http://www.ambonekspres.com/index.php?option=read&cat=42&id=34482
SENIN, 26 September 2011 | 


Catatan Pelaksanaan PIT dan Kongres VIII ISOI 2011


Laut untuk Kesejahteraan Rakyat


Bertepatan dengan 15 tahun Deklarasi Pembangunan Benua Maritim Indonesia yang 
telah diselenggarakan pada tahun 1996 lalu di Makassar, dengan menggusung tema 
“Laut untuk kesejahteraan rakyat”, Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) 
akan melaksanakan Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan (PIT) VIII dan Kongres VIII 
tanggal 25-27 September mendatang di Makassar. 

ISOI yang didirikan sejak 1973 dan turut mendorong konsep pembangunan Benua 
Maritim Indonesia, dalam acara tersebut akan mengangkat beberapa agenda 
diataranya intraksi daratan, lautan dan atmosfir, Geosains kelautan dan 
hidro-oseanografi, mitigasi bencana kelautan dan perubahan iklim, pengelolaan 
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta kebijakan kelautan (ocean policy).


Secara filosofis, kekayaan alam pesisir dan laut beserta sumberdaya yang ada di 
dalamnya dikuasakan kepada negara oleh rakyat, untuk dikelola bagi 
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ini tertuang dalam aturan dasar negara (state 
fundamental norm) yaitu Pasal 33 Ayat (3) UUD RI 1945. Pasal ini memberikan 
mandat negara untuk menguasai sumber daya alam dengan tujuan kemakmuran bagi 
rakyat. Dengan demikian, pasal ini harus ditafsirkan bahwa bagaimana negara 
harus mengelola sumber daya alam laut dan pesisir sebagai sumber daya publik 
secara baik. 

Menjadikan laut dan kelautan secara bijak sebagai salah satu resources-based 
economy bangsa yang merupakan salah satu komponen yg diamanahkan oleh deklarasi 
Benua Maritim cukup beralasan. Berbagai potensi besar sumberdaya yang tersimpan 
di dalamnya mengandung nilai ekonomi yang sangatnyata dan dapat dikembangkan 
bagi pembangunan nasional. 

Laut dan wilayah pesisir memiliki nilai strategis dengan berbagai keunggulan 
komparatif dan kompetitif sehingga berpotensi menjadi prime mover pengembangan 
wilayah nasional. Bahkan secara historis menunjukan bahwa wilayah pesisir ini 
telah berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat karena berbagai keunggulan 
fisik dan geografis yang dimilikinya. 

Keberadaan Indonesia secara gografis yang strategis, terletak di antara dua 
Samudera, Pasifik dan Atlantik serta diapit oleh dua benua Asia dan Afrika 
menjadikannya memiliki arti penting secara geopolitik dan geostrategik bagi 
kepentingan Nasional. Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok menempatkan 
negeri ini berada pada posisi penting dalam perdagangan, keamanan global dan 
mempunyai posisi kekuasaan yang kuat dalam hubungan internasional terhadap 
Negara-negara khususnya yang berhubungan dengan laut. 

Posisi geografi tersebut menjadikan Indonesia sebagai persimpangan lintas 
pelayaran niaga utama atau “across of the commercial shipping line” tentunya 
sangat berpengaruh pada politik dan ekonomi dunia. 

Sebagaimana sejarah membuktikannya bahwa Who command the sea, command the 
world, penguasaan laut sangat menentukan kekuatan dan ketahanan suatu Negara. 
Namun terdapat persoalan mendasar yang belum tuntas yang menyebabkan sampai 
saat ini posisi tawar sektor kelautan masih sangat lemah dibandingkan dengan 
sektor lain. Persolan tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi kita semu.

Wilayah pesisir dan laut beserta sumberdaya alamnya bagi pembangunan ekonomi 
bangsa Indonesia paling tidak dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu secara 
biofisik, wilayah pesisir dan laut Indonesia yang memiliki garis pantai 
terpanjang kedua setelah Kanada, sekitar 75% dari wilayah Indonesia merupakan 
wilayah perairan (58 juta km2 termasuk ZEEI). 

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang berdasarkan hasil survey toponimi 
pulau tahun 2007 hingga tahun 2010 dan verifikasi terakhir Kementerian Kelautan 
dan Perikanan (KKP) diketahui bahwa Indonesia memiliki jumlah pulau 13.466 yang 
menyebar dari Sabang hingga Merauke. Selain dari itu, Indonesia juga memiliki 
jumlah keanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Brasil. Bahkan, dalam hal 
keanekaragaman hayati laut menurut IUCN (1995), Indonesia merupakan center of 
biodiversity dan menempati posisi terbesar di dunia, mulai dari mangrove, 
padang lamun hingga terumbu karang.

Menghadapi tantangan era globalisasi persaingan bebas (Asian Free Trade Area - 
AFTA), sektor kelautan menjadi begitu penting artinya bagi pembangunan suatu 
Negara kepulauan terbesar di dunia seperti Indonesia (the largest archipelagic 
nation in the world). Dengan potensi sumberdaya alam laut yang luar biasa 
besarnya, idealnya harus membuktikan bahwa ia merupakan Negara terbaik dalam 
pemanfaatan dan pengelolaan potensi kepulauan yang dimilikinya.

Sektor kelautan Indonesia membutuhkan perhatian kelembagaan yang serius dengan 
peningkatan kapasitas development actor yang professional dan memahami masalah 
kelautan di Indonesia yang tentunya dikawal dengan strategi penanganan 
komprehensif, sinergis, dan produktif yang melibatkan kerjasama berbagai sektor 
dan stakeholder sehingga revitalisasi berbagai kegiatan ekonomi secara simultan 
dan membangkitkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dapat segera 
terlaksana. Pembangunan tersebut mencakup bidang ekonomi, perhubungan, bahan 
pangan, lingkungan, hankam, social budaya dan hubungan politik dengan dunia 
luar.

Upaya revitalisasi kegiatan ekonomi kelautan perlu difokuskan pada pembangunan 
ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge based economics), penganggaran, 
penanganan wilayah perairan, khususnya dalam pengelolaan potensi laut. Selain 
dari itu, wawasan kelautan yang terintegrasi pada elemen-elemen pemerintahan, 
terutama pada dinas-dinas yang berhubungan langsung dengan sektor pesisir dan 
kelautan maupun dinas-dinas pemerintahan pada umumnya, juga harus ditingkatkan. 
Dengan wawasan kelautan yang terintegrasi, maka kebijakan-kebijakan yang 
dikeluarkan atau setiap langkah dalam pengambilan keputusan akan selalu merujuk 
pada konsep yang berbasis kemaritiman. 

Tentunya dalam mengawal proses pembangunan tersebut dibutuhkan adanya payung 
hukum berupa Kebijakan Kelautan Nasional (National Ocean Policy) yang 
komprehensif dan harus berbasis riset dan iptek (Research Based Ocean Policy). 
Selain dari itu perlunya menyiapkan roadmap penggunaan dan pemanfaatan 
keanekaragaman hayati kelautan yang didedikasikan untuk kepentingan nasional 
dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat dalam Kebijakan Ekonomi 
Kelautan Nasional (National Ocean Economic Policy); serta perlunya tata kelola 
kelautan yang baik (Ocean Governance) sebagai panduan atau code of conduct 
dalam pengelolaan kelautan secara holistic sesuai dengan harapan dan agenda 
besar Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mewujudkan negara yang kuat, 
maju dan mandiri di bidang kelautan

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke