam hukuman mati," kata Duta Besar Gatot saat rapat dengar pendapat di 
DPR, Kamis, 23 Juli 2011.



Gatot berjanji dengan terjadinya hukuman mati pada Ruyati, kedutaan akan lebih 
alert dengan berbagai masalah yang menjerat TKI. "Jangan menyerahkan masalah 
ini pada Tuhan. Kalau masalah ini diserahkan pada Tuhan, buat apa ada 
Kementerian Luar Negeri?" kata Heri Ahmadi, anggota DPR.



Heri mendesak pemerintah membuat analisis data daerah operasi di luar negeri 
dan membuat instrumen syarat apa saja ke suatu negara. "Kalau Departemen Luar 
Negeri tidak mampu melindungi, tidak usah mengirimkan warga negara pada suatu 
negara," kata Heri.



Effendi Choerie menegaskan kesalahan terbesar bukan pada Kementerian Luar 
Negeri atau duta besar, tapi presiden sebagai pimpinan pemerintah pusat. 
"Menteri Luar Negeri punya kesalahan, itu Presiden yang salah," kata Effendi.



Dia menegaskan pemerintah perlu mengkaji penghentian pengiriman haji dan umroh 
paling tidak selama lima tahun. Hal ini dalam konteks kepentingan bangsa. Agar 
diplomasi dengan Arab Saudi bisa total. "Dia (Arab) juga bertetangga yang hidup 
berhubungan antarnegara, antarbangsa, jangan sampai Arab merasa ekslusif," kata 
Effendi.



Hidayat Nurwahid mengamini apa yang diinginkan Effendi. Dia mengusulkan agar 
Indonesia mengubah diplomasi yang hanya soal TKI, tapi juga soal pemberangkatan 
haji dan umroh terbesar di dunia. "Diplomasi yang seolah-olah sekelas TKI dan 
TKW diubah dengan diplomasi haji dan umroh karena ukuran ekonominya dan 
sosialnya," kata Nurwahid.



ALWAN RIDHA RAMDANI

Berita terkait
  a.. DPR Pertanyakan Kapasitas Duta Besar Arab Saudi   
  b.. Yudhoyono Bentuk Tim Khusus Urusi Legislasi yang Macet   
  c.. Menaker: BNP2TKI Tak Bentrok dengan Satgas TKI   
  d.. Imparsial Minta Pemerintah Cabut Hukuman Mati   
  e.. TKI Asal Sumbawa Barat Terancam Hukuman Gantung   


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to