Pak John, Pak Naswil dkkl,

Social engineering ini kalau dilihat dilapangan, merupakan satu point yang
hampir terlupakan untuk didalami selama ini terutama dalam implementasi
teknologi dilingkungan pemerintahan, umumnya kalau dilihat dilapangan justru
umumnya dikonsentrasikan kepada teknologinya, kita sama-sama lihat bagaimana
sebuah situs dibangun dengan mewahnya, bagaimana perangkat canggih dipasang,
dst.

dari situs saja belum tentu ada yang mengakses dalam keseharian, hitsnya pun
tidak seberapa dalam sehari. kalau ditanya kekalangan internal pemerintahan,
berapa orang sih yang tahu mereka punya website?

kalau dalam presentasi2 dengan pemerintah, social engineering ini biasanya
hanya dilihat dampak dari teknologi pada saat awal, lalu mereka menunjukkan
solusinya, inilah alat untuk itu, sehingga bagaimana dampak itu sendiri
bagaimana diraih terlupakan untuk dibahas lebih lanjut.

saya tidak jarang melihat dilapangan suatu pemerintahan menginginkan
bagaimana pemerintahan dapat didukung dengan teknologi ini, namun kendala
mendasar yang selalu menghantui adalah bagaimana dengan social engineering
dan masalah digital devide bisa juga beriring bisa diselesaikan.

Selain memberikan berbagai alternatif teknologi yang tepat berdasarkan
daerah masing2, mudah2an seminar ini bisa membuka cakrawala tentang
permasalahan ini, dan mudah2an melalui diskusi melalui media online ini ide2
segar bisa bermunculan.

c u in bandung at 9 maret.

Jack Febrian

> -----Original Message-----
> From: John B Pasaribu [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 25 Februari 2004 17:05
>
> Pak Naswil!!
> Akan halnya dengan social engineering, atau rekayasa sosial, barangkali
> kita memerlukan beberapa rekayasa yang dituangkan di dalam perencanaan
> nasional, walau Bappenas juga sudah memikirkannya. Begitu banyaknya bidang
> sosial yang terbeban dengan pemasyarakatannya, sehingga lebih baik kalau
> setiap departemen dan kementerian mengambil tugas tertentu dari social
> engineering itu.
>
> Ada topik yang menarik belakangan ini, malahan dari dulu juga sudah
> memerlukan perhatian pemerintahan,  antara lain:
> a. DBD, bukan satu-satunya bukti kelemahan daya tahan masyarakat, banyak
> indikasi yang dapat diketemukan di lapangan yang bisa memberikan keyakinan
> kita bahwa keadaan masyarakat Indonesia, secara umum,  masih memerlukan
> uluran tangan
> pemerintah.
> b.  Jakarta sebagai ibukota belum terjamah peningkatan "social-care"-nya.
> Ada
> beberapa catatan yang memerlukan pemikiran orang-orang bijak pemerintahan,
> antara lain:
>      i.: kebersihan lingkungan - dikaitkan juga dengan betapa banyaknya
> warga yang  bertahan di Jakarta walau hanya berdiam di kolong jalan tol,
> pertanyaannya: bersihkah lingkungan mereka ?? Wajarkah mereka bermukim
> disana. kalau tidak adakah konsep untuk solusinya ?,  dll.
>      ii.: tahun 1989, saya pribadi pernah menghimbau pemerintah
> daerah DKI,
> waktu itu dengan usulan tertulis, agar membantu masyarakat dengan cara
> membangun sistim "turap" di sepanjang
> sungai ( Cilkiwung dan lainnya), artinya pinggir kali dikeraskan dengan
> batu-semen, dan disepanjanmg laur sungai atau kali itu dibangun
> jalan akses
> antara-pemukiman, sehingga derita karena banjir rutin sedikit
> bisa teratasi dan langkah kedepannya dapat ditindak lanjuti dengan
> membangun waduk yang besar menampung air hujan yang meluap ( terutama di
> kala hujan turun dengand eras dan laut pasang) di ibukota ini.
>      iii.: saya kebetulan tinggal di Jakarta Utara, berkantor di Jalan
> Sudirman. kalau mau pulang harus jam 19.00 keatas,  karena 3 in
> 1. Jadi kita
> tanpa dimasyarakatkan, telah tersandera di kawasan ini hingga jam 19.00,
> karena tidak boleh kleuar. Pada
> sa'at yang sama " busway" melintas di sepertiga jalan cepat
> Sudirman, dengan
> jarak yang jauh antara yang satu dengan yang lainnya, dan
> penumpangnya tidak
> penuh. Ini salah satu rekayasa yang mungkin buru-buru, sedang rekayasa
> kehidupan masyarakat pinggiran kurang
> mendapoat perhatian. Pertanyaannya: ": adakah pemerintah daerah memiliki
> pengalaman dan expertise di bidang rekayasa sosial yang mampu
> dipertanggung-jawabkan baik di dunia dan maupun akhirat??
> c. Telekomunikasi masih monopoli, bukankah rekayasanya agak kaku? Kalau
> Telkom dan Indosat sudha untuk dalam trilyunan rupiah setahun
> mengapa harus
> menaikkan tarif dan mengapa pembanguna n ke pedesaan ( kecamatan) tidak
> trejamah ? Tanpa sarana komuniasi terbentang dari Sabang samai
> Merauke, baik
> yang fixed-kabel maupun wireless ( frekwensi/GSM/GPRS/CDMA dll)
> maka CTC dan
> segala rencana mempergunakan Intetrnet sebagai media pembelajaran,
> pendidikan, informasi dan sebagainya akan tetap sulit menjangkau semua
> penduduk yang sekarang sekitar 230 juta itu.
> d. Akan halnya dengan e-governemnt, idenya bagus apabila dilakukan secara
> sungguh-sungguh dan dioperasikan melalui suatu social re-enineering yang
> mencerdaskan pelaku dan pejabat pemerintahan yang kelak dapat
> menyebarkannya
> kepada penduduk desa. Di kota-kota besar sudah banyak sarana ICT (
> information communication technology), sudah begitu banyaknya
> sehingga kalau
> ketemu warga dari pedesaaan sering salah ucap, bahkan di kala
> kita berucap "
> cyber' ditanggapinya "ember". Malahan masih ada tersisa pertanyaan: "
> sungguh-sungguhkah pemerintah ingin dan mau membangun dan mengoperasikan
> e-government?".
>
> Pak Naswil, makanya saya pesankan, tetaplah Bapak berkarya, mneyegarkan
> suasana pertelekomunikasian dan sebarkanlahj ilmu itu kepada semua orang,
> kalau boleh pendapat dan komentar pak Naswil dapat  menjadi salah
> satu jenis
> "content" CTC di masa datang.
>
> Jangan lupa nanti tanggal 6 Maret 2004 di Bandung menjual ide IRIDA Mr.
> Martin, siapa tahu dengan modal dasar Rp. 1.000.000.000.- semua kabupaten
> sudah memiliki sarana setempat untuk: TV, radio dan IP secara merata dan
> menyeluruh.
>
> Salam,
>
> John B Pasaribu
>
> Original Message -----
> From: "Naswil Idris" <[EMAIL PROTECTED]>
>
>
> > - Pak Moerwanto dan teman2 TElematika Yth :
> >  Lagi2 soal Social Engineering ( SE) dalam memperkuat
> > e-Govt :
> >   1. Memang kemiskinan struktural itu telah
> > menyebabkan gizi masyarakat  dan daya tahan sangat
> > rendah, begitu di gigit nyamuk ( DBD atau
> > tidak,langsung mati) , jadi tidak perlu "suprised"
> > sekian ratus orang meninggal karena DBD ( baca Kompas
> > 25-2 -2004 hal 1). Digigit nyamuk cuma  penyebab  (
> > alasan)kematian saja , karena begitu rendahnya gizi
> > dan daya tahan tubuh orang miskin struktural itu. Agar
> > dapat dicegah di masa yad perlu penguatan E-Govt untuk
> > melayani masyarakat di bidang kesehatan/gizi secara
> > dini .
> >   2. Secara teoritis menurut orang2 bijak  seperti
> > Everett M Rogers dalam bukunya  "Diffusiaon/adoption
> > of Innovation " dapat melengkapi buah pikiran Pak
> > Moerwanto dalam menunjang  E-Govt melalaui SE , yang
> > diungkapkan sebagai berikut :
> >   a. Jumlah Orang yang innovatif  ( innovator)itu
> > kurang dari 2,5 % ( dua setengah persen), padahal
> > innovativeness atau hal2 baru  seperti E-Govt, perlu
> > diketahui masyarakat, diamalkan masyarakat) harus di
> > komunikasikan ke masyrakat yg 100% ;atau diusahakan
> > 100% masyarakat harus di yakinkan agar mau menerima (
> > mengadopsi) innovasi E-Govt secara internal di dalam
> > pemerintahan dan diluar pemerintahan.
> >   b.Tahap penerimaan  ( terhadap E-Govt)katanya adalah
> > Kesadaran, ketertarikan, penerimaan/penggunaan ,
> > pengevaluasikan kegunaanya, dan kesinambungan
> > penggunaanya ( secara terus menerus).
> >   c.Penggunaan E-Govt harus dirasakan oleh masyarakat
> > yang 100% itu sebagai  sesuatu yang berguna/bermanfaat
> > unutk hidupnya,  mudah  urusannya dan tak mahal
> > biayanya.
> >     Hari ini Pak Habibie mantan presiden RI ke Tiga
> > lagi2 mengunakan kata2 "Rekayasa " ( lihat KomPas hari
> > ini 25 Feb) untuk memulihkan "N235" dan berjanji akan
> > erjun langsung mengurus kapal terbang kecil yg
> > ditekunninya sejak di Arhen Jerman beberapa Puluh
> > tahun yl. Apa juga hal ini bukan usaha Social
> > Engineering oleh pak Habibie meyakinkan masyarakat
> > yang sudah mulai lupa pada N 235 ?. Yang populer
> > sekarang mah.... "demo' dan "teraik teriakan"  orang
> > orang Dirgantara Nusanatara  ex Nuratnio yang di PHK
> > atasannnya., yg selalu ada di TV setiap hari, karena
> > mangkin banyak orang teriak di TV, mangkin banyak
> > Hantu di TV rating TV akan tambah tinggi ,  artinya
> > duit masuk. Dan ini Social Engineeringnya wartawan TV
> > kita.
> >  Mudah2 an menambah bahan  Pak Moer ...... silakan
> > siapa lagi... yang akan menyumbang   SE unutk E-GOVT.
> >  Salam, Naswil Idris
> >
> > -- FB Moerwanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Pak Naswil dan semua pemerhati ICT yth.
> > >
> > > Tentang istilah "social engineering" yang dikaitkan
> > > dengan pengembangan
> > > ICT termasuk e-gov dalam seminar di Bandung, saya
> > > terdorong untuk
> > > menanggapinya sebagai berikut.
> > >
> > > 1.    Dahulu sering dikemukakan bahwa sesuatu
> > > prakarsa pengembangan
> > > masyarakat, termasuk dengan sarana ICT,  tidak cukup
> > > hanya dari
> > > pendekatan teknis tetapi perlu pendekatan dan
> > > mempertimbangkan obyek
> > > individual dan masyarakat sasarannya. "Proyek"
> > > pengembangan ini
> > > merupakan suatau keutuhan dan sinergi antara
> > > unsur-unsur a.l. kebijakan,
> > > SDM beserta kemampuan, sikap dan selutuh
> > > kepribadiannya, infrastruktur,
> > > content.
> > >
> > > 2.    Makalah saya untuk seminar di Bandung itu saya
> > > awali dengan apa
> > > yang kita hadapi yaitu digital divide (social-ecomic
> > > and cultural)
> > > within and among nations, dengan akibat rakyat yang
> > > tidak terdidik dan
> > > miskin terpinggirkan, tak berdaya untuk memberi
> > > kontribusi kepada
> > > pemangunan. Divide tersebut berkaitan dengan
> > > struktur sosial yang ada
> > > selama ini,  dan yang mengakibatkan divide tersebut.
> > > Untuk berupaya
> > > menghindari atau mengurangi divide tersebut perlu
> > > perubahan struktur
> > > sosial, dan kiranya ini memerlukan social
> > > engineering. Saya ingat tahun
> > > 1980-an ada seminar dengan judul "Kemiskinan
> > > Struktural", saya diberi
> > > proceedingnya oleh Dr. Alfian (alm). Mereka
> > > menyimpulkan perlunya
> > > perubahan struktur sosial tersebut.
> > >
> > > 3.    Saya baca-baca lagi buku saya oleh Duncan
> > > MacRae Jr, Yale
> > > University Press, 1976, dengan judul "The Social
> > > Function of Social
> > > Science", a.l. menyatakan bahwa: The social sciences
> > > aim at reasoned
> > > understanding and prediction of human behavior. The
> > > aim to supplement or
> > > replace intuition with systematic and disciplined
> > > observation, is
> > > particularly important in anticipating the
> > > consequences of large scale
> > > policy choices.  Ada banyak ungkapan-ungkapan lain
> > > yang bagus untuk
> > > menyatakan perlunya social engineering, tetapi
> > > terlalu banyak untuk
> > > diskusi ini.
> > >
> > > Salam,
> > > F.B. Moerwanto
> > >
> > > Naswil Idris wrote:
> > >
> > > > Pak Budi dan teman-teman semua Yth :
> > > >  Saya hanya mencoba menggabungkan topik Seminar
> > > > "Antisipasi Permasalahaan Social Engineering dalam
> > > > penerapan E-Govt" di bandung tanggal 9 Maret 2004
> > > (
> > > > a.l Pak Budi dan saya kan ikut) dengan topik/issu
> > > > Media Baru ( unutk membuat proposal proyek
> > > baru)yang
> > > > dilontarkan /dimunculkan oleh Pak HN Sekjen APJII
> > > yang
> > > > diminta untuk ditanggapi oleh kita semua.
> > > >    Juga saya membaca draft paper Pak FB Moerwanto
> > > > yang juga akan disajikan di Bandung itu juga
> > > > menyinggung "Social Engineering yang diaplikasikan
> > > di
> > > > bidang ICT.
> > > >    Apakah upaya "Social Engineering" dalam
> > > beberapa
> > > > kegiatan aplikasi Technologi itu nanti ditafsirkan
> > > > sebagai menjurus kepada hal yg "negatif" tentu
> > > dapat
> > > > kita bahas dalam panel tanggal 9 Maret itu.
> > > >    Dala Ilmu Sosial terutama bidang Ilmu
> > > Komunikasi
> > > > Sosial "terapan" sudah menjadi biasa  orang2
> > > > mempraktekkan  ( saya belum tentu
> > > setuju)menggunakan
> > > > teknik persuasif, kampanye,indoktrinasi,
> > > > intimidatif,propaganda,interogasi ,brain washing (
> > > > kasarnya diterjemahkan cuci otak), marketing,
> > > > advertensi,justification..hipnotis. dll.... yang
> > > > akhir2 ini  orang lebih senang menggunakn  kata2
> > > > "Advokasi"... yang semua arti itu sama saja...
> > > yaitu
> > > > semua cara di "halalkan" untuk mengadakan
> > > "pembenaran"
> > > > dalam pencapaian "tujuan yang mulia".terutama
> > > dalam
> > > > pencapain tujuan bersama di sebuah masyarakat
> > > > sosial/negara unutk kebaikan...bukan untuk
> > > membunuh .
> > > >     Peristilahan "The end justify the mean", "The
> > > > operation is a success, but patient died ", "How
> > > to
> > > > lie with Satistics", To make consesus of  census
> > > > data.... dll yang saya sendiri "kurang setuju"...
> > > > sebenarnnya telah dilaksanakan  sehari hari di
> > > negara
> > > > manapun baik negara Demokrasi, Kapitalis,
> > > Imperilais,
> > > > Agamis, Sosialis, komunis,terroris,maupun
> > > Pancasilais.
> > > >    Contoh :  Radio+TV VOA ( Voice of America ) dgn
> > > > segala teknik "Sosial Engineering" dihalalkan oleh
> > > > Pemerintahnya untuk diguna kan di Luar Amerika
> > > > Serikat,.... tapi VOA dilarang keras (
> > > > diharamkan)untuk di lihat dan didengar oleh Orang
> > > > Amerika di dalam negerinya sendiri.
> > > >     Bahan2 materi ajaran komunis yang dilarang  di
> > > > Zaman Suharto untuk disiarkan di Radio, TV, SK
> > > dll,
> > > > tapi ditolerir untuk di pakai oleh Para ilmuwan di
> > > Kam
> > > > pus.
> > > >  Pidato Sukarno yang berapi2 selama Orde lama ,
> > > > mengajang Malaysia...JasMerah.... keluar dari
> > > > PBB...apakah  tidak  Social Engineering ??. P4, P7
> > > > (Pergi pagi pulang petang, pendapatan pas pas an)
> > > > selama Orde Baru, ganyang komunis... sama
> > > > saja,........ Reformasi yang dipelopri oleh Amien
> > > > Rais... yang akhirnya di kebablasan.... apapun
> > > > namanya....... adalah bentuk "Social Engineering"
> > > ??
> > > > yang  hidup dizamannya sendiri.....yang dihalakan
> > > di
> > > > zamannya.
> > > >    Ada 3( tiga)hal yang paling bebas di Indonesia
> > > pada
> > > > saat ini,sebagai produk dari Sosial Engineering
> > > kaum
> > > > yang bernama "reformis" yang "lebih bebas' tanpa
> > > arah
> > > > dibandingkan dgn bangsa2 lain yaitu :
> > > >   1.Kebebasan Pers yang tidak terarah karena para
> > > > Journalist kita belum matang, dan rata2
> > > berpendidikan
> > > > rendah.....Jika ada yang mengatakan bahwa
> > > Journalist
> > > > yang kurang pendidikan dan etika lebih berbahaya
> > > dari
> > > > terrorist... saya sangat setuju... Begitu juga
> > > > Motorist di jalan2 di Jakarta lebih bahaya dari
> > > > terrorist.
> > > >    2.Kebebasan dari Undang2 Siaran kita , lebih
> > > bebas
> > > > dari negara manapun du dunia tanpa kualiatas SDM
> > > > +Etika Broadcasting telah menyebabkan kehidupan
> > > sosial
> > > > kita tambah parah. Kolor hijau, misteri, hantu2 ,
> > > > khayalan para journalist tertuang di TV dan radio
> > > > setiap malam.Para Journalist yg tidak ber mutu
> > > > "enjoing  theirselves" menginterogasi setiap orang
> > > > yang muncul di TV.
> > > >    3.Kebebasan otonomi daerah kita sudah lebih
> > > federal
> > > > dari  Jerman dan USA... arahnya sudah kacau.....
> > > tapi
> > > > para intelektual kita semua diam saja.....
> > > >    Apakah Social Engineering "membujuk"/persuade
> > > Bank
> > > > agar No Rekening saya (Naswil ) dan password dapat
> > > di
> > > > ketahui oleh Pak Budi .... belum negatif  betul
> > > karena
> > > > saya  dan sistem Bank akan memprotek
> > > berlapis-lapis
> > > > agar duit saya tidak bobol. Namun, sekarang
> > > ternyata
> > > > Social Engineering para pegawai dan pimpinan bank
> > > BNI,
> > > > BRI yang membobol Banknya sendiri.... dan itu
> > > sangat
> > > > halal....
> > > >    Begitu juga Social Engineering dari para
> > > "advokat"
> > > > ( sebagai kata awal ari Advokasi, pembenaran),
> > > Hakim
> > > > rendah, Tinggi, Agung,Jaksa rendah sampai Agung,
> > > > penuntut .... polisi..... para intelektual.
> > > semuanya
> > > > di bidang Hukum....telah membiarkan Akbar Tanjung
> > > > bebas murni.... dgn dalih... hormatilah instansi
> > > Hukum
> > > > yang paling tinggi... Mahkakamah Agung...tetesan

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke