Refl: Apakah tidak lebih baik berjuang meruntuhkan rezim tukang copet nan 
berkuasa yang tak henti-henti membuat malapetaka kepada rakyat dari pada bakar 
diri?.


http://www.harianterbit.com/artikel/fokus/artikel.php?aid=139534


Puluhan buruh siap bakar diri
      Tanggal :  12 Dec 2011 
      Sumber :  Harian Terbit 
JAKARTA - Aksi nekad bakar diri karena kecewa dengan pemerintahan SBY mengatasi 
kemiskinan dan menghabisi koruptor bakal berlanjut. Setelah Sondang Hutagalung, 
mahasiswa Universitas Bung Karno, puluhan aktivis pembela rakyat tengah 
siap-siap untuk melakukan aksi tersebut dalam waktu dekat. Mereka siap jadi 
martir lewat bom bunuh diri.

Demikian pengakuan sejumlah tokoh dan aktivis kepada Harian Terbit di Jakarta, 
Senin (12/12). Hal ini dibernarkan aktivis Petisi 28, Harsya M dan Indro 
Tjahyono, keduanya mengaku mendengar puluhan aktivis tengah bersiap melakukan 
aksi yang sama. Alasannya, mereka kecewa dengan pemerintahan SBY yang tidak 
prorakyat tapi pro kepada koruptor.

Di samping itu, lanjut Indro, saat ini banyak yang sudah tidak lagi memikirkan 
dirinya atau rela mengorbankan nyawanya untuk menjadi martir. "Daripada hidup 
susah di negeri sendiri, apalagi setiap hari menyaksikan penderitaan rakyat, 
saya kira akan banyak aktivis dan orang-orang biasa yang nekat bunuh diri demi 
kesejahteraan rakyat," ujar Indro.

Hartsa Mashihul juga membenarkan akan ada puluhan aktivis buruh yang siap 
melakukan aksi bakar diri seperti yang dilakukan Sondang. Hal itu dilakukan 
merupakan bentuk kekecewaan dan protes kegagalan SBY memberangus korupsi dan 
kemiskinan.

"Saya dengar mereka akan melakukan aksi gila karena selama ini SBY buta dengan 
matanya dan telinganya tuli. Aksi yang dilakukan selama ini tidak didengar dan 
tidak digubrisnya, sehingga mereka mau mengorbankan diri dan jiwanya dengan 
membakar diri. Ada juga yang mau melakukan aksi bom bunuh diri," kata Hartsa.

Namun, Hartsa dan Indro lebih setuju dengan tidak membakar diri. Untuk 
menggulingkan SBY, ujar keduanya, lebih baik dilakukan dengan cara mencegat 
mobilnya di tengah jalan dan menduduki Istana. 

Kecewa
Secara terpisah, psikolog Mintarsih A Latief menjelaskan, di tengah kebingungan 
mencari jalan keluar atas masalah bangsa yang makin parah, diperkirakan banyak 
orang yang akan mengikuti jejak Sondang.

"Sama seperti Sondang, mereka akan mengirimkan pesan tragedi bahwa negara 
dianggap tak lagi bisa diandalkan karena tak mampu menyelesaikan masalah 
bangsa. Pemimpin negara, terutama presiden, dinilai gagal mengelola negara dan 
tak bisa mengatasi penderitaan rakyat," kata Mintarsih.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia Nining 
Elitos mengemukakan, aksi yang dilakukan Sondang merupakan bentuk kekecewaan 
gerakan rakyat atas pemerintahan SBY yang sudah tidak peduli dan berpihak 
kepada rakyat.

"Pemerintah dan DPR selama ini telah merampok uang rakyat dan pihak pengusaha 
mengambil sumber daya alam Indonesia. Aksi bakar diri itu merupakan suatu 
kewajaran. Kaum buruh akan terus melakukan aksi kekecewaan terhadap pemerintah. 
Aksi bakar diri lebih efektif untuk melawan pemerintah," papar Nining.

Patriot perubahan
Sementara itu, Dewan Penyantun Universitas Bung Karno, Dr Rizal Ramli 
mengatakan, aksi bakar diri Sondang merupakan wujud kegeraman seorang warga 
atas ketidakmampuan pemerintahan SBY-Boediono mengentaskan kemiskinan dan 
memberantas korupsi. 

Rizal berharap dengan aksi Sondang yang berujung pada kematian itu, menjadi 
pelajaran bagi pemerintah untuk bisa memerhatikan rakyat kecil.

Menurutnya, Sondang adalah ahasiswa yang memiliki cita-cita mulia. "Bapaknya 
seorang sopir taksi. Dia berani mengorbankan diri untuk cita-cita perubahan 
untuk Indonesia bisa lebih baik. Setiap perjuangan ada pengorbanannya, banyak 
pahlawan seperti Bung Karno, mengorbankan jiwa raga. Reformasi 98, adik-adik 
mahasiswa dan terjadi perubahan, kami ingin menyatakan, bahwa Sondang a-dalah 
patriot perubahan," kata Rizal Ramli di Auditorium Universitas Bung Karno, 
Jakarta Pusat, Minggu (11/12).

Dia menambahkan, Sondang bukanlah mahasiswa yang bodoh. "Mengucapkan bela 
sungkawa, saya terharu, prestasinya bagus. IPKnya 3,7," tukas-nya dihubungi 
Senin pagi.

Rizal meminta agar perjuangan Mahasiswa tidak berhenti sampai di sini. "Kita 
lanjutkan perjuangan, untuk Indonesia yang lebih jaya dan hebat," tandasnya.

Civitas akademika Universitas Bung Karno (UBK), Ahad (11/12), memberi 
penghormatan terakhir kepada Sondang. Setelah aksi bakar diri yang 
menghanguskan hampir seluruh tubuhnya, Rabu silam, Sondang meninggal Sabtu 
kemarin, tepat di saat masyarakat penggiat hak asasi manusia memeringati Hari 
HAM Sedunia.

Aksi ini ditanggapi Sekretaris Kabinet Dipo Alam. "Aksi Sondang tidak ditirukan 
oleh pemuda atau mahasiswa lain. Saya menyesalkan aksi mahasiswa UBK itu. Itu 
cara berjuang yang keliru. Pemuda berjuang harus berani hidup. bukan berani 
mati," kata mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia di era Presiden 
Soeharto itu. 
(junaedi/dodo)

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke