Bi ismi Allah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim

Sanak nan sadang baselo di balerong Rantau-Net. Alah lamo awak indak basuo. Alhamdulillah dan Insya Allah, awak kasadonyo selalu segeh dan elok-elok sajo. Semoga awak tataok manjadi manusia nan selalu taat ka petunjuk Allah sahinggo awak dapat digolongkan manusia yang mandapat kasiah sayang dari Allah.

Babarapo wakatu lampau hamba alah manjanjikan untuk mengirimkan "hikmah bismillahir rahmaanir rahiim". Alhamdulillah, baru kini dapek terlaksana. Insya Allah, tulisan perenungan hambo nan dhaif iko dapek juo bermanfaat untuk awak sadonyo. Kok dapek hambo baharok, marilah awak renungkan bana apo nan takanduang di dalam kalimat "bismillah..." nan tiok hari awak baco. Usua hambo, ba'a kalau satiok awal tulisan awak selalu diawali jo "bismillahir rahmaanir rahiim" ?

Tarimo kasiah ateh sagalo perhatian yang dibarikan ka tulisan iko.
Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Syaifuddin Ma'rifatullah, Aceh.
------------------------------

HIKMAH : BI ISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM

Ayat ini terdiri dari suku kata :

Bi ismi                 :  Dengan (atas) nama
Al-laah         :  Maha Tuhan
Ar-Rahmaan      :  Maha Pengasih (pemurah)
Ar-Rahiim               :  Maha Penyayang (Cinta)

Keyword         :  Bertindak mewakili Allah Mengasihi dan Menyayangi Sesama Makhluk Allah

Sepintas, jika kita perhatikan terjemahan kata demi kata, sepertinya tidak ada hal yang istimewa dan sama sekali tidak mengandung suatu rahasia. Benarkah ? Mari kita lihat.

Kata “Bi ismi” yang diterjemahkan menjadi “Dengan (atas) nama”, memiliki arti sangat dalam, yaitu bertindak mewakili. Sebab seseorang yang berani menyebut diri sebagai “mewakili” sesuatu, maka itu berarti orang tersebut sudah sangat (atau setidaknya sudah) mengenal siapa yang diwakilinya.  Tidak saja, dia mengenal siapa yang diwakilinya, tetapi dia juga mengetahui secara jelas dia akan mewakili dalam “hal apa”.

Kata “Bi ismi Allah” atau “Bismillah …” mengandung arti bahwa seseorang yang menyebut kata itu adalah orang yang mewakili “Allah”  Sang Maha Tuhan. Jika ada “Maha Tuhan”, tentulah ada tuhan-tuhan yang tidak Maha. Apakah yang dimaksud dengan Tuhan ? Tuhan adalah sesuatu yang dipatuhi. Siapa pun dan apa pun yang kita patuhi dia itu adalah tuhan. Kita patuhi atasan, maka atasan itu adalah tuhan. Kita patuhi komputer, maka komputer itu adalah tuhan. Kita patuhi pemilik uang, maka pemilik uang itu adalah tuhan. Kita patuhi “kesenangan untuk menonton bola sepak”, maka kesenangan untuk menonton bola sepak itu adalah tuhan juga. Akan tetapi “hanya ada satu yang benar-benar tuhan”, yaitu “Sesuatu yang segala sesuatu lainnya, selalu patuh dan berhajat hanya kepada-Nya”. Siapakah Dia ? Dia itu adalah yang oleh orang Yahudi disebut Allah ! Dia itu adalah yang oleh orang Nasrani disebut Allah ! Dia itu adalah yang oleh orang Islam disebut Allah.

Pada ayat pertama dari surat Al Fatihah ini, Allah itu disebutkan memiliki sifat-sifat : Ar-Rahmaan, yang berarti Maha Pengasih kepada semua yang membutuhkan sesuatu kebutuhannya dan Ar-Rahiim, yang berarti Maha Penyayang atau Maha Mencitai kepada semua yang membutuhkan Cinta.

MEWAKILI SIFAT AR-RAHMAAN

Kita tahu semua makhluk hidup termasuk kita memiliki kebutuhan pokok untuk hidupnya. Misalnya kita butuh udara, kita butuh air, kita butuh cahaya, kita butuh tenaga dan lain sebagainya. Semua ini telah disediakan oleh Allah. Kita tinggal mengambilnya dan tinggal menikmatinya. Maka sifat Ar-Rahmaan yang ada pada Allah ini juga akan diwakili oleh orang yang menyebutkan dirinya telah mewakilinya.

Apa yang dilakukan oleh orang yang mewakili sifat ini ? Ialah selalu bersedia menolong “mengambilkan” seluruh kebutuhan yang dibutuhkan oleh makhluk Allah. Jika ada anjing yang kehausan, maka dia akan mengambilkan air untuk diminum bagi anjing itu. Jika ada orang kelaparan, maka dia dengan senang hati akan menolong mencari dan mengambilkan makanan dan minuman untuk orang yang kelaparan itu. Pendeknya, kapan saja dia menemukan makhluk yang memerlukan kebutuhannya, maka tugas “wakil Allah” itu adalah menolong menyediakan dan memberikan kepada makhluk tersebut.

MEWAKILI SIFAT AR-RAHIIM

Ar-Rahiim adalah salah sifat Allah yang bermakna bahwa Allah itu adalah satu-satunya yang Maha Menyayangi hamba-Nya. Di dalam suatu keluarga, orangtua mengasihi seluruh anak-anak mereka. Namun demikian, namun tidaklah semua anak disayanginya. Mungkin hanya satu atau dua yang disayanginya disebabkan bermacam hal yang menyebabkannya. Adakalanya seorang orangtua sangat sayang kepada anaknya karena anak itu selalu mengerti apa yang diinginkan oleh orangtuanya. Ada kalanya juga karena anak itu selalu patuh kalau disuruh melakukan sesuatu. Ada kalanya karena anaknya cacat dan menderita sejak lahir. 

Latar belakang sehingga orangtua sangat menyayangi seorang anaknya memiliki kondisi yang berbeda-beda, sesuai dengan kondiri mereka masing-masing. Begitu juga terhadap seorang manusia yang mencintai lawan jenisnya. Ada kalanya bukan karena cantik dan gagahnya. Adakalanya bukan karena kayanya. Adakalanya bukan karena tutur-katanya.

Namun jika misalnya, orangtua sudah sangat menyayangi anaknya, maka apapun yang dimintanya pasti akan diberikannya. Kalau belum ada, maka akan dicarikannya. Seseorang yang mencintai seseorang lawan jenisnya, maka dia akan berusaha memenuhi semua yang dibutuhkan oleh yang dicintainya itu.

Maka orang yang mewakili sifat Allah Ar-Rahiim ini, dia akan selalu menyayangi seluruh makhluk Allah ketika dia menemukan ada makhluk Allah yang menderita kesusahan padahal seluruh kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi. Dia akan bertindak sebagai “Ayah kepada anak yang disayanginya” tanpa membeda-bedakan siapa makhluk itu.

Jika  dia menemukan seekor harimau terjepit pohon yang tumbang, maka dengan kasih sayangnya, ditolongnya harimau itu dengan menyingkirkan pohon yang menghimpitnya. Dia tidak akan sembarangan membunuh binatang jika bukan karena memang dibutuhkannya. Tentu saja, orang yang mewakili sifat Ar-Rahiim ini tidak akan mau menyakitkan hati orang atau makhluk lainnya, karena dia yakin, jika dia menolong makhluk Allah, tentulah Allah akan selalu menolong dia.

MULIANYA ORANG YANG MENYATAKAN BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM

Betapa mulianya orang yang menjadi wakil Allah itu bukan ? Beranikah kita mewakili Allah dengan sifat-sifatnya ?
Maka setiap kita menyebutkan ayat “Bismillaahir rahmaanir rahiim”, itu berarti  kita telah menyatakan bahwa diri kita dengan sepenuh hati bersedia bertindak mewakili Allah untuk menyebarkan dan mencontohkan sifat kasih dan sifat sayangnya itu kepada seluruh makhluk Allah. 

Jika bersedia, maka mulailah segala sesuatunya dengan pernyataan “Bismillahir rahmaanir rahiim”. Jika belum mampu, maka belajar adalah jalan terbaik untuk menjadi mampu. Allah itu membebani kita sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Lhokseumawe, 24 Maret 2000

Kirim email ke