Mencermati Kualitas Lingkungan Perkotaan di Sumatera Barat (1) * Sawahlunto dan Muaro Sijunjung B By padangekspres, Senin, 10-Mei-2004, 06:33:15 WIB
Perlahan namun pasti, di tahun 2004 telah muncul kesadaran dari Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat untuk kembali memberi perhatian terhadap K3 (Kebersihan, Ketertiban dan Keindahan) di daerahnya. Padahal, pasca dihentikannya program Adipura sejak tahun 1997, hampir seluruh daerah di Sumatera Barat terlihat amburadul, kotor dan jauh dari potret keindahan. Sejak krisis ekonomi dan politik melanda negeri ini, kualitas lingkungan perkotaan di Indonesia, termasuk di Sumbar benar-benar dalam keadaan memburuk. Hal tersebut terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah pada pelestarian lingkungan serta rendahnya peran serta masyarakat. Dengan latar belakang tersebut, Pemerintah Provinsi Sumbar sejak tahun 2000 mengambil inisiatif untuk mengangkat kembali program evaluasi kota bersih, sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas lingkungan perkotaan. Pada program tahun 2004, tim dari provinsi kembali turun ke kabupaten/kota di Sumbar 3 s.d. 10 Mei 2004. Untuk Kota Padang, Kota Sawahlunto, Sawahlunto Sijunjung dan Kabupaten Tanahdatar tim yang turun dipimpin Erdi Janur SH (Bapedalda Provinsi), dengan anggota Nurmalawati SKM (Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar), Noveri SE, Suardi (Bapedalda) dan dari unsur LSM. Dalam tinjauan tim ke Kota Sawahluto, dari sembilan parameter yang dinilai masing-masing pemukiman, pasar, terminal, fasilitas umum, aktivitas industri, perairan terbuka, pengelolaan sampah, sarana pendukung pariwisata dan peran serta masyarakat, mulai terlihat ada perbaikan di sana-sini. Hanya saja, masih ada sejumlah kekurangan yang terpantau tim. Di antaranya, masih ada pedagang pasar Sawahlunto yang membuang sampah ke bantaran Batang Lunto. Tim menyaksikan sampah-sampah ikan, dan sampah lainnya dibuang ke bantaran sungai. Kepala Kebersihan dan Pertamanan Kota Sawahlunto Nursuhud mengakui, masih ada masyarakat/pedagang yang membuang sampah ke sungai. Namun, katanya, prosentasenya sudah sangat kecil yakni sekitar 10 persen. Tim juga menyaksikan, pasar Sawahlunto yang tampak kurang tertib. Kendaraan ojek antri dimana-mana, kemudian terminal bus yang cukup kecil, berdampak kurang indahnya kawasan di sekitar pasar itu. RSUD Sawahlunto juga tidak luput dari perhatian tim. Di sini tim menemukan bobolnya saluran air RS. Saluran air limbah tersebut juga tidak memiliki kawat penyaring, sehingga alirannya dikhawatirkan menimbulkan masalah bagi penduduk. Di RS, tim juga menyaksikan tumpukan botol-botol plastik dalam karung di dekat insenerator. Yang cukup menggembirakan, di kota berpenduduk 51.533 jiwa itu (data 2002), jalan-jalan utamanya terlihat bersih. Malah menurut Zulfikar SH dan Susilo dari bagian LH, Pemko sudah punya program yang disebut garden city (taman kota). Taman ini akan dibuat di kawasan seluas 5 ha, dan ditanami dengan bermacam-macam bunga. Ketika berkunjung ke tiga sekolah, yakni SD N 03, SLTP N 2 dan SMK N 2, tim mengaku salut. Pasalnya, ketiga sekolah tersebut benar-benar bersih. Taman-taman dan penghijauan yang dibuat, juga menambah asrinya ketiga sekolah tersebut. Salah satu kendala dalam penanganan masalah sampah di Kota Sawahlunto adalah terkait dengan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Saat ini TPA sementara berlokasi di Kayu Gadang. TPA ini pun masih seadanya, dengan sistem open dumping. Pemko sudah merencanakan akan membangun TPA di Kubang, sekitar 6 km dari pusat kota. Muaro Sijunjung Agak berbeda dengan kondisi kota Sawahlunto, masalah K3 di sekolah-sekolah di Muaro Sijunjung justru kurang terkelola baik. Di SMP N Muaro Gambok misalnya, tumpukan sampah terlihat dimana-mana. Hal yang sama juga terlihat di SMA 1 Sijunjung. Selain banyak tumpukan tempat pembuangan sampah, got-got pun penuh dengan sampah. Akan tetapi, kondisi lebih baik justru ditemukan tim di SD 01 Pasar Sijunjung. K3 sekolah ini cukup baik. Puskesmas Muaro Gambok, juga ditinjau tim. Saat ini Puskesmas terkendala dalam pengelolaan sampah medis. Sebab, sejak tahun 2002 mesin pembakar sampah (insenerator) sudah tidak berfungsi . Objek lain yang ditinjau tim adalah Pasar Sijunjung, Perumnas Muaro, STIPER dan TPA di Muaro Batuk. Tak jauh beda dengan tahun lalu, kondisi TPA Muaro Batuk juga masih belum terkelola. Selain tingginya jumlah nyamuk di lokasi, penanganannya pun masih dengan sistem open dumping. Akan tetapi, meski Muaro Sijunjung memiliki kelemahan di sana-sini, jalan-jalan di perkotaan Muaro Sijunjung tampak semakin bersih, tertib dan indah. Taman-taman kota terlihat bersih, demikian pula riol-riol jalan. "Kami di Pemkab Sawahlunto Sijunjung sangat komit dengan masalah K3 dan masalah lingkungan hidup, ujar Ir Fadil Azim MP, kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan dan Penanaman Modal Pemkab Sawahlunto Sijunjung. (oktaveri) Padang Ekspres Online : http://www.padangekspres.com/ Versi online: http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=2649 5 ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________