Assalamualaikum wr.wb :

Memang bana kkd Zul bahwa ikhwal haji mabrur bukan suatu yang abstrak dan
sungguh bisa dilihat dan dirasakan oleh seorang Hujjaj. Ibadah haji
bukanlah hanya untuk akhirat tapi juga merupakan ibadah yang diperuntukkan
bagi kehidupan dunia, sebagaimana ibadat-ibadat lain seperti shalat dan
puasa.

Allah swt megharapkan agar kita mngambil manfaat, hikmah dan pelajaran
dari ibadah haji - sebagaimana ibadah-ibadah lainnya - guna diterapkan
dalam menjalankan kehidupan kita di dunia, agar kita dapat menjalani
kehidupan kita sesuai dengan kehendakNya.

Seperti yang ditulis oleh DR. Ali Syariati bahwa haji bukanlah sekadar
prosesi lahiriah formal belaka, melainkan sebuah momen revolusi lahir dan
bathin untuk mencapai kesejatian diri sebagai manusia. Degan kata lain,
orang yang sudah berhaji haruslah menjadi manusia yang "tampil beda"
(lebih lurus hidupnya) dibanding sebelumnya. Dan ini adalah kemestian.
Kalau tidak, sesungguhnya kita hanyalah wisatawan yang berlibur ke tanah
suci di musim haji, tidak lebih dari itu!. Perjalanan haji hanya merupakan
tour, yang hanya menghasilkan kelelahan, berkurangnya harta, dan kalau
beruntung sedikit mengalami nuansa sentimentil

Untuk sebagai bahan renungan kita bersama baik yang baru pulang dari haji
atau yang sudah lama mengerjakan haji ataupun yang sedang mempersiapkan
diri untuk haji yang akan datang, berikut add petikkan syair epilog karya
Naser Khosrow yang dicukil dari buku DR. Ali Syariati. Alm. Ali Syariati
adalah seorang Iran yang banyak mempelajari dan memperdalam banyak mazhab
pemikiran filsafat, teologis, dan sosial menurut pandangan Islam. Dapat
dikatakan bahwa Ali Syariati adalah seorang Muhajir Muslim yang bangkit
dari kedalaman samudra mistisme Timur, naik kepuncak pegunungan
sains-sains sosial Barat yang hebat namun ia tidak tenggelam di sana.

Syair epilog karya Naser Khosrow :

Jemaah haji telah kembali dengan membawa kehormatan.
Mereka bersyukur kepada Tuhan Yang Pengasih.
Dalam perjalanan menuju Makkah dari Arafah.
Berulang kali mereka mengucapkan "labbaika" dengan penuh takzim,
Tatkala kelelahan menghadapi kerasnya padang pasir.
Mereka gembira karena telah selamat dari siksaan dan api.
Mereka telah melaksanakan haji dan menyempurnakan umrah.
Kini, mereka telah selamat kembali ke tanah air mereka.

Aku menyempatkan untuk pergi menyambut mereka,
Meskipun orang-orang sepertiku tidak biasa melakukannya.
Namun di tengah keramaian kafilah ini,
Aku berjumpa sahabatku yang sejati.
Kutanya dia bagaimana ia telah menempuh?
Perjalanan yang sangat sulit dan menakutkan ini!
Kukabarkan kepadanya, sejak ia pergi dan meninggalkan ku sendiri,
Yang kurasakan hanyalah penyesalan dan kesedihan.
Kini, aku gembira kau telah menunaikan haji,
Dan engkaulah satu-satunya haji di negeri kita.

Kini, ceritakanlah padaku, bagaimana keberhasilan (pelaksanaan ibadah
hajimu)?
Bagaimana engkau memuliakan tanah suci itu?
Tatkala engkau hendak melepas pakaianmu untuk mengenakan ihram,
Apakah "niat"-mu pada saat-saat yang menggairahkan itu?
Sungguh telah kau tinggalkankah segala sesuatu yang mesti engkau tinggalkan?
Dan segala sesuatu yang lebih hina daripada Allah Yang Mahabesar?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Apakah ia menyerukan "labbaika" dengan pengetahuan yang sempurna dan penuh
takzim?
Apakah ia mendengar perintah Allah?
Atau, apakah ia patuh sebagaimana Ibrahim patuh?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Tatkala berada di Arafah,
Tatkala begitu dekatnya kepada Tuhan Mahabesar,
Sempatkah ia berkenalan dengan Dia?
Tiadakah sedikitpun hasrat untuk mempelajari pengetahuan?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Tatkala memasuki Ka'bah,
Seperti yang telah dilakukan keluarga "Kahf dan Raquin",
Dibuangkah sifat suka mementingkan diri sendirinya?
Takutkah dia akan azab akkhirat?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Tatkala ia melempar berhala-berhala,
Terpikirkah olehnya berhala-berhala itu sebagai setan?
Lantas, dihindarinyakah segala kejahatan?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Tatkala berkorban,
Untuk memberi makan orang yang lapar dan anak yatim,
Allahkah yang pertama dipikirkannya?
Dan, setelah itu dibunuhkah sifat suka mementingkan diri sendirinya?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Tatkala berdiri di maqam Ibrahim,
Kepada Allah sematakah ia bersandar?
Dengan tulus dan keimanan yang teguh?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Tatkala melakukan tawaf,
Tatkala mengelilingi Ka'bah,
Ingatkah ia bahwa semua malaikat,
Yang tiada hentinya bertawaf mengelilingi bumi ini?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Tatkala melakukan sa'i,
Tatkala berlari-lari di antara Shafa dan Marwah,
Mensucikan dan membersihkan dirikah ia?
Tidak, jawabnya.

Aku bertanya kepadanya:
Setelah kembali dari Makkah,
Dan merasa rindu akan Ka'bah,
Terkubur di sanakah "diri"-nya?
Tidak sabarkah ia untuk pergi lagi?
Tidak, jawabnya.

"Semua yang telah engkau tanyakan padaku,
Tak satupun yang kumengerti!"
Kukatakan padanya:
Duhai sahabat, sesungguhnya engkau belum melaksanakan haji!
Dan, enkau belum menaati Allah!
Padahal engkau pergi ke Makkah dan mengunjungi Ka'bah.
Padahal engkau habiskan uangmu untuk membeli kekerasan padang pasir.

Jika telah kau putuskan untuk pergi haji lagi,
Lakukanlah seperti yang telah kuajarkan kepadamu!.


                 oo000oo


> ----- Original Message -----
> From: zul amri
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, March 04, 2004 5:51 PM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Tolok ukur kemabruran Haji ( sebuah renungan )
>
>
> Tolok ukur kemabruran haji ( sebuah renungan )
>
>
>
> Assalamualaikum wr.wb :
>
>
>
>
>
> Usai sudah para haji kita menunaikan rukun Islam yang kelima  . Wajah
> wajah ceria menyambut kedatangan Hujjaj ( Haji dan Hajjah ) . Doa agar
> meraih haji mabrur terucap silih berganti . Haji mabrur menurut pandangan
> Rasulullah adalah apabila seseorang Haji atau Hajjah menjadi penebar salam
> ( keselamatan ) dan penyantun kepada fakir miskin , itulah tolok ukur
> kemabruran haji itu .
>
> Predikat kemabruran bukan suatu yang abstrak , sejatinya haji mabrur ,
> sebagaimana  " mushalli " ( orang yang mengerjakan sholat ) , baru bisa
> dinilai berhasil atau tidaknya setelah berbuat sesuatu , dan mengerjakan
> amal shaleh sesuai kehendak Allah dan Rasul . Manakala seseorang yang tela
> menunaikan ibadah haji , tutur katanya serta sikapnya semakin santun  dan
> menyejukkan , sementara perhatian dan pengorbanannya untuk fakir miskin
> semakin baik sungguh layak  disyukuri sebab sikap ini muncul dari cahaya
> kemabruran  haji . Demikian pula sebaliknya , kalau sikap sikap tak
> terpuji seperti , suka bicara kotor , kasar , pengumpat , pencela ,
> pemarah dan sejenisnya , maka predikat mabrur jauh panggang dari api .
> "Padahal balasan bagi haji yang mabrur tiada  yang lain kecuali sorga "
> Begitu sabda Nabi Muhammad  SAW .
>
>
>
> Diantara manusia ada yang berdoa  " Ya Tuhan kami , berilah kami (
> kebaikan ) didunia dan tidak baginya mendapatkan bagian di akhirat  ( Q.S
> Albaqarah 2 : 200 ) . Coba perhatikan kata baginya dalam ayat Al Quran
> tersebut ,  berarti hanya tunggal / diri sendiri . Dan perhatikan pula
> surat Al Baqarah ayat 201 , 202 ,203  yang menggambarkan orang yang
> mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat , Allah Swt menyebut " mereka " (
> jamak )  . Ini berarti bahwa kebahagiaan dunia dan akhirat itu hanya bisa
> diraih dengan melibatkan orang lain dengan cara membantu dan saling tolong
> menolong , jadi bukan dengan single figh ter. Patut dicermati bahwa surat
> Albaqarah ayat 200, 201 ,202 ,203 tersebut diawali dengan pesan khusus
> kepada yang telah menunaikan Haji , agar banyak banyak mengingat Allah .
> Ikhwal haji mabrur bukan suatu yang abstrak dan sungguh bisa dilihat dan
> dirasakan oleh seorang Hujjaj ( Haji dan Hjjah ) yang menyandang predikat
> mabrur itu , semoga kita semua termasuk orang yang meraih pedikat tersebut
> ..Amin !
>
>
>
>
>
> Wassalam : zul amry piliang di jimbaran bali
>
>
>
>
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! Search - Find what you're looking for faster.
>
>
> --------------------------------------------------------------------------------
>
>
> ____________________________________________________
> Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
> http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
> ____________________________________________________
>

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke