Sidang rantaunet Yth :
 
Ambo ado mambao 40 serie tulisan dari tanah suci , sabananyo baurutan sajak mulai barangkek dari Surabaya sampai babaliak lagi ka Surabaya . Namun untuk dimuek di rantaunet ko bia ambo piliah piliah sajo sasuai jo topik nan manarik .
Karano peristiwa Mina lah banyak manjadi perhatian saluruh dunia , dan kabatulan pulo ambo sebagai saksi mato dan mangalami sandiri peristiwa tu rancaklah  dari sinan kaji kito mulai , kok nak mambaco juo sacaro baurutan , cigok sajo di kumpulan tulisan ambo di : http://zulamry.blogspot.com
 
 
wassalam : zul amry piliang di jimbaran bali.
 

Mina , 1 Februari 2004 , Pelemparan Jumrah Aqabah dan musibah 

 

Pada jam 10.00 tanggal 10 Zulhijjah , setelah menyelesaikan sarapan pagi , saya dan rombongan kbih arofah lebih kurang 20 orang bersiap siap untuk menuju jumrah Aqabah yang jauhnya lebih kurang 2,5 km dari tenda saya disektor 60 untuk melaksanakan pelemparan hari pertama . Jumlah rombongan saya sebetulnya 54 orang , tapi sebagian lainnya  ada yang langsung ke Mekah untuk melaksanakan sholat idhul adha dan sekalian thowaf  ifadah dan sai dan baru nelaksanakan pelemparan pada malam harinya setelah kembali dari Mekkah . Tapi saya termasuk juga ketua rombongan  dan salah satu pembimbing memilih melempar jumrah dulu , baru setelah mengambil nafar awal  akan melaksanakan thowaf ifadah , sai dan tahalul.. Rombongan kami b erjalan kaki melewati terowongan Mina , yang pernah terjadi musibah beberapa tahun yang lalu dan menelan banyak korban khususnya jamaah haji Indonesia . Keluar dari terowongan Mina dan mendekati jalan layang tempat pelemparan terlihat kepadatan jamaah yang luar biasa , karena semua ingin melaksanakan pelemparan pada waktu afdhol yakni ba’da zawal atau setelah waktu zhuhur . Rombongan kami berjalan dengan berbaris dan pada bagian depan  Karom memegang bendera kbih arofah sebagai identitas  Jumrah ulla dan Wustha masih dalam keadaan sepi karena dihari pertama belum dilakukan pelemparan terhadap kedua jumrah tersebut .dan baru dilakukan pelemparan pada besok harinya . Ketika hampir mendekati jumrah Aqobah lebih kurang seratus meter lagi , saya dan rombongan masih bisa menyatu , namun setelah sampai pada posisi pelemparan lebih kurang 10 meter , rombongan kami sudah berantakan dan bercerai berai tida k karuan , akibat desakan dan dorongan jamaah lain yang berkulit hitam dan orang Turki yang badan nya besar besar . Saat itu rombongan saya mengambil posisi pada jalur bawah . Walaupun telah dibuat dua jalur atas dan bawah , namun belum mampu menampung membludaknya jamaah . Dan dari pengeras suara yang disiarkan dalam berbagai bahasa , telah terjadi kepadatan yang luar biasa dijalur atas dan agar sebagian jamaah turun kejalur bawah . Karena possisi saya sudah berada pada siap lempar , maka dengan mengucap “ bismillahi wallahu akbar “ saya melakukan pelemparan dari arah depan jumrah sebanyak tujuh kali dan syukur alhamdulillah semua lemparan lemparan berhasil mengenai batu yang disimbulkan sebagai syetan itu. . Dengan terus mengucap “ lahaulawala kuwataillabillah”  saya terus keluar dari kerumunan jamaah yang sudah tak terkendali tersebut . Saya lihat sendiri bagaimana brutalnya para jamaah yang ingin melampiaskan kemarahannya kepada jumrah Aqobah tersebut , bukan hanya batu kerikil yang melayang tapi segala macam benda termasuk botol minuman dan sendal ikut ditimpukkan . Hal ini sangat membahayakan keselamatan jamaah lainnya , khususnya orang Asia yang rata rata orangnya kecil kecil. Kondisi disekitar tempat pelemparan jumrah Aqobah sudah tidak beraturan lagi . dan semrawut luar biasa . yang namanya sendal , kain ihrom , selimut , tas dan  tikar para jamaah berserakan dimana mana . dan ikut mempersulit gerak maju para jamaah . Setelah berhasil keluar dari kerumunan dengan susah payah , saya menunggu teman teman lain satu rombongan dipinggir sebuah bukit , dan telah melakukan tahalul dengan memotong beberapa helai rambut dengan gunting kecil , dan ada juga jamaah yang mencukur gundul rambutnya denagna bayaran SR 5 . Untuk melepas haus dan dahaga saya beli segelas the susu hangat ditempat pedagang dipinggir bukit tersebut  . Saat it u pula  datang merangsek segerombolan jamaah kulit hitam dan melabrak tenda pedagang makanan dan minuman tersebut hingga berantakan  , padahal dibawah tenda tersebut sedang terkapar isteri teman saya satu rombongan yang sedang pingsan . Saya tak tahu lagi  kelanjutan kejadian tersebut , karena saya berusaha menyelamatkan diri dibelakang ambulance yang sedang meraung raung mengangkut  jamaah yang terinjak injak maupun mengangkut jamaah yang meninggal dunia . Dari pengeras suara tak henti hentinya disiarkan nama nama jamaah yang meninggal dunia dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Melayu . Begitu juga diatas angkasa pesawat helicopter patroli disepanjang jembatan layang tempat pelemparan . Akhirnya saya berjalan menuju arah terowongan Mina dengan kaki telanjang , karena sendal jepit telah saya buang sejak awal pelemparan .

Dan untunglah saya masih ingat jalan pulang menuju tenda saya disektor 60 dipinggir sebuah bukit , dan saya menunggu khabar tentang keadaan teman teman lainya di maktab . Sampai jam 17.00  masih ada tiga orang teman  saya yang belum kembali . Dan Bapak Karom dan pembimbing berupaya mencari tahu tentang keberadaan mereka . Akhirnya satu orang yakni Bp Marsoem bisa kembali setelah kesasar kemana mana karena salah masuk terowongan . Dan dua orang lagi karena tidak tahu jalan balik ke tenda , akhirnya dengan naik taksi balik ke Maktab Ajiyad di Makah , dari  Maktab di Mekah menyampaikan khabar tersebut ke Maktab 60 di Mina . Pada malam hari ada informasi bahwa akibat berdesak desakan sewaktu pelemparan jumrah Aqobah tadi siang telah menimbulka n banyak korban yang menimpa jamaah , dan katanya korban terbesar adalah dari Indonesia . Saya lihat memang  sewaktu pelemparan jumrah Aqobah adalah yang paling rawan , karena pada hari pertama seluruh jamaah terkonsentrasi disuatu titik dan selain itu jumrah Aqobah hanya bisa dilempar dari satu sisi saja , berbeda dengan jumrah Ulla dan Wustha bisa dari segala arah . Dan ada baiknya bagi para jamaah yang phisiknya kurang kuat atau telah berusia lanjut , sebaiknya untuk melempar jumrah Aqobah ini dapat diwakilkan kepada sanak keluarga atau kepada pembimbing jamaah , untuk mengurangi resiko kecelakaan dan musibah .

 

 

Wassalam : zul amry.

Jamaah haji kloter 71 Surabaya .

 


Do you Yahoo!?
Yahoo! Search - Find what you’re looking for faster.
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Reply via email to