http://epaper.korantempo.com/PUBLICATIONS/KT/KT/2011/11/18/index.shtml?ArtId=104_012&Search=Y


Pertamina tawar harga gas Tangguh tiga kali lipat


Nilai kontrak dengan Cina tidak adil.

PT Pertamina (Persero) bersedia membeli gas dari Tangguh, Teluk Bintuni, Papua 
Barat, dengan harga sekitar US$ 10 per million metric British thermal unit 
(MMBTU). 
Angka itu tiga kali lipat dari nilai kontrak pemerintah dengan Provinsi Fujian, 
Cina, senilai US$ 3,35 per MMBTU. “Kami menawarkan harga terbaik kepada 
pemerintah,“ ujar juru bicara Pertamina, Mochamad Harun, kemarin.

Pertamina tidak mau membeli gas dengan murah agar dapat menyesuaikan diri 
dengan harga di pasar. Lagi pula kontrak gas Tangguh dinilai terlalu murah.

Menurut Harun, Pertamina memprioritaskan gas Tangguh untuk mengisi kekurangan 
daya tampung terminal. Perusahaan sengaja tidak mencari gas di luar negeri 
meskipun banyak menerima tawaran. “Lucu kalau kami impor sementara mengekspor 
gas ke Fujian.” Pertamina menyarankan pemerintah melakukan renegosiasi nilai 
kontrak dengan Cina pada awal 2012. 

Renegosiasi kontrak penjualan gas Tangguh ke Cina menjadi masalah sensitif. 
Sebab, ketika kontrak diteken pada 6 September 2002, harga jual gas hanya US$ 
2,4 per per MMBTU. 

Pada 2006, Indonesia melakukan negosiasi ulang kontrak sehingga harganya naik 
menjadi US$ 3,35 per MMBTU. Selanjutnya, di 28 Agustus 2008, pemerintah 
membentuk tim renegosiasi kontrak gas Tangguh. 

Sayangnya, tim yang dipimpin pelaksana tugas Menteri Koordinator Bidang 
Perekonomian ketika itu, Sri Mulyani Indrawati, gagal menuntaskan renegosiasi 
harga dengan Cina. 

Sebelum Pertamina menyatakan komitmennya membeli gas Tangguh dengan harga 
tinggi, PT PLN (Persero) lebih dulu menyatakan kesiapannya membeli gas pada 
harga US$ 10-11. Kepala 

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi R. Priyono menilai 
harga ideal gas Tangguh di atas US$ 9. 
Harun mengimbuhkan, untuk menampung gas Tangguh, perusahaan milik negara ini 
sedang menyiapkan Floating Storage and Regasification Terminal di Teluk 
Jakarta. Terminal akan beroperasi Maret 2012 dan memasok gas ke PLN.

Terminal Teluk Jakarta memiliki kapasitas gas 3 juta metrik ton. Sebanyak 1,5 
juta metrik ton gas dipasok dari Bontang, Kalimantan Timur. Sisanya diharapkan 
datang dari Tangguh.

Total gas yang dapat dialirkan jika semua kapasitas terminal terisi adalah 400 
juta kaki kubik.
Pertamina menargetkan semua fasilitas selesai Januari 2012.

Awal Februari, Pertamina akan melakukan tes jaringan selama sebulan. “Bulan 
berikutnya, gas sudah bisa dialirkan ke PLN.“ PLN memilih memakai gas agar bisa 
menekan penggunaan bahan bakar fosil.

I WAYAN AGUS PURNOMO | EFRI

+++++

Stop Kirim Gas ke Cina 

Pengamat minyak dan P gas, Kurtubi, menghar gai langkah Pertamina yang berani 
membeli gas Tangguh pada harga lebih mahal dari harga kontrak dengan Cina. 
“Saya yakin Pertamina untung besar,“ ujarnya kepada Tempo.

Dia melihat, rendahnya harga gas ke Fujian mutlak menjadi dasar pemerintah 
melakukan renegosiasi kontrak. Pemerintah harus tegas saat menghadapi situasi 
yang tidak menguntungkan ini.

Kerugian yang dialami negara setiap tahun akibat rendahnya nilai kontrak 
mencapai US$ 2 miliar. Jika tidak menemukan titik temu dengan Fujian, 
pemerintah disarankan menghentikan pasokan gas ke Fujian.
“Stop kirim gas ke sana!“ Kemungkinan terburuk yang dihadapi Indonesia adalah 
dibawanya kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Internasional.
Dia menilai wajar jika persoalan yang melibatkan dua negara diselesaikan 
melalui hukum internasional.

Tapi Kurtubi yakin rendahnya nilai jual gas akan menguntungkan Indonesia. 
Apalagi Cina tidak memiliki iktikad baik untuk melakukan perjanjian ulang.

Pemerintah disarankan segera membentuk tim investigasi independen untuk 
menyelidiki kontrak dengan Cina. “Apakah mekanisme kontrak dilakukan dengan 
benar?“ Dia juga menyoroti buruknya manajemen minyak dan gas dalam negeri. 
Semestinya, pemerintah tidak melakukan ekspor gas dulu ke luar negeri.
“Fokus saja pada pemenuhan dalam negeri,“ kata Kurtubi. 

     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to