Assalamu'alaikum wr.wb
Satu lagi artikel ttg. kebangkitan Islam di Eropa, kali ini pemi
cunya adalah Uu kontroversi ttg Pelarangan Pemakaian Jilbab oleh
Perancis.
Nampaknya setiap tekanan ummat muslim di suatu wilayah justru men
jadi pemicu bagi kebangkitan Islam di wilayah lain atau di wilayah itu
sendiri. Ketika ummat muslim mendapat tekanan akibat 
peristiwa WTC, setelah peristiwa itu justrtu membangkitkan rasa 
keingin tahuan mereka terhadap ajaran Islam dan setelah tahu 
justru menjadi pemicu bagi mereka untuk memeluk Islam. Di AS 
sendiri seminar-2 tentang Islam mendapat respon yang positif di
kalangan akademik dan masy. AS lainnya.
Mudah-mudahan dengan tayangan TV ini akan memberikan gambaran
dan persepsi positif kepada masy. jerman terhadap ajaran - ajaran
Islam sehingga kesan negatif yg terlanjur menempel akibat peristi
wa WTC perlahan akan pudar.
wallahualam,

wassalam,
harman

**TV Jerman Buat Program Acara Klarifikasi Jilbab**

eramuslim - Debat panjang tentang pelarangan jilbab di Perancis dan
Jerman mencapai puncaknya, ketika Presiden Jacques Chirac secara
resmi, 17 Desember 2003 lalu, mengajukan undang-undang (UU)
pelarangan jilbab. Pelarangan yang diusulkan Chirac adalah,
tampilnya jilbab (serta simbol-simbol agama lainnya) di institusi-
institusi negeri Perancis. Undang-undang itu kongkritnya adalah
melarang para pelajar dan pegawai negeri sipil memakai salib besar
(Kristen), kipa (topi Yahudi), jilbab, juga simbol-simbol partai
politik.

Reaksi atas larangan itu muncul dari sejumlah komunitas di Perancis,
khususnya masyarakat Muslim. Kaum Muslimin memprotes keras larangan
pemakaian jilbab tersebut. Menariknya, debat tentang jilbab telah
berkembang menjadi suatu diskusi besar tentang Islam itu sendiri.
Meliputi Islam sebagai suatu agama, gerakan Islam di Eropa, dan
hubungan antara Islam sebagai agama dengan gerakan fundamentalisme.
Wacana besar ini telah menarik perhatian berbagai media. Mereka juga
mencoba menerangkan konsep hijab itu sendiri seperti apa, logika di
balik pemakaian jilbab, dan -paling penting- menyusuri lebih jauh
tentang gaya hidup para wanita berjilbab.

Dalam upaya menggali topik jilbab lebih jauh, Televisi Jerman telah
mengambil langkah positip untuk menjelaskan fenomena baru ini.
Hasilnya, Waltar Dehler, koresponden asing stasiun TV Jerman,
mengunjungi Kairo selama hampir sebulan. Agenda utamanya adalah
mempersiapkan sebuah program yang tujuannya untuk memahami konsep
jilbab serta berbagai dimensinya. Maka TV tersebut berusaha
menyajikan para pemirsanya gambaran yang objektif tentang jilbab.
Ini sajian pertama yang akan mengkover topik tersebut yang
diharapkan bisa merubah gambaran negatif (stereotip) di Eropa
umumnya - dan di Jerman khususnya - tentang wanita berjilbab.

Tayangan jilbab tersebut berdurasi 6 menit 20 detik. Utamanya
memfokuskan pada kehidupan day-to-day sejumlah pelajar, yakni gadis-
gadis muda Mesir berjilbab. "Saya minta para gadis itu menceritakan
pada saya lebih banyak tentang aktivitas umum harian mereka. Saya
minta saya bisa bersama selama mereka melakukan aktivitas tersebut,"
tutur Dehler. Maka terlihat siaran khusus jilbab itu, menayangkan
gadis-gadis berjilbab dengan berbagai aktivitas hariannya: bermain
basket, belajar, berbelanja, atau bersosialisasi dengan masyarakat,
sebagaimana biasa mereka lakukan.

"Tujuan objektif tentang program ini adalah, ingin menunjukkan warga
Jerman, bahwa di balik kehidupan para wanita berjilbab itu, mereka
juga hidup normal dengan segala aktivitas yang sangat dikenal oleh
gadis-gadis muda Eropa," papar Dehler. Selain gambaran tentang
wanita muda berjilbab itu, tayangan TV Jerman tersebut juga berisi
liputan wawancara dengan gadis-gadis tersebut. Tujuannya untuk
menggali opini mereka tentang jilbab dan topik-topik yang masih
membingungkan bagi kalangan Eropa, contohnya tentang poligami.

Ketika ditanya tentang opini publik di Jerman dan responnya terhadap
debat larangan jilbab, Dehler mengatakan; "Saya kira pada umumnya
masyarakat di Jerman masih khawatir dengan gerakan-gerakan yang
mengarah pada Islam. Hampir semua masyarakat berpikiran demikian.
Karena banyak di antara mereka yang masih bingung, apa kaitan Islam
dengan fundamentalisme dan terorisme, khususnya setelah terjadi aksi
serangan teror 11 September di New York. Peran kami sebagai jurnalis
adalah menjelaskan kepada masyarakat, bahwa Islam tidak ekivalen
dengan terorisme."

Kekhawatiran terhadap jilbab khususnya, telah menjadi persepsi umum
bahwa jilbab adalah simbol penekanan terhadap kaum wanita oleh
Islam. Persepsi umum tentang wanita Muslim adalah, bahwa mereka kaum
tak terdidik, tidak memiliki hak-hak sama dengan kaum pria, peran
mereka yang utama adalah melayani kaum pria serta memuaskan
kebutuhan mereka. Sementara di sisi lain, kaum lelaki memiliki hak
untuk mengawini lebih dari satu wanita. Kaum lelaki mendapat
pendidikan lebih baik dan sebagainya.

Namun begitu banyak orang-orang Jerman yang mengetahui secara baik,
bahwa kebanyakan para wanita Muslim mengenakan jilbab atas
kemauannya sendiri. Faktanya, mereka tidak terkejut jika kaum wanita
diwajibkan mengenakan jilbab, karena ini adalah persepsi umum
masyarakat Jerman. Karena itu mayoritas masyarakat Jerman masih
tidak mengerti alasan-alasan, mengapa wanita memutuskan untuk
mengenakan jilbab. "Tujuan utama saya dengan program ini adalah
untuk memberikan pemahaman dan menjelaskan alasan-alasan ini," tukas Dehler.
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke