Pertanyaan
dan tanggapan sesi I
- Bapak Prof. Dr. Shalahuddin
Djalal Tanjung (Guru Besar UGM)
Bagaimanakah caranya
meningkatkan kualitas guru agar menjadi lebih bermakna?
Sudahkah kita merumuskan dari
budaya minang ini untuk kemajuan pembangunan?
- Linda (Mahasiswa MM Farmasi)
Bagaimana kita
menyikapi.perubahan? dan apa yang bisa dilakukan oleh Depdiknas dalam
mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi ?
- Dedi (Ketua Umum Baringin Mudo
Yogyakarta)
Dimanakah ranting pemisah yang
menyebabkan intelektual Minang tidak lagi
menonjol ?
Terjadinya keterkekangan
berkreasi siswa SLTP/SMU sehingga mereka tidak bisa berkreasi (dibatasi padatnya
kurikulum yang diberikan sekolah)
Jawaban
Pembicara
Bapak Yunahar
Ilyas
- Banyak yg bisa
dilakukan : perlu penafsiran petatah-petitih sehingga mudah dipahami.ttg
problem perantau minang, penyaringan perantau minang, dilibatkan semua
(berdasarkan spesifikasinya), utk ikut berperan memberikan kontribusi ke
kampung halaman
- pengaruh PRRI
(mental orang kalah perang).berusaha menghilangkan trauma kalah perang, tp
ketakutan itu diwariskan ke dlm bahasa sehari-hari (menurut Taufiq
Abdullah).
Bapak Azmi
sebenarnya kita sudah tau,
Cuma kita tidak mempelajarinya dengan baik. perlu dilakukan penghayatan (semuanya
itu sudah tercantum dalam ajaran agama) etos kerja islam dan adat itu tinggi.hal
itu keanyakan hanya menjadi hapalan. Mengenai adat dan agama, tidak perlu
dibahas perbedaannya, tapi yang perlu dicari adalah bagaimana keduanya itu bisa
ditautkan.
Bapak Satni Eka
Putra
sebenarnya sekarang ini kita
sudah memiliki banyak cendikiawan, namun kurang diangkat (mungkin kesalahan kita
yang kurang mampu emnghargai mereka).
Usaha menigkatan kualitas guru
: Pengangkatan PNS, guru honor. Memberikan pelatihan-pelatihan, tugas belajar
(tidak bisa dialkukan sekaligus), harus bertahap.meningkatkan kesejahtraan
guru
Minat baca di sumbar,
indonesia pada umumya kurang.menumbuhkan minat baca.
Bukannya tidak sanggup, tapi
dananya kurang
Pertanyaan
dan Tanggapan Sesi II
1.
Romi (Ketua Umum KMM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)
bagaimana mutu guru sumbar ??
apakah kita akan menjaha budaya masa lalu ? ataukah kita tlh mengambilnya
?
2.
Drs. Zubir Amin (Mantan
Konsulat Jendral untuk Merseille, Prancis)
Kecewa,Karena penggagas anak
muda, pembicara orang tua, tidak
nyambung !
·
Kepada bapak Yunahar
Ilyas
berharap bagaimana memberikan
peranan yang besar pada wanita
supaya tidak hanya menjadi hiasan
·
Kepada Bapak Azmi : upaya ini
semacam dendam.msh tepatkah ini disebut mambangkik batang tarandam
???
3.
Hanifwati Annur (Forkommi
UGM)
·
Kepada Bapak Satni Eka
Putra
masalah seringnya terjadi
perubahan kurikulum,menyebabkan terjadinya perubahan acuan, dalam hal ini
buku pegangan yang selalu berubah-ubah.
Jawaban
Pembicara
Bapak Yunahar
Ilyas
·
walaupun matrilinial, tapi
perempuan tidak bisa bertindak kalau tidak ada izin sari pihak laki2, contohnya
bundo kanduang
Bapak Satni Eka
Putra
·
format pendidikan yang
ditawarkan : IQ,SQ,EQ
Peningkatan kualitas bisa
dilakukan dengan pelatihan, tugas belajar dll (spt yg ditrangkan
diatas)
Mengenai kurikuluim.KBK belum
diterapkan , baru uji coba.buku pokok yang disediakan pemerintah GRATIS !! tapi
sebagian pihak sekolah ada yang mewajibkan membeli buku pegangan dari penerbit
luar. This’s the problem !!
Bapak Azmi
·
harus diakui juga, bahwa
memang jarang tokoh minang yang menonjol di tingkat nasional pada saat
ini.pendidikan kita tidak mengajar orang cerdas.
Interupsi dari miftah (Ketua
IMAMI UI)
Bagaimana kita akan dapat meramal masa
depan kalau kita tidak mendapatkan gambaran tentang masa lalu yang bisa
digambarkan oleh para orang tua. Pentingnya kerja sama antara anak muda dengan
orangtua
____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________