Ass. WW,
Dari pado langang jo barito dan kaba, dicubo ambiak dari surek tetangga.

> Sebagai informasi ;
> Menko Kesra: Pemilu 5 April Libur Nasional
> pelaksanaan Pemilu Legislatif yang jatuh pada 5 April diputuskan sebagai 
> hari libur nasional.
>     
> "Iya 5 April diliburkan yang penting semua dapat kesempatan untuk 
> mencoblos," kata Yusuf Kalla usai menghadiri peluncuran buku Syafii Maarif 
> di Hotel Aryadutta.
>     
> Menko Kesra mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan mengenai 
> kepastian libur nasional pada 5 April mendatang.
>     
> Cuti kampanye
>     
> Kandidat presiden dari Partai Golkar itu mengatakan, dirinya sudah 
> mengajukan izin namun yang dimaksud itu adalah sekedar pemberitahuan, 
> karena dirinya melakukan kampenye pada hari Sabtu dan Minggu. "Baru pada 
> hari-hari terakhir kita akan pakai cuti dua hari," katanya.     
> 
> Sementara itu, menurut Mendagri Hari Sabarno, aturan kampanye bagi 
> pejabat, seorang menteri boleh meninggalkan tempat kerjanya selama dua 
> hari, itupun bisa diambil berturut-turut atau tidak.
>     
> Pelaksanaan kampanye Pemilu yang dimulai 11 Maret akan berlangsung hingga 
> awal April, setelah itu diikuti minggu tenang dan barulah pada 5 April 
> berlangsung pencoblosan Pemilu untuk anggota DPR, DPRD provinsi, kabupaten 
> dan kota serta DPD.
>     
> "Bagi menteri-menteri yang akan menjadi juru kampanye, seorang menteri itu 
> diberi hak untuk dua hari kerja. Dan dalam satu hari bersamaan itu tidak 
> boleh lebih dari tiga menteri yang tidak berada pada posisi tugasnya," 
> kata Mendagri.
>     
> Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 2004 tentang Kampanye 
> Pemilihan Umum oleh Pejabat Negara, pejabat negara yang menjadi juru 
> kampanye harus mengajukan permintaan izin cuti paling lambat dua belas 
> hari sebelum pelaksanaan kampanye pemilu.
>     
> Dalam Pasal 5 disebutkan, permintaan cuti pejabat negara diajukan dengan 
> ketentuan menteri kepada presiden, gubernur dan atau wakil gubernur kepada 
> Presiden melalui Mendagri dan bupati/wakil bupati, walikota dan wakil 
> walikota kepada Mendagri melalui gubernur.
>     
> Pada Pasal 11 disebutkan, jadwal kampanye para menteri dilaporkan oleh 
> sekretaris negara kepada Presiden dan disampaikan kepada menteri yang 
> bersangkutan serta kepada KPU paling lambat tujuh hari sebelum mulainya 
> masa kampanye. (Ant/edj)
> 
>  
> 
> ASAL USUL Komunisme
> 
> Ariel Heryanto
> 
> "KOMUNISME akan bertumbuh jika ketidakadilan dan jurang antara yang kaya 
> dan miskin melebar". Betapa sulit menemukan pernyataan yang sebodoh dan 
> sekaligus sepopuler ucapan itu.
> 
> Belakangan ucapan sejenis itu merebak kembali. Ini gara-gara keputusan 
> Mahkamah Konstitusi mencabut larangan bagi mereka yang pernah diharamkan 
> Orde Baru untuk menjadi calon legislatif. Sebagian orang mendukung 
> keputusan Mahkamah dengan alasan komunis sudah bukan lagi ancaman bagi 
> Indonesia, lalu meluncur ucapan konyol yang dikutip di atas.
> 
> Ketidakadilan sudah dan sedang bertumbuh di mana-mana dan di sepanjang 
> sejarah umat manusia, tetapi komunisme tidak bertumbuh di segala abad. 
> Komunisme merupakan gejala sejarah modern sekitar seratus tahun terakhir.
> 
> Jurang kaya-miskin hadir di sepanjang sejarah umat manusia. Kesenjangan 
> ekonomi semakin menjadi-jadi belakangan ini di tingkat dunia maupun 
> bagian-bagian kecilnya. Tetapi, yang kini merebak hebat bukan komunisme, 
> malah kekuatan sosial yang pernah menjadi musuh komunisme, yakni fanatisme 
> agama, liberalisme, dan kapitalisme/imperialisme.
> 
> ORDE Baru sudah bangkrut. Tetapi, dosa pembodohan massal yang pernah 
> dilancarkan olehnya masih terasa dampaknya di mana-mana. Logika itu 
> berbunyi: "Komunisme akan bertumbuh jika ketidakadilan dan jurang antara 
> yang kaya dan miskin melebar".
> 
> Di satu pihak dan selintas lalu ucapan itu seperti datang dari pengagum 
> komunisme yang sedang berharap akan datangnya dewa penyelamat atau pejuang > 
> keadilan. Kalau saja ucapan itu ada benarnya, komunisme mungkin telah 
> merajalela secara global. Kalau logika itu ada benarnya, seharusnya 
> komunisme sudah lebih marak di Amerika Serikat ketimbang di Tiongkok atau 
> Vietnam di mana pemerataan lebih bagus.
> 
> Di pihak lain, ucapan yang sama mengandung makna sebaliknya. Seakan-akan 
> ucapan itu propaganda kapitalisme. Karena komunisme terbukti tidak 
> bertumbuh di Amerika Serikat dan negeri-negeri sekutunya seperti 
> Indonesia, seakan-akan sudah "terbukti" di negeri-negeri ini ada keadilan 
> dan pemerataan kemakmuran. Bah!
> 
> Mungkin saja yang terjadi bukan keduanya. Bukan propaganda komunisme atau 
> liberalisme kapitalis. Jangan-jangan ini hanya sekadar dampak sampingan 
> dari pembodohan massal selama 30 tahun lebih oleh lembaga negara Orde Baru 
> semacam Departemen Pendidikan & Kebudayaan atau Departemen Penerangan.
> 
> Bukan hanya skala korupsi besar-besaran yang menjadikan Indonesia salah 
> satu keajaiban dunia. Kita ditertawakan keras-keras oleh bangsa asing yang 
> terpana menyaksikan logika dalam komunikasi publik. Selain soal bom 
> teroris, kacaunya persiapan pemilihan umum, atau demam berdarah, parahnya 
> kondisi pendidikan di Indonesia juga menjadi keprihatinan internasional.
> 
> Kebetulan belakangan ini para orangtua di Indonesia pusing memikirkan 
> sekolah untuk anak-anak mereka. Pusat perhatian mereka bukan pada 
> pemilihan umum dan daftar calon anggota legislatif, tetapi pemilihan 
> sekolah dan daftar biaya yang harus dibayar.
> 
> Bukan biaya pendidikan yang paling merisaukan. Malapetaka lebih besar bagi 
> Indonesia terletak pada isi dan kualitas pendidikan, khususnya di bidang 
> kemasyarakatan dan budaya. Apa yang didapatkan anak didik selama belajar? 
> Apa yang telah disiapkan oleh sistem pendidikan nasional bagi generasi 
> muda Indonesia untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam dan semakin 
> mengglobal dengan rekan-rekan segenerasi dari India, Tiongkok, Filipina, 
> Singapura, atau Malaysia?
> 
> Salah satu petunjuk kecil tentang rawannya kualitas pendidikan di Tanah 
> Air berwujud takhayul yang menghambat pengajaran tentang Marxisme di 
> universitas. Dari sedikit yang ada, biasanya ditampilkan propaganda 
> anti-Marxisme sesuai ideologi Orde Baru. Kalau pendidikan nasional 
> mewajibkan pengajaran agama diajarkan oleh penganut agama yang sama, 
> marxisme hampir selalu diajarkan dengan prosedur dan "hukum" yang 
> sebaliknya. Tampaknya tidak ada yang merasa risi karena kontradiksi ini.
> 
> Bagi yang belum paham, ada baiknya diingatkan bahwa kajian tentang 
> Marxisme atau Komunisme secara ilmiah di universitas tidak melanggar 
> hukum, bahkan pada zaman Orde Baru. Larangan Orde Baru-yang diteruskan 
> mereka yang masih keblinger ideologi Orde Baru-terhadap penyebaran ajaran 
> Marxisme hanya berlaku di luar pendidikan di universitas.
> 
> DALAM abad ke-20, lebih dari separuh umat manusia hidup di bawah rezim 
> yang membajak Marxisme sebagai dasar ideologi negara. Mempelajari 
> masyarakat abad ke-20 tanpa mempelajari Marxisme ibarat belajar ilmu 
> komputer tanpa belajar bahasa Inggris atau elektronika. Indonesia pernah 
> menjadi Tanah Air partai komunis terbesar di dunia, di luar Tiongkok dan 
> Uni Soviet. Mempelajari seluk-beluk Indonesia tanpa memahami ideologi 
> partai besar ini ibarat membicarakan Orde Baru tanpa membahas militerisme 
> atau korupsi.
> 
> Marxisme sendiri telah mengalami krisis serius dan dikritik banyak pihak, 
> termasuk para bekas tokohnya. Tetapi, dari krisis dan kritik ini telah 
> bertumbuh aneka pergulatan intelektual cerdas dan trendy. Ironisnya, 
> pergulatan ini terjadi bukan di negara-negara komunis yang represif, 
> tetapi di negeri liberal kapitalistik, seperti Amerika Utara, Eropa Barat, 
> Australia, Jepang, dan India.
> 
> Generasi muda Indonesia berhak mendapat kesempatan mempelajari dinamika > 
> intelektual itu. Apalagi setelah mereka dibebani biaya pendidikan 
> maha-berat. Tetapi, hak dan kesempatan belajar itu telah dihambat, bukan 
> oleh orang-orang jahat yang anti-Marxisme. Larangan itu sering kali datang 
> dari mereka yang tidak paham apa itu Marxisme karena tidak pernah dididik 
> tentangnya ketika bersekolah. Berbeda dari para pendiri bangsa ini yang 
> bersekolah pada zaman kolonial Belanda. Maka, jangan heran sejarah 
> nasional juga sering bengkok atau gelap pada bagian kisah tentang para 
> tokoh gerakan nasionalis ini. (*)
> 
> Anak-anak Ingin akhiri dendam dan konflik
> 
> Anak-anak para tokoh elite ingin mengahkiri dendam dan konflik pasca 
> tragedy 1965 menuju rekonsiliasi ungkap sejarawan Asvi Warman Adam.
> 
> Hal itu diungkapkan Asvi mengomentari pertemuan Forum Silahturahmi Anak 
> Bangsa (FSAB) di Jakarta, Jumat (5/3). Hadir dalam kesempatan itu antara 
> lain Ahmad Zahedi (cucu Teungku M Daud Beureueh), Perry Omar Dani (Anak 
> Omar Dani), Sarjono Kartosuwiryo (anak SM Kartosuwiryo), Amelia A Yani 
> (anak Ahmad Yani), Ilham Aidit (anak DN Aidit), H. Hasan Kamal (anak Kahar 
> Muzakar), dan Yap Hong Gie (anak Yap Thiam Hien). FSAB sendiri mengajak 
> masyarakat dari berbagai latar belakang etnis, agama, dan politik untuk 
> menjauhi konflik dan membangun silaturahmi. 
> 
> Menanggapi hal itu, Asvi yang mengaku sempat tidak antusias dengan FSAB 
> malahan memberi catatan positif. FSAB yang kini meluas tidak hanya terdiri 
> dari anak-anak tokoh seputar tragedi 1965 itu sesungguhnya memang memberi 
> contoh mengakhiri dendam dan konflik. "Pertemuan mereka sebetulnya 
> kritikan juga terhadap para orang tua yang masih diliputi dendam dan 
> konflik tersebut," ujarnya saat dihubungi KCM, Sabtu (6/3).
> 
> Hal berikut, silaturahmi FSAB dapat dijadikan momentum bagi bangsa ini 
> untuk kembali duduk bersama dan meninjau kembali sejarah. Seluruh bangsa 
> ini bisa bertanya apa betul para tokoh-tokoh dimaksud melakukan apa yang 
> dinamakan kritikan hingga pemberontakan yang tak mudah lekang dari 
> ingatan. 
> 
> "Kita juga bisa bertanya sekaligus memahami mengapa mereka melakukan itu? 
> Ini momentumnya," demikian Asvi Warman Adam. (prim)
> 
>  
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke