fyi : Drama Musikal Malin Kundang, di GKJ Jakarta, 19-20 Desember 2003.
 
 
 
"C"
-------------------------------
 
 
INSTITUT MUSIK DAYA MENGGARAP DRAMA MUSIKAL 'MALIN KUNDANG'

Institut Musik Daya mempersembahkan sebuah drama musikal barat menurut legenda rakyat Indonesia bertajuk “MALIN KUNDANG”. Pertunjukan perdana karya ini oleh profesor akademi musik Tjut Nyak Deviana Daudsjah beserta anak didiknya akan berlangsung di Gedung Kesenian tanggal 19 dan 20 Desember 2003 pukul 20.00 WIB mendatang.

‘Malin Kundang’, sebuah legenda Indonesia yang sangat terkenal ini sekarang dapat dinikmati di atas pentas. Semua orang tahu bahwa cerita ini mengisahkan seorang janda nelayan yang miskin dan anak semata wayangnya, Malin. Karena kecewa dengan sikap sang anak setelah menjadi kaya, janda ini mengutuk anaknya menjadi batu. Pertunjukan ini dibuat dalam bentuk drama musikal 3 babak dengan melibatkan 42 aktor, penari dan penyanyi yang berlatar sebuah
perkampungan nelayan di daerah Sumatra Barat. Indonesia sepantasnya bangga. Setelah 2 tahun mengajarkan sejarah musik, komposisi dan seni teater, Institut Musik Daya menciptakan karya orisinil ini dengan aransemen musik berupa ensembel alat musik gesek (string ensemble), alat musik tradisional Sumatra Barat ‘Talempong’, hingga memperdengarkan Daya Big Band. Perpaduan musikal budaya ini ibarat detak jantung dalam perkampungan global dan untuk itulah Tjut Deviana kembali ke Indonesia.

Dalam pertunjukan ini, penonton akan dapat mendengarkan 11 lagu yang untuk pertama kalinya dimainkan. Dinyanyikan oleh para penyanyi utama dan juga paduan suara yang harmonis, seperti ‘The Best Mom in the World’, ‘I’m not a Boy Any More’ yang menyampaikan cerita ini dalam berbagai jenis musik mulai dari pop, hip-hop, rap, klasik, hingga jazz big band. Perpaduan yang cukup berani dalam cerita rakyat ini, secara inovatif dibuat dalam komposisi yang kontemporer sehingga akan memperlihatkan bahwa Indonesia mampu menciptakan drama musikal orisinil bagi dunia pentas.

Cobalah melihat pertunjukan pendahuluannya dalam adegan ‘Tiga Ibu Penggosip’ (Three Ladies Gossiping) dan Anda akan merasakan sentuhan karya Disney ataupun Broadway dalam bahasa Indonesia and moods multi-layered with English lyrics in classic and operatic rhythms, “Ssssttt, ibu-ibu yang ada di sini! Aku mau bercerita tentang seorang janda dan anak lelakinya. Apa? Janda dan anak lelakinya? Iya, seorang janda! Seorang janda tua yang miskin. Kasihan! Kasihan sekali! Dia tua dan kurus.” Jadilah orang yang pertama kali menyaksikan drama musikal terbaru dari Indonesia ini yang dipersembahkan bagi dunia luar.

Tjut Nyak Deviana Daudsjah menulis sebagian besar lirik dan musiknya bersama dengan salah satu murid, Titi Handayani. Kontributor lainnya yang juga merupakan murid beliau adalah Doni Yudo Nugroho sebagai Sutradara (Director), Indra Perkasa sebagai Dramaturgi, dan Ahmad Ananda sebagai Sutradara Teknis (Technical Director).

Dua penyanyi utamanya adalah Johan Jaffar sebagai Malin dan Helen Nanlohy sebagai sang Ibu. Tjut Nyak Deviana Daudsjah dikenal sebagai pianis, vokalis, arranger, komposer, profesor musik, dan konduktor di balik pembuatan musik di Indonesia. Ia yakin bahwa kesuksesannya adalah utang terhadap orangtuanya yang berasal dari Aceh dan Manado ini. Deviana pernah tinggal dan bekerja di Jerman dan Swiss sejak tahun 1975 hingga tahun 2000. Ia berpengalaman selama 25 tahun dalam teater musikal dan musik klasik, jazz serta musik pop.

Sebagai pianis sekaligus vokalis, pengajar dan sutradara musik, ia menolak tawaran yang menggiurkan dari dunia akademi dan rekaman demi menjawab panggilan untuk kembali ke Indonesia pada awal tahun 2000. Deviana mendirikan Institut Musik Daya, sebuah Akademi Musik Jazz dan Kontemporer yang independen dan berlokasi di Kemang, Jakarta. Akademi ini menawarkan pendidikan selama 4 tahun untuk mendidik musisi profesional menjadi musisi yang berwawasan luas sekaligus pendidik di bidang musik dengan pengetahuan musikal dan sosial yang komprehensif dan memberi penekanan pada kekuatan karakter sebagai sosok individu.

Melalui drama musikal yang memadukan komposisi musik klasik dan kontemporer ini, pentingnya pertunjukan seni dan pendidikan musik di Indonesia sebagai suatu disiplin ilmu yang terabaikan, akan lebih diperhatikan. Deviana berkata,”Adalah bagian dari impian saya untuk mengembangkan kemampuan murid-murid saya sehingga menjadi orang yang berintelektual, terdidik, berwawasan luas, bertanggung jawab dan berani mengambil resiko. Murid-murid saya yang telah memiliki pengalaman seperti ini akan memperoleh pengertian yang mendalam bahwa pembelajaran musik tidak berhenti sampai pada pemainan musik di kafe-kafe. Mereka niscaya akan mampu merengkuh dunia menjadi panggungnya.”

Bagi anda yang tertarik menonton acara ini dan membutuhkan informasi lebih lanjut silakan menghubungi Institut Musik Daya di nomor Telepon & Fax 71792331 atau email [EMAIL PROTECTED] Sementara tiket dapat dibeli dengan menghubungi Bel Canto di (021) 831-6808. (*/WJ)

 


Upgrade Your Email - Click here!

_______________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/listinfo/rantau-net
_______________________________________________

Kirim email ke