Assalamualaikum ww
 
Sia lah nan ka rancak jadi presiden sudah koo ..... ?
Tapi bia lah, dek awak lai pernah bersentuhan dengan Muhammadiyah saisuak, mumpung HNW indak maju, priority terkini tantu sajo jatuah ka ajo Amin Raih figur "jujur bersih & peduli" itu
wasalam
abp
 
Berikut ancak juo utk dibaco2 thx
=================================
TAJUK RENCANA
Simpatik, Keputusan PKS Menjadi Oposisi
- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan untuk sama sekali tidak mengajukan calon presiden dan wakil presiden. Bahkan tidak akan mendukung salah satu dari beberapa calon pasangan capres dan cawapres yang akan bertarung dalam pemilu pada 5 Juli nanti.
 
Partai yang memperoleh kenaikan suara signifikan dalam pemilu 5 April lalu itu memilih berkonsentrasi di DPR dan akan berposisi sebagai kekuatan oposisi yang mengontrol pemerintah. Keputusan itu diambil dalam Musyawarah Majelis Syura (MMS) Partai Keadilan Sejahtera di Jakarta hari Minggu seperti disampaikan Ketua Majelis Syura PKS KH Rahmat Abdullah dan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid. Dengan demikian, jelaslah sikap partai yang dikenal sebagai salah satu partai reformis itu.

- Cukup simpatik keputusan yang dilakukan PKS di tengah hiruk pikuk para politikus yang sedang bersaing menuju pemilihan presiden. Kita mengatakan simpatik setidaknya karena dua alasan. Pertama, partai itu cukup tahu diri dengan melihat kondisi internal dan perolehan suaranya, yang walaupun naik tajam dibandingkan dengan Pemilu 1999, tetaplah tidak sampai 20%.
 
Sebelumnya calon presiden dari Partai Amanat Nasional (PAN)
Amien Rais pernah mengatakan tak akan maju sebagai capres kalau suara yang diperoleh partainya kurang dari 15%. Namun sekarang Amien tetap maju karena didukung oleh ormas Islam Muhammadiyah. Apakah partai yang suaranya relatif kecil tak boleh mengajukan calon? Tentu saja boleh karena tidak ada aturan yang melarang.

- Betapapun kita menghargai dan bersimpati terhadap PKS dengan
pendiriannya yang seperti itu. Yang lebih membuat bersimpati lagi adalah alasan kedua, partai itu ingin menjadi partai oposisi. Ini adalah sebuah rintisan baru dan terobosan yang benar-benar menarik. Bahkan boleh dikatakan seperti melawan arus di tengah persaingan perebutan kekuasaan yang makin ketat seperti sekarang. Secara struktur dan kultur, oposisi memang belum terlalu dikenal di sini kendati kedudukannya sangatlah
penting.
 
Dalam perspektif demokrasi yang mengedepankan mekanisme check
and balance, kekuatan oposisi itu sama pentingnya dengan pemerintah, sebab, harus ada yang mengontrol jalannya pemerintahan agar demokrasi dapat berjalan dengan baik.

- PKS seperti mengikuti anjuran cendekiawan Nurcholish Madjid yang berkali-kali mengatakan perlunya kita membangun kekuatan oposisi sebagai penyeimbang. Yang terjadi di Indonesia selama ini tidaklah seperti itu.

Setelah sistem multipartai diterapkan pada Pemilu 1999, partai pemenang pemilu membangun koalisi bersama partai-partai lain. Akibatnya, semua ikut dalam pemerintahan dengan membentuk apa yang disebut dengan kabinet pelangi.
 
Maka kekuatan di DPR menjadi kekuatan yang controllable bagi
kekuasaan karena toh sama saja, yakni semua partai punya wakil diparlemen tetapi juga duduk di kabinet. Tidak jelas siapa mengontrol siapa. Kalau itu yang terjadi, yang lebih menonjol adalah politik dagang sapi.

- Dalam konteks inilah kita berpendapat langkah PKS merupakan terobosan politik yang cukup berani dan dibutuhkan pada saat ini. Sepanjang mereka benar-benar menjaga konsistensi. Tak perlu ikut mendudukkan wakilnya di kabinet karena itu hanya akan meruntuhkan kekuatannya sebagai oposan, tentu dengan catatan oposisi yang tidak destruktif. Seperti ditegaskan oleh Hidayat Nur Wahid, kalaupun dikatakan oposisi, maka oposisi yang
kritis, konstruktif demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, nepotisme (KKN). Untuk itu, PKS perlu mengajak partai-partai lain yang tidak menang dalam pemilihan presiden menjadi oposisi. Dengan demikian, kekuatan oposisi akan mampu mengimbangi kekuatan pemerintah.

- Apakah langkah PKS akan diikuti oleh mereka yang nanti kalah dalam pemilihan presiden. Bisa jadi begitu, bisa jadi tidak.
 
Kalau para elite politik pada akhirnya hanya memburu kedudukan atau jatah kursi dikabinet, kemungkinan arahnya tetap deal-deal politik di atas. Namun, sistem pemilihan presiden secara langsung tetap akan dapat mendorong munculnya kekuatan oposisi. Misalnya, pada putaran kedua pemilihan presiden-kalau sampai terjadi dalam dua putaran-akan makin terlihat siapa yang kalah dan siapa yang menang.
 
Yang kalah bisa berposisi sebagai oposisi di parlemen. Tanpa harus menunggu proses pemilihan presiden itu, PKS telah menjadi partai yang memelopori adanya oposisi.

Selayaknya kita dukung pemerintahan baru kelak dan juga kekuatan
oposisi(Copyright(c) 1996-2004 SUARA MERDEKA)

Yahoo! Groups Links

Darwin Bahar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Usaha Kubu Mega dan kubu Wiranto untuk merebut suara para nahdyin untuk memenangkan Plipres semakin “seru” manakala Hasyim Muzadi dikabarkan cenderung untuk menerima tawaran Mega, sementara kubu Wiranto mulai mendekati adik Gus Dur Salahudin Wahid (Gus Sol) yang berlatar pendidikan umum itu (Gus Sol adalah seorang insinyur). Kalau Gus Dur berhasil mengatasi hambatan pemerikasaan kesehatan dan terus maju ke putaran pertama, peta kekuatan para kandidat yang mengandalkan suara para nahdyin, semakin “complicated” dan semakin asik.

.......... cut ...............

Wassalam, Darwin
Analis politik amatiran.


Do you Yahoo!?
Win a $20,000 Career Makeover at Yahoo! HotJobs
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Reply via email to