Temans…

Dalam diskusi dengan “konco arek, lawan padek” saudara saya itu (entah
karena emosi atau karena kurang ilmu) dia mengatakan dua hal yang sangat
perlu saya jelaskan lagi (dalam semangat, “sampaikanlah ilmu itu walau
satu ayat”).

Menurutnya yang pertama, PKS telah salah jalan menjadi bagian dari sistem
thogut, kedua agar Islam futuh, satu-satunya cara adalah dakwah fardiyah……

Dengan segala keterbatasan ilmu, saya mencoba menjelaskan, mohon luruskan
jika saya khilaf.

Jika memang sistem bernegara atau pemerintahan kita ini adalah thogut yang
harus dihindari kenapa kita bersekolah di sekolah negri. Bukankah itu
merupakan bagian dari departemen pendidikan di bawah sistem thogut?

Kenapa kita menjadi bagian dari RT dan RW dalam lingungan masyarakat?
Kenapa kita memakai KTP? Kenapa kita mengurus pasport, kenapa kita
meminta perlindungan polisi? Kenapa kita masih terlibat dalam sistem itu
bukan kah itu merupakan bagian dari sistem thogut?

Jika semua itu melekat dalam kehidupan kita kenapa hanya legislatif saja
yang diharamkan, bukankah itu membuktikan kepicikan kita dalam memahami
ayat-ayat Allah? Atau adakah tafsir yang menyatakan dakwah legislatif itu
salah?

Sistem yang ada di negara kita memang belum Islam, tapi tidak semua yang
berasal dari orang-orang kafir itu buruk. Walau kita sangant meyakini hanya Islamlah solusi segala permasalahan, karena Allah telah berjanji, "Islam adalah rahmat bagi alam semsta"

Para shahobiyah pernah protes pada rasul, “Ya rasul mengapa suami kami
mendatangi kami dengan cara orang kafir, saya tidak mau ya rasul”

Apa jawaban rasul?, “Istri-istrimu ibarat sawah ladang bagimu, datangilah
dari berbagai macam arah yang kamu sukai caranya asal sesuai dengan
tujuannya.

Ide orang kafirpun boleh kita pakai, misalnya pada perang khandak atau
perang parit. Itu ide orang kafir tetapi rasul megizinkannya, bahkan
memanfaatkan orang-orang kafir yang menjadi tawanan untuk mengajarkan
membaca dan menulis pada para sahabat? rasul saja menjadikan orang kafir untuk mengajari sahabat menulis mengapa saudara kita yang berdakwah di legislatif (kebetulan banyak kafirnya) kita jadi uring-uringan....bukankah ini yang dinamakan hikmah, dan hikmah itu adalah milik orang muslim yang harus diambil jika kita menemukan...

Apakah rasul menjadi pengikut thogut atau pengikut orang2 kafir?

Kalau dikatakan duduk bersama-sama orang kafir dalam sebuah sistem berarti
kita mengikuti orang kafir, berarti kita menjadi bagian dari thogut begitu
saudara saya itu membantah.

Apakah dalam organisasi kita duduk bersama-sama hanya dengna orang islam
saja? Bukankah kita pernah aktif dan terlibat di BEM, karang taruna, rumah
sakit, yayasan, organisasi ini dan itu yang sebagian anggotanya juga ada
yang kafir, dan kita berdiskusi enak dengna mereka, k ita bahkan
bekerjasama dengna mereka? Bukankah ini thogut namanya? kenapa kalau dalam
hal ini kita tidak anti dan mengatakan salah? Kenapa yang yang dikatakan
thogut hanya dakwah legislatif yang kebetulan di sana juga ada orang
kafir? yang lebih parah lagi, bukankah dunia ini banyak thogut dan kafirnya bahkan mereka yang menguasainya, kenapa kita mengunakan media maya ini?

Kita bukan berha ha hi hi dengna mereka di sana, bukan pula untuk
mengikuti ucapan mereka, tapi untuk membantah mereka, membuat dia tidak
mendiskriditkan kita, membuat mereka tunduk pada aturan Allah walaupun
belum mampu berbuat banyak, minimal kita bisa membuat mereka takut dan
gentar melecehkan islam dengan keberadaan kita di sana. Kita bisa langsung
fardiyahi mereka…..

Siapa yang tidak ingin daulah islamiyah? Siapa yang tidak inign khilafah?
Siapa yang tidak ingin islam futuh? Kita tentu merindukan itu, tapi tidak
dengna cara bodoh, tidak “ujluk-uj luk” ada. Tidak mungkin manusia hadir
dimuka bumi ini tanpa adanya evolusi. Bahkan di jaman rasul juga tidak
tiba-tiba tercipta futuh makkah……tentu harus ada evolusi, bukan
revolusi……..step by step, dan ingat, masyarakat kita sangat heterogen
dalam berbagai hal. Berdakwahlah dimana saja, kapan saja, kalau kita bisanya cuma dakwah di tingkat ibu2 ya monggo, kalo kita dakwahnya untuk manusia berpendidikan master silahkan, dakwah di warung kopi tidak salah, walaupun di warung kopi juga banyak maksiatnya.....

Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthaniyah yang dikutip Abu Syamil
Basayef mengatakan dakwah parlemen di pandang sebagai fardu kifayah.
Karena parlemen adalah mimbar dakwah tempat beramar maruf nahi mungkar.

Masalah kedua, islam akan futuh dengan fardiyah. (saya tertawa dengan
asumsi saudara kita ini, keukeuh dia bilang hanya dengan
fardiyah)……kayaknya belum paham makna dakwah fardiyah….soalnya waktu saya
tanya, dakwah Aa Gym melalui media TV, radio, HP dll dakwah apa namanya,
dia bilang itu adalah dakwah fardiyah….(sekali lagi saya mesem-mesem)……

Bukan karena saya ahli agama atau bergelar Phd (pakar harakah dan
dakwah, he he...).saya mencoba jelaskan, berangkat dari “sampaikanlah walau satu
ayat”.

Saya jelaskan pengertian dakwah fardiyah menurut Dr.Sayyid Muhamad Nuh
dalam bukunya “Fiquh dakwah al fardiyah fil manhajil islami” dalam
bahasa indonesia “dakwah fardiyah dalam manhaj amal islami”….

Dakwah fardiyah adalah: konsentrasi dengan dakwah atau berbicara dengna
mad’u secara tatap muka atau dengna sekelompok kecil dari manusia”
artinya ada tatap muka, dialog. Apakah dakwah bil qalam kayak Aa gim yang
menulis merupakan bagian dari dialog? Apakah Aa bertatap muka dengna
pembacanya? Apakah mungkin manusia yang jumlahnya milyaran ini seselsai
dengna fardiyah?

Saya tidak menafikan dakwah fardiyah, dakwah model ini adalah ujung to mbak
terhadap individu-individu. Sangat baik sekali dakwah ini.

Jika belum jelas, akan saya uraikan karakteristik dakwah fardiyah masih
menurut Muhamad Nuh.
1. Adanya mukhathabah (berbincang-bincang). Apakah rakyat jelata seperti
kita ini bisa berpincang-bincang seenaknya dengna pengambil keputusan?
2. Istimriyah (berkelanjutan)
3. Berulang-ulang.
4. Mudah dilakuakan
5. Ada interaksi, antara individu yang satu dengna yang lain....
masih banyka lagi yang lainnya silahkan buka bukunya, bukankah buku adalah jendela ilmu?

 Sangat sempit pikiran kita jika kita mengandalkan metode dakwah hanya pada
cara ini……bukankah dakwah itu bisa dengna cara apa saja, dimana saja,
kapan saja? Padahal rasul menguasai makkah dan madinah dengna cara lebih
dari itu.

Jadi jangan menjadi katak dalam tempurung, orang udah berdakwah kemana-mana, kita masih jalan di tempat, pemahamana kita masih sempit dalam masalah ini, sehingga kita yang tadinya dilihat orang adalah pintar, jadi berubah orang memandang kita, itu tadi, karena ke sok tahuan kita.......astagfirullah....siapakah lagi yang kita ikuti perkataanya di dunia kalau bukan ulama, jangan berkata hanya mengandalkan pemikiran kita yang dangkal saja......
 
satu lagi, janganlah sempit memandang dakwah.....apalagi dakwah fardiyah......dah baca tujuh tahapan dakwah fardiyah belum?
 
walahualam bis showab...
 
al-fakir ilallah...
yesi elsandra












"Bersihkan hati, sucikan jiwa, raih kemenangan"

Yesi Elsandra


Do you Yahoo!?
Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke