http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2004/bulan/04/tgl/01/time/191756/idnews/121061/idkanal/112

Telkom Janji Tingkatkan Pertumbuhan Telepon Tetap
       Reporter: Ni Ketut Susrini

detikcom - Jakarta, Dirut Telkom, Kristiono menyatakan pemberlakuan
kebijakan tarif rebalancing sebesar 9% dapat memacu pertumbuhan jumlah
satuan sambungan telepon tetap sebesar 15% sampai 16%, dari sebelumnya
hanya 9%.


Kebijakan rebalancing tarif ini menurutnya akan membangkitkan semangat
berinvestasi untuk telekomunikasi saluran tetap.


"Masyarakat harus paham, bahwa ada perbandingan tarif antara saluran
tetap dan seluler yang mahal. Investasi di fix line lebih mahal
dibanding seluler, makanya fix line tidak bisa berkembang, karena
tarifnya yang selama ini terus ditekan oleh pemerintah," kata Kristiono
di Jakarta, Kamis (1/4/2004).


"Selama ini, masyarakat tidak menyadari mahalnya beban biaya yang
ditetapkan untuk seluler. Tapi ketika tarif lokal dinaikkan, masyarakat
marah, tapi menghadapi tarif seluler yang sedemikian mahal, masyarakat
dengan mudah menerimanya," kata Kristiono.


Menurut Kristiono, dari pemberlakuan tarif rebalancing ini, PT Telkom
akan memperoleh peningkatan pendapatan sebesar 3% dari pendapatan
semula.


Ketika dikonfirmasi mengenai waktu pemberlakuan tarif baru yang
ditetapkan sebelum Pemilu ini, Kristiono menegaskan bahwa sebenarnya ini
kebijakan yang harus segera dilaksanakan mengingat pemberlakuannya yang
sudah cukup lama tertunda.


       "Kebijakan ini seharusnya sudah diberlakukan sejak Januari lalu, dan
       pemberlakuannya sudah tertunda terus selama 16 bulan."

Telkom menambahkan, bahwa mereka tidak menaikkan tarif komunikasi/akses
internet termasuk akses dial up internet ke PWS (Point of Wholesale)
layanan ISP (Internet Service Povider) lainnya. Hal ini ditegaskan oleh
Mundarwiyarso, Head of Corporate Communications PT Telkom Tbk menanggapi
adanya kritikan dan pertanyaan dari masyarakat yang mengira Telkom juga
menaikkan tarif komunikasi via internet.


       Tarif akses dial up internet ke PWS layanan ISP (Internet Service
       Povider) lain tidak berubah yaitu sebesar Rp 100,-/menit. Tidak
       berubahnya tarif dial up internet menurut Mundar adalah dalam upaya
       Telkom mendukung perkembangan industri jasa internet dan menyediakan
       akses internet yang murah bagi masyarakat.

Menurut Mundar, Telkom dalam waktu dekat ini merencanakan mengeluarkan
layanan baru akses internet khusus bagi dunia pendidikan dengan tarif
yang sesuai. Dimana tujuan utama dari layanan baru akses internet Telkom
ini adalah dalam rangka mendukung perkembangan dunia pendidikan.(tis)


http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2004/bulan/04/tgl/01/time/15133/idnews/121058/idkanal/112

 BRTI Mengaku Sudah Evaluasi Tarif Telepon
       Reporter: Ni Ketut Susrini

detikcom - Jakarta, BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia)
dituding tidak berpihak pada rakyat soal kenaikan tarif telepon. Namun
mereka mengaku sudah melakukan evaluasi terhadap rencana pemerintah yang
sudah disetujui DPR.


Sebelum kenaikan telepon tahap kedua yang berlangsung mulai hari ini
(resmi sejak pukul 00:00 tanggal 1 April 2004) DPR telah menyetujui
kenaikan tarif telepon dengan syarat harus ada suatu badan regulasi yang
bersifat independen. Setelah badan regulasi (BRT) dibentuk, maka
kenaikan tarif kedua kini resmi diberlakukan.


Dari sudut pandang BRTI, badan regulasi ini menyetujui kenaikan tarif
telepon guna memperbaiki struktur tarif yang dinilainya sudah rusak.


"Kalau kenaikan telepon ini dibatalkan, kami hanya akan memperpanjang
sistem struktur tarif yang dalam tanda kutip sudah rusak," demikian
disampaikan Heri Nugroho, anggota BRTI. "Tarif telepon harusnya
ditentukan berdasarkan biaya produksi. Selama ini, biaya produksi PT.
Telkom untuk lokal Rp 302, dijual Rp 195, sebaliknya untuk SLJJ biaya
produksinya Rp 64, dijual Rp 150. Struktur tarif ini sudah sedemikian
rusaknya, sehingga perlu direstrukturisasi," papar Heri.


Heri menjelaskan bahwa di masa lalu, struktur tarif memiliki kesalahan
karena dinilai tidak kondusif.


"Kesalahan masa lalu adalah adanya struktur tarif yang tidak kondusif.
Tarif SLJJ yang sudah mahal dinaikkan terus, bahkan sampai tiga kali
(April 1998, Feb 1999 dan Feb 2002). Struktur seperti ini hanya cocok
untuk struktur monopoli. Karena era kompetisi dibuka, struktur tarif,
mau tidak mau harus dirubah dengan melihat cost produksi sebagai dasar
dari harga jual," tutur Heri.


"Kami memanage suatu struktur tarif yang sudah rusak menuju cost based.
Dan ini harus dilakukan secara perlahan-lahan," tandasnya.(nks)







Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/


======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================

_________________________________________________________________
Free up your inbox with MSN Hotmail Extra Storage! Multiple plans available. http://join.msn.com/?pgmarket=en-us&page=hotmail/es2&ST=1/go/onm00200362ave/direct/01/


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke