Copyright © 2004 Media Indonesia Online. All rights reserved. Jum'at, 19 Maret 2004 00:00 WIB
POLITK DAN KEAMANAN ---------------------------------------------------------------------------- ---- 'Mayoritas Pemilih Sumbar Tolak Koruptor Jadi Caleg' SEBANYAK 90% pemilih di Sumatra Barat (Sumbar) mengatakan, tersangka kasus korupsi tidak pantas duduk dalam pemerintahan, karena pemilih (85%) tidak yakin mereka bisa diandalkan untuk memikirkan kepentingan orang banyak. Penanggung jawab Forum Kedjajaan Bangsa (FKB) Ranny Emilia mengatakan hal itu kepada Media di Padang, kemarin, saat menjelaskan hasil jajak pendapat dan pembuatan profil calon-calon Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Sumbar, yang dilaksanakan pada 16 Februari sampai 7 Maret 2004 lalu. Total responden yang direncanakan adalah 1% dari jumlah pemilih yang mewakili daerah pemilihan Sumbar 1, 2, 3, 4, dan 5 atau 29.116 responden. Namun, kata Ranny, dari kemampuan yang dipunyai FKB hanya bisa menjangkau 1.050 responden. "Hal yang menggembirakan adalah target seluruh daerah pemilihan di tingkat provinsi terwakili dapat tercapai," kata dosen Jurusan Ilmu Politik FISIP Unand ini. Mengacu pada hasil jajak pendapat itu, lanjutnya, diharapkan pemilih di Provinsi Sumbar tidak akan memberikan suaranya kepada calon-calon yang pernah menjadi tersangka kasus korupsi, apalagi pernah menjadi terdakwa. Sama dengan tersangka kasus korupsi dimata pemilih (87%), para perusak lingkungan tidak akan memperoleh kepercayaan dari pemilih, karena mereka (83%) tidak yakin orang semacam ini bisa diandalkan untuk memikirkan kepentingan orang banyak. Bahkan untuk kasus pelecehan seksual dapat dikatakan penolakan pemilih hampir total mencapai 91%. Dalam hal kasus narkoba, penyalahgunaan tanah ulayat dan politik uang, lanjut Ranny, kondisinya sama atau hampir sama, pemilih menganggap tidak pantas orang semacam ini mewakili mereka duduk dalam pemerintahan. Jumlah yang mendukung pendapat ini untuk masing-masing kategori adalah 87%, 78%, dan 85%. Yang menarik, tambahnya, bayangan pemilih tentang orang-orang yang duduk dalam pemerintahan yang sekarang bervariasi. Kurang dari setengah pemilih (49%) yang menilai bahwa orang-orang yang duduk dalam pemerintahan saat ini tidak pantas duduk atau dipilih kembali dalam pemilu yang akan datang. Berkenaan dengan gerakan antipolitikus busuk, ada di antara mereka yang tahu, tahu tapi samar-samar, dan tidak tahu. Jumlahnya hampir seimbang, yakni masing-masing 34%, 31%, dan 34%. Pemilih yang mendukung gerakan ini juga hanya 57%. (Alw/P-3) ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________