Meninggal, Korban Gempa di Sumbar
* Warga Panik, 11 Kali Gempa Susulan



Painan, Kompas - Gempa tektonik berkekuatan 5,9 skala Richter yang terjadi hari Minggu (22/2) dan berpusat di Selat Mentawai, ternyata menyebabkan seorang korban meninggal di Padanglaweh, Kecamatan Ranahpesisir, Kabupaten Pesisirselatan, sekitar 154 kilometer selatan Kota Padang, Sumatera Barat. Data sebelumnya dilaporkan bahwa gempa itu hanya menyebabkan empat orang luka-luka dan 44 unit rumah hancur.

"Dari pendataan yang terus dilakukan, selain jumlah rumah yang rusak bertambah, ada satu korban meninggal. Korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit di Padang ini diidentifikasi bernama Ikhlas (8), warga Nagari Padanglaweh," ungkap Bupati Pesisirselatan Darizal Basir melalui Humas Sabrul Bayang, Selasa, di Painan.

Ikhlas, murid kelas 1 Sekolah Dasar Padanglaweh, Ranahpesisir, saat terjadi gempa diselamatkan orangtuanya dengan cara menggendong. Namun, terhindar dari reruntuhan rumah, Ikhlas dan ibunya malah tersungkur di halaman.

Ikhlas pingsan seketika dan tak siuman. Diduga koma, Ikhlas hendak dibawa orangtuanya berobat ke rumah sakit umum di Padang. Malang baginya, dalam perjalanan sampai di Tarusan, Ikhlas meninggal dan Selasa kemarin dikebumikan di pemakaman keluarga di Padanglaweh.

Seperti diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 5,9 skala Richter itu hampir dirasakan di seluruh kota/kabupaten di Sumatera Barat (Sumbar). Tapi dari pengamatan di lapangan, hanya di Kabupaten Pesisirselatan yang ditemui ada korban, yakni 4 luka dan 44 bangunan rusak atau hancur. Di Kota Padang juga ada sejumlah rumah yang pecah kacanya dan retak-retak dindingnya.

"Dari 13 kecamatan, belum seluruhnya laporan masuk ke Pemerintah Kabupaten Pesisirselatan. Sampai Selasa, korban baru diketahui tersebar di empat kecamatan, yakni Tarusan, Bayang, Batangkapeh, dan Kecamatan Sutra. Rabu lalu masuk laporan, seorang korban tewas di Kecamatan Ranahpesisir dan sejumlah rumah rusak. Untuk sementara, diperkirakan 60 unit rumah yang rusak dan sebagian rubuh," papar Sabrul.

Semakin panik

Sepanjang Selasa kemarin, terjadi lagi 11 kali gempa susulan berkekuatan 2,8 sampai 4,0 skala Richter dengan pusat gempa di Nagari Gunuang Rajo, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanahdatar. Akibat gempa susulan itu, ribuan warga di situ semakin panik. Mereka cemas, karena trauma gempa yang masih membekas.

Masyarakat di Pitalah, Batipuah, dan Gunuang Rajo, sejak gempa berkekuatan 5,6 skala Richter yang terjadi Senin, 16 Februari terlihat masih mengungsi di tenda-tenda. Mereka tidak berani membenahi isi rumah, baik bangunan rumah yang sudah rubuh maupun yang masih bisa ditempati.

"Riskan sekali masuk ke rumah mengemasi barang-barang, karena gempa susulan sering terjadi. Jangan-jangan saat memberesi isi rumah, gempa susulan kembali terjadi dan bisa- bisa kita tetimpa puing-puing bangunan," tutur warga di Jorong Gantiang, Nagari Gunuang Rajo, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanahdatar.

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Lubuak Matokuciang, Padangpanjang, Soemarso, yang dihubungi mengatakan, sepanjang hari Selasa, 24 Februari, gempa susulan terjadi 11 kali




Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/


======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================

_________________________________________________________________
Find and compare great deals on Broadband access at the MSN High-Speed Marketplace. http://click.atdmt.com/AVE/go/onm00200360ave/direct/01/


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke