falgent <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Uni Rahima, banyak pengetahuan yang bisa diambil
> dari tulisan Uni. 
> saya ada pertanyaan sedikit, setelah membaca tulisan
> Uni bersikap 
> bila  dipuji, yang ingin saya tanyakan adalah
> bagiamana sikap uni 
> kalau Uni sebagai perempuan kalau di singgung lewat
> perkataan atau 
> lewat tulisan.

Waalaikumsalam.Wr.Wb.

Dek falgent.Kalau uni di singgung lewat perkataan atau
tulisan,maka tindakan uni berbeda-beda,lihat
kapasitasnya.


Kalau terjadi penyinggungan itu secara face to
face,hal ini sangat memudahkan bagi uni untuk
menyelesaikannya.Karena bahasa langsung dengan bahasa
tulisan berbeda .


Bahasa Tulisan sering bahkan,bisa terjadi
misunderstanding,yang terkadang seseorang ngak
mengerti,atau menangkap,juga kurang teliti membaca apa
yang kita tulis,sehingga pengkritikan,atau
penyinggungan itu bisa berubah bukan menjadi suatu
kritikan membangun atau nasehat yang membangun,tetapi
merupakan suatu buruk sangka,atau tuduhan tanpa bukti
nyata dan tepat serta jelas..

Kalau kritikan itu benar,bisa uni terima dan ucapkan
makasih atas kritikannya .Tapi kalau kritikan itu
berupa tuduhan,nah,... disitulah baru uni akan mencoba
membalas.Namun balasan pertama sekali tidak begitu
tajam,tetapi kalau seseorang itu tak mengerti
juga,baru balasan selanjutnya sedikit tajam.

Ini karena apa ?,karena uni ngak suka sibuk urusan
orang lain dalam masalah kayak begituan,dan ngak suka
berantem kayak begituan,tapi kalau orang tersebut
bersikeras,akan uni layani.Kalau memang itu
maunya.yang pasti uni tidak bisa  membiarkan seseorang
itu menuduh,atau buruk sangka sama uni,pasti akan uni
jelaskan..


Maksud tajam disini bukan untuk menusuknya,tetapi
menyadarkanya,bahwa apa yang dikatakannya itu
salah,dan uni tak ingin seseorang berbuat salah,atau
dosa,akibat tuduhannya itu,makanya perlu di
clearkan.itu saja tujuannya.Sekali lagi berbeda antara
kritikan dan tuduhan.Dan bentuk dari
kedua-duanya,adalah suatu hal yang tidak uni sukai.

Yang pasti,uni kurang suka mengkritik seseorang yang
sikapnya perasaan,aib,bukan kritikan permasalahan
agama yang di lontarkan ( kalau agama,uni hanya
sekedar meluruskan saja,atau mengingatkan ).

Kenapa hal itu kurang uni sukai ? Karena uni lebih
suka intropeksi diri sendiri,melihat kejelekan diri
sendiri,ketimbang kejelekan orang lain terus yang uni
lihat.Kata orang,jari telunjuk menunjuk satu,sementara
empat jari lagi mengarah ke kita.Tungau diseberang
lautan kelihatan,gajah di pelupuk mata tak kelihatan.


Biasanya uni hanya mengkritik seseorang,kalau terpaksa
sekali ,bisa jadi karena permasalahannya ada berkaitan
dengan agama ,dan kalau orang itu lebih dahulu
menuduh,atau buruk sangka dengan uni.itu saja.Tak ada
manusia yang suka di tuduh kan.

Rasulullah SAW saja pernah mendatangi dua orang
sahabat di malam hari,ketika itu beliau sedang
berjalan bersama perempuan,yang mana perempuan itu
adalah istrinya.Tapi beliau langsung datang kepada
sahabat itu menjelaskan bahwa yang bersama beliau itu
adalah Istri beliau,bukan wanita lainnya.

Apa sahabat itu bilang, : " Mana mungkin kami menuduh
engkau wahai Rasulullah ? ".Rasulullah menjawab : "
Aku takut syetan akan merusuk dan mendatangi hati-hati
ummat dimana dan kapan saja ".

Ini baru sifat kehati-hatian saja di lakukan oleh
Rasulullah,apalagi kalau benar kita mengetahui bahwa
seseorang itu telah jelas-jelas menuduh dan buruk
sangka pada kita,wajar kita beri penjelasan.Agar orang
tersebut tak bersalah dan bersdosa,itu saja tujuan
kita,tak lebih dari itu.
 ?.

Dan juga uni kurang suka ikut campur perkelahian antar
dua orang,atau dua kelompok,kecuali kalau memang
benar-benar uni diminta untuk itu,atau menclearkan
sesuatu kalau hal yang didiskusikan,atau di
perkelahikan itu ada kaitannya dengan masalah agama.

Kalau masalah perasaan,bukan masalah agama,kita ngak
tahu,mana yang salah,mana yang benar,jadi ngak pantas
rasanya kita ikut campur dalam hal itu.Itu urusan
mereka masing-masing.Di dalam pergaulan kita
sehari-hari,kita akan sering menemukan perseteruan
antara dua kelompok,atau dua orang ini.Sebaiknya,ngak
perlulah kita memberikan minyak,atau bensin untuk
itu.Khawatir akan jatuh kepada Namimah kita
jadinya.Yaitu ular berkepala dua,adu sana-sini.

Tapi kalau tujuan kita untuk mendamaikan dan bersikap
adil diantara keduanya.Boleh-boleh saja.Dan seorang
hakim yang bijaksana,haruslah menghukum dengan
adil,dan mengetahui permasalahan,jangan asal main
tembak saja.Lihat dulu,dan teliti dengan
seksama,mengapa sampai terjadi,ada apa permasalahannya
?.


Kalau hal nya menyangkut perasaan,maka ini sulit
mencari siapa yang benar,siapa yang salah,tapi kalau
menyangkut masalah keilmuan,keagamaan,maka kita punya
data,argument,, juga standar  untuk itu.Kalau kita di
minta untuk jadi pahlawan,wasit, ,atau hakim,silahkan
maju,kalau tidak,lebih baik kita diam,ketimbang justru
memperuwet ,memperuncing masalah,atau bahkan tak
jarang diri kita sendiri akhirnya yang ketembak..



Tetapi dalam penyampaian dakwah,tulisan-tulisan
bertopik baru,dalam hal apa saja ,tujuan uni secara
umum,ngak ada bertujuan secara person.Dan biasanya uni
lebih suka menulis artikel-artikel baru yang berasal
langsung dari pemikiran uni,atau terjemahan yang
bahasanya berasal dari ungkapan kata uni,ketimbang
ikut dan nimbrung mengkritik dalam topik apa saja yang
di bicarakan orang lain.Tapi kalau ikut nimbrung dalam
membantu yang baik ,boleh-boleh saja.


Dan dalam hal sifatnya diskusi kemajuan,apakah itu
ekonomi,pendidikan,akhlak bobrok,dan sebagainya,uni
lebih suka diskusinya dikit,tindakan nyatanya lebih
banyak,ketimbang diskusinya panjang lebar menghabiskan
waktu berbulan-bulan ( kata orang siang bahabih
maso,malam bahabih minyak lampu ) ,yang realitanya
ngak kelihatan.karena seringnya diskusi semacam itu ,
selalu saja menyalahkan sepihak.Yang salah si Anu
lah,kelompok si Anilah beginilah begitulah.


Berbeda kalau itu diskusi keilmuan,atau agama,maka
masing-masing kita punya data dan argument.Dan diskusi
semacam ini tentu lebih bermanfaat,yang sering membuat
kita pintar dalam berdiplomasi,menjawab dengan tepat
dan benar,ketimbang diskusi yang ngak karuan,apalagi
mengkritik masalah perasaan, aib , pribadi seseorang.
.

Bagi uni,buat apa kita saling menyalahkan atas
kemunduran yang terjadi,semua pihak bisa jadi
bersalah,tanpa disadari.Lebih baik,di lihat apa latar
belakang,penyebab kemunduran itu,lantas tindakan apa
yang pantas di lakukan ( dan ini tidak hanya sekedar
ngomong doank,kalau ngomong doank,siapa sih yang kagak
bisa ) ?.


Mulai saja kita merubahnya baik dari diri kita
sendiri,keluarga kita,lingkungan dimana kita
tinggal,dan kalau bisa bantu masyarakat yang
miskin,kalau itu kekurangan ekonomi,bukan hanya
sekedar memberikannya duit,tapi memberikannya
modal,atau jalan,agar ia dapat berusaha dengan modal
yang kita berikan itu.


Kalau masyarakat,atau kelompok itu kurang akhlak,atau
agamanya,juga pendidikannya.bantu ia agar dapat
membuka mata hatinya ,bahwa pendidikan itu sangat
penting, baik itu umum,ataupun agama,sama pentingnya
,sekolah ( belajar ) itu perlu,carikan ia bantuan
dana,kalau ia ngak mampu,melalui konglomerat,atau
orang-orang tua asuh.Diberi pengajaran dan dakwah
agama.

Uni lebih senang,memberikan seseorang itu bibit
tanaman,sehingga ia dapat menanamnya sendiri,ketimbang
memberikannya buah yang tinggal dimakan saja
olehnya.Maksudnya,memberikan modal pada seseorang
lebih baik,ketimbang memberikannya makan begitu
saja.Modal,maka ia akan dapat berkembang,tapi kalau
untuk sekedar makannya saja,maka cepat habisnya..
 

( Bukan maksud riya,naudzubillahi mindzalik,tapi
sekedar untuk jadi bahan buat kita semua,agar kita
semua jangan terlalu banyak diskusi sana-sini yang tak
ada manfaatnya,kritik sana sini yang sifatnya kritik
tak membangun,apalagi berupa tuduhan dan prasangka
saja.,tapi lebih baik banyak merealisasikannya dengan
tindakan nyata saja, dan diskusi itu boleh-boleh
saja,bahkan cukup bagus,asalkan ditimbang,mana yang
pantas,dan mana yang tak pantas untuk didiskusikan,dan
tidak sekedar buang waktu saja ).Uni mengagumi apa
yang dilakukan oleh mak Darul selama ini da Zulharbi
dan netter lainnya,baik di kampung atau di rantau..


Selama ini rasanya itu yang uni lakukan,uni ngak
sekedar ngomong doank,diskusi doank,tapi sebagian dari
gaji uni di Indonesia,juga gaji suami uni di kairo,ada
disisihkan untuk membantu masyarakat Minang.Kalau di
kairo untuk masyarakat Minang di kairo,jelas dari gaji
suami uni,kalau masyarakat Minang di Sumbar,jelas dari
gaji uni,tiap bulan selalu ada untuk itu,karena jelas
itu bukan hak kami lagi,tapi kami menyadari bahwa
disebagian harta kita itu ada hak fakir miskin dan
orang yang membutuhkan didalamnya.





> 
> saya ingin tahu, sebab katanya perempuan sensitif
> sekali? benarkan 
> Uni?
 

Bisa jadi benar,bisa jadi juga tidak benar.tergantung
orangnya.lelaki juga begitu koq,ada lelaki yang
sensitif juga khan ?.kalau masalah sensitif ini ngak
pandang lelaki dan perempuan.Tetapi memang pada
umumnya,wanita sering mendahulukan " perasaannya
",ketimbang akalnya ".tetapi tak semua wanita.

Sebagaimana tak semua lelaki mendahulukan akal,ada
juga yang lebih mendahulukan perasaannya.Mungkin ini
tergantung dari latar belakang keluarga,atau
lingkungan dimana ia hidup.Wallhua'lam.


> 
> kalau boleh berbagi pengalaman, kalo saya disinggung
> lewat perkataan 
> dan tulisan saya terima saja kalau memang itu satu
> kebenaran, tapi 
> kalau hal itu tidak benar saya tidak terima dan
> berusaha membalas. 
> tapi kalo membalas tulisan dan perkataan wanita kok
> ga tega ya....


Kalau hal itu suatu kebenaran,maka sekali lagi uni
katakan.Kebenaran tidak memandang usia dan jenis
kelamin,ketenaran,ketokohan,bos kita,ataupun siapa
saja.Patokan kebenaran itu khan ada ? Al Qur'an dan As
Sunnah.kalau itu masalah agama.Kalau itu masalah
science keilmuan umum ,masing-masing punya data yang
akurat untuk itu,untuk dijadikan standar..


> 
> Saya terima karena itu resikonya bila  sering
> menyinggung orang atau 
> kelompok orang, bikin panas telinga orang, atau
> mungkin membuat 
> gondok orang lain. Begitu mungkin cara saya
> menyampaikan kebenaran, 
> saya termasuk pengagum almarhum A.A Navis "si tukang
> cemooh", 
> demikian besar manfaat yang saya rasakan dari
> tulisan-tulisan beliau, 
> menjungkir-balikkan cara berpikir orang-orang
> berotak jumud, yang 
> tidak mengerti akan perubahan.


Sebaik-baik memutar balikkan pikiran seseorang
landasannya adalah agama dan tujuannya adalah mencapai
kebenaran .Tidak menurut kata si Anu,kata si Ani.


> 
> Ingat waktu kecil dulu, ketika bulan puasa  tidur di
> surau, disana 
> kita saling panas-panasan sesama teman, mungkin hal
> itu tidak baik 
> tapi ada manfaatnya yang saya rasakan, dimana kita
> diajarkan 
> bagiamana mengontrol emosi dan memutar otak
> mengeluarkan argument 
> untuk menjatuhkan mental kawan tsb,kadang kalau
> tidak sabaran sering 
> terjadi perkelahian, hal yang wajar di jaman
> kanak-kanak dulu.


Hehehehe..dek falgent..dek falgent,..
Mungkin beda kali perkelahian antara wanita dan
lelaki.Kalau wanita mulutnya saja yang
berkelahi,tetapi badannya jarang sampai
berkelahi.Tetapi bisa jadi juga,sering kedengaran oleh
uni sesama wanita saling jambakan ( tarikan
)rambut.naudzubillah mindzalik deh.

Sayang donk badan sudah dijaga baik-baik,sampai
mulus,dan halus  begitu,masak harus cacat dan korengan
hanya karena bertengkar.Atau rambut yang sudah di
shampoin dengan shampoo yang mahal lagi ,masak harus
putus-putus karena di jambak ,atau di tarik sang lawan
? Kenapa ngak sekalian di gundul aja itu rambut,dan
badan sekalian di goreng  dendeng , sambal lado,di
gulai,atau di jadikan seperti tempe bacem,hitam
pekat,atau kecoklatan warnanya..

Okay segitu dulu jawaban uni,maaf agak terlambat
membalasnya,habis uni benar-benar sibuk sekali..


> 
> Wassalam 
> 
> Falgent

Wassalam.Rahima


__________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Finance Tax Center - File online. File on time.
http://taxes.yahoo.com/filing.html
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Reply via email to