Assalamulaikum WW

Bana mak Mulyadi nan di Pusri.

Ambo pernah mambao para turis Jerman ka pulau ketek didaerah Flores, mereka sangat menikmati kampuang kumuah tradisional nan masih marginal alias masih sangat jauah dari kemajuan. Tanpa listrik, tanpa jalan lebar, tanpa kendaraan, tanpa radio dan tanpa ................... tanpa peralatan modern. Tapi mereka hidup damai disitu. Mereka mau berlama-lama disitu memarkir kapal yang merka carter sepuluh ribu dollar lebih seharinya. Merka nikmati traking, masuak kampuang, snorkling, dllnya. Ingat masyarakat marginal tidak mengenal maksiat, tak ada alkohol disitu ........ dan banyak tanpanya.

Jadi juallah Ranah Minang itu as it is ............ jangan identikan turisme dengan lkemaksiatan. Beritahu mereka sebelum datang. Nggak apa-apa. Datanglah ke Minang daerah ABSSBK, dimana anda menikmati daerah yang jauh dari maksiat, tentu anda dilarang bermaksiat disini.

Tapi tegakkan aturan dengan kuat, tidak bolah ada toleransi terhadap maksiat tersebut, kalau perlu "buang jauah kabanakan nan barani mambuekno" Baa maka jo datuak-datuak, lai katalok jadi mamak dikampuang awak ............. kalau indak tinggkan kampuang, bia sia nan talok nan katingga.

Maaf agak tembak langsuang.

Wass. WW

D. St.P



-----
Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of Mulyadi


Tambahan dari hati nurani ambo sendiri (tdk untuk dikomentari he)

Mungkin mereka hanya berfikir bahwa bali tempat paling bebas untuk para Turis, bebas buka-bukaan (bikini area), bebas minum alkohol dan berjudi.

Mereka melihat minuman beralkohol dan kawan2nya, adalah pendapatan yang sangat cepat untuk didapatkan saat ini.

Ternyata semua itu bisa terbantahkan dengan berita Malaysia mencanangkan Pariwasata mereka dengan gaya melayu, melayu tentu dalam artian sopan dalam berbusana dll.

Lalu apakah kita masih berfikir, untuk pariwasata haruskan kita mengorbankan nilai2 timur untuk sebuah Bissnis.

Hayoo....Konglomerat Ranah minang, mari bangun Hotel2 yang mencerminkan ranah minang sesungguhnya, orang datang kenegri kita bukan untuk tempat berpesta pora, tapi buat mereka datang untuk melihat negri yang masih mempunyai Nilai Murni manusia sesungguhnya. (orang2 yg masih memegang tradisi kesopanan)

Mulyadi
Traveling without driving
http://asia.geocities.com/mo3ly4d1

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke