http://www.suarapembaruan.com/nasional/barnabas-suebu-saya-tidak-pernah-mencuri-uang-otsus/13114
Barnabas Suebu : Saya Tidak Pernah Mencuri Uang Otsus

Kamis, 3 November 2011 | 10:15

 Barnabas Suebu (Foto: SP/Robert Isidorus Vanwi) [JAYAPURA] Mantan Gubernur 
Papua 2006-2011, Barnabas Suebu, mengaku dirinya tidak pernah mencuri uang 
Otonomi Khusus. 

“Saya tidak pernah mencuri dana Otonomi Khusus, itu fitnah. Dan kita tahu 
fitnah lebih kejam dari pembunuhan,”ujar Suebu kepada wartawan di Jayapura, 
baru-baru ini. 

Bantahan ini, ia katakan terkait pernyataan mantan pimpinan Organisasi Papua 
Merdeka (OPM) Nicholaus Jouwe (30/10) lalu, dalam tayangan live sebuah stasiun 
TV. 

Dikatakan, laporan masyarakat kepada lembaga-lembaga pemerintah bahwa 
disinyalir ada korupsi besar-besaran di Provinsi Papua. “Atas laporan itu telah 
dilakukan pemeriksaan secara berlapis baik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 
(KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pusat , Perwakilan Papua dan Inspektorat 
Jenderal Kementrian Dalam Negeri. KPK bahkan telah berkantor selama kurang 
lebih sebulan di kantor Gubernur Papua,”ujarnya. 

Menurutnya, adalah hak masyarakat untuk melaporkan dugaan adanya korupsi, 
sesuatu yang seharusnya terjadi di dalam suatu kehidupan berdemokrasi yang 
sehat. Tentu saja pelaporan seperti itu harus disertai dengan bukti-bukti yang 
cukup. “Saya memberi dukungan sebesar-besarnya kepada lembaga-lembaga KPK,BPK 
maupun Itjen Kemedagri untuk melakukan investigasi secara independen tanpa 
dicampuri oleh pihak manapun. Hasilnya adalah, bahwa dalam laporan hasil 
pemeriksaan (LPH) tidak ada satupun kata pun yang menunjukan indikasi bahwa 
Gubernur Papua melakukan korupsi. Tidak ada juga indikasi yang menunjukan 
bahwaa APBD Papua, yang berjumlah trilliunan rupiah disimpan dan dikelola 
secara tidak sah dan melanggar sistem pengelolaan keuangan Negara,”ujarnya 
meyakinkan. 

Permasalahan Papua! Kata dia, sebenarnya berakar dari berbagai pengalaman 
traumatis yang dialami oleh penduduk asli Papua dalam waktu yang lama, yang 
disebabkan ketidakadilan dan pelanggaran HAM sejak Papua kembali ke pangkuan 
Ibu Pertiwi. Salah satu wujud ketidakadilan itu adalah tingkat kesejahteraan 
rendah dan kemiskinan yang tinggi. Keadaan tersebut sebenarnya telah diupayakan 
untuk dikoreksi melalui Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. 

“Walaupun begitu ditahun-tahun awal pelaksanaan undang-undan ini, harus diakui 
bahwa belum banyak hal yang bisa dicapai. Salah satunya adalah karena 
pemerintah daerah di Papua, khususnya Pemerintah Provinsi Papua, tidak 
disiapkan dengan baik untuk memikul tanggungjawab dan melaksanakan amanat 
Otonomi Khusus sebagimana yang dikandung di dalam undang-undang tersebut. 
Kesiapan yang dimaksu adalah berupa sistem dan tata kelola pemerintahan yang 
baik,” kata Suebu. 

Selama pemerintahannya tahun 2006 dana Otsus yang diterima Rp 3 Triliun, tahun 
2007 berjumlah Rp 4 Triliun, tahun 2008 sebesar Rp 5 Triliun, tahun 2009 
berjumlah Rp 6.7 Triliun. [154] 
++++
http://www.suarapembaruan.com/nasional/mantan-gubernur-tak-tahu-aliran-dana-keamanan-dari-freeport/13088
Mantan Gubernur Tak Tahu Aliran Dana Keamanan dari Freeport
Rabu, 2 November 2011 | 14:58


[JAYAPURA] Mantan Gubernur Papua 2006-2011, Barnabas Suebu tak mengetahui 
aliran dana keamanan kepada PT Freeport Indonesia yang digelontorkan kepada 
pihak keamanan. 

"Saya sendiri kaget mendengar adanya aliran dana keamanan itu,"ujarnya kepada 
wartawan di Hotel Aston Jayapura, Rabu (2/11) petang.

Seperti dilaporkan di media, masalah uang keamanan yang dikucurkan kepada TNI 
dan Polri oleh PT Freeport Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden. Nomor 63 
Tahun 2004 dan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1672K-070-MEM-2007. 

Pada Tahun 2010 Freeport memberikan uang dana keamanan US$ 14 Juta atau sekitar 
Rp 126 Miliar. Namun dari tahun 2001 hingga 2010 perusahaan tersebut memberikan 
US$ 79,1 Juta atau Rp 711 Miliar 

Disinggung apa selama pemerintahannya, Barnabas Suebu pernah menerima uang dari 
PT Freeport? " Sedikitpun tak saya terima,"ujarnya. 

Ia juga mengimbau masalah PT Freeport Indonesia, dimana agar semua pemangku 
kepentingan bekerja untuk menyelesaikan masalah ini secara bijaksana untuk 
kebaikan semua. "Kebaikan perusahaan, kebaikan untuk karyawan, kebaikan untuk 
pemerintah dan kebaikan untuk masyarakat Papua,"ujarnya.

Kata dia, ibarat seekor sapi, masalahnya. Bukan di sapinya. Tetapi masalahnya 
adalah pada keadilan dalam membagi susu Sapi itu. 

"Mari semua pihak menjaga dan memelihara sapi tersebut, dan secara bersama-sama 
membicarakan tentang cara yang seadil-adilnya untuk membagi susu Sapi 
itu,"ujarnya.[154] 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke