Angku Khairi Yusuf nan tarhormaik.
Hati Ambo sungguah sangat tansantuah dek carito Angku
Yusuf, tapi jawaban singkek dari Ambo iyolah bahwa
parmintaan mandi dari Anak kurang pantas untuak
ditolak, apolai sampai tiok hari saminggu minta
dimandikan.(masak indak ado wakatu agak
sebanta,katalaluan  namonyo Mandenyotu) 
Tantang takadia Allah mamangginyo (Alifya) labiah
dahulu dari urang tuonyo tantu indak ado hubuangannyo
dengan keengganan Mandenyo  untuak mamandikan, apolagi
kalau dihubuang-hubuangkan dengan karier urang tuonya
nan maningkek, itu lain peroalan. Ya kematian itu
suatu takdir dan suratan Tuhan yang juga sudah
disadari  oleh Mandenyo. Itulah saketek sumbang saran.
Wassalam
ZH


--- Khairi Yusuf <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> MANDIKAN AKU, BUNDA
> 
> Assalamu'alaikum wr.wb.
> Sebagian akhwat menganggap tugas wanita lebih
> sebagai
> manajer di rumahnya tanpa perlu dipusingkan urusan
> dapur dan  merawat anak yang lebih pantas dilakukan
> oleh para bawahan, alias pembantu ataupun
> baby-sitter.
> Peran sosial dan aktualisasi diri menjadi lebih
> utama.
> Di sisi lain, tidak sedikit akhwat yang tetap
> "teguh"
> dan bangga dengan kesibukan seputar urusan dapur dan
> diaper ini. Mereka cukup puas dengan imbalan surga
> untuk jerih payahnya membenamkan muka di asap
> "sauna"
> mazola (minyak goreng) dan berparfumkan aroma popok
> bayi.
> 
> Saya tidak hendak membahas kekurangan dan kelebihan
> kedua sisi ini. Seperti saya tulis di muka, sudah
> banyak para ulama dan ustadz yang memberikan arahan.
> Saya hanya ingin bertutur tentang seorang sahabat
> saya. Sebut saja Rani namanya.
> 
> Semasa kuliah ia tergolong  berotak cemerlang dan
> memiliki idealisme yang tinggi. Sejak awal, sikap
> dan
> onsep dirinya sudah jelas : meraih yang terbaik,
> baik
> itu dalam bidang akademis maupun bidang profesi yang
> akan digelutinya. Ketika Universitas mengirim kami
> untuk mempelajari Hukum Internasional di
> Universiteit
> Utrecht, di negerinya bunga tulip, beruntung Rani
> terus melangkah. Sementara saya, lebih memilih
> menuntaskan pendidikan kedokteran dan berpisah
> dengan
> seluk beluk hukum dan perundangan. Beruntung pula,
> Rani mendapat pendamping yang "setara" dengan
> dirinya, sama-sama berprestasi, meski berbeda
> profesi.
> 
> Alifya, buah cinta mereka lahir ketika Rani baru 
> saja
> diangkat sebagai staf  Diplomat bertepatan dengan
> tuntasnya suami Rani meraih PhD. Konon nama putera
> mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah
> "alif"
> dan huruf terakhir "ya", jadilah nama yang enak
> didengar : Alifya.  Tentunya filosofi yang mendasari
> pemilihan nama ini seindah namanya pula.
> 
> Ketika Alif, panggilan untuk puteranya itu berusia 6
> bulan, kesibukan Rani semakin menggila saja.
> Frekuensi
> terbang  dari satu kota ke kota lain dan dari satu
> negara ke negara lain makin meninggi.
> Saya pernah bertanya , " Tidakkah si Alif terlalu
> kecil untuk ditinggal ?"
> 
> Dengan sigap Rani menjawab : " Saya sudah
> mempersiapkan segala sesuatunya. Everything is ok."
> Dan itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan
> perhatian anaknya walaupun lebih banyak dilimpahkan
> ke
> baby sitter betul-betul mengagumkan. Alif tumbuh
> menjadi anak yang lincah, cerdas dan pengertian.
> Kakek
> neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu
> semata wayang itu tentang ibu-bapaknya.
> " Contohlah ayah-bunda Alif kalau Alif besar nanti."
> Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani bertutur
> disela-sela dongeng menjelang tidurnya. Tidak salah
> memang. Siapa yang tidak ingin memiliki anak atau
> cucu
> yang berhasil dalam bidang  akademis dan
> pekerjaannya.
> Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau
> Alif
> minta adik. Waktu itu Ia dan suaminya menjelaskan
> dengan penuh kasih-sayang bahwa kesibukan mereka
> belum
> memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat
> Alif.  Lagi-lagi bocah kecil ini "dapat memahami"
> orang tuanya.
> Mengagumkan memang. Alif bukan tipe anak yang suka
> merengek. Kalau kedua orang tuanya pulang larut, ia
> jarang sekali ngambek. Kisah Rani, Alif selalu
> menyambutnya dengan penuh kebahagiaan.
> Rani bahkan menyebutnya malaikat kecil. Sungguh
> keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orang
> tua sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam
> hati kecil saya menginginkan anak seperti Alif.
> 
> Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor,
> entah
> mengapa Alif menolak dimandikan baby-sitternya.
> " Alif ingin bunda mandikan." Ujarnya.  Karuan saja
> Rani yang  dari detik ke detik waktunya sangat
> diperhitungkan, menjadi gusar. Tak urung suaminya
> turut membujuk agar Alif mau mandi dengan tante
> Mien,
> baby-sitternya. Persitiwa ini berulang sampai hampir
> sepekan," Bunda, mandikan Alif " begitu setiap pagi.
> Rani dan suaminya berpikir, mungkin karena Alif
> sedang
> dalam masa peralihan ke masa sekolah jadinya agak
> minta perhatian.
> 
> Suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang
> baby
> sitter. " Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang.
> Sekarang di Emergency".  Setengah terbang, saya pun
> ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah
> punya
> rencana lain. Alif, si Malaikat kecil
> keburu dipanggil pemiliknya.
> Rani, bundanya tercinta, yang ketika diberi tahu
> sedang meresmikan  kantor barunya,shock  berat.
> Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia
> adalah
> memandikan anaknya. Dan itu memang ia lakukan, meski
> setelah tubuh si kecil terbaring kaku.
> " Ini bunda, Lif. Bunda mandikan Alif." Ucapnya
> lirih,
> namun teramat pedih.
> 
> Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil,
> kami
> masih berdiri mematung. Berkali-kali Rani, sahabatku
> yang tegar itu berkata, " Ini sudah takdir, iya kan
> ?
> Aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau
> sudah saatnya, dia pergi juga kan ?". Saya diam saja
> mendengarkan. " Ini konsekuensi dari sebuah
> pilihan."
> lanjutnya lagi, tetap tegar dan kuat. Hening
> sejenak.
> Angin senja berbaur aroma kamboja. Tiba-tiba Rani
> tertunduk. " Aku ibunya !" serunya kemudian, "
> Bangunlah Lif. Bunda mau mandikan Alif. Beri
> kesempatan bunda sekali lagi saja, Lif". Rintihan
> itu
> begitu menyayat.  Detik berikutnya ia bersimpuh
> sambil
> mengais-kais tanah merah
> 
>   ***
> 
> Sekali lagi, saya tidak ingin membahas  perbedaan
> sudut pandang pembagian tugas suami
> isteri.
> Hanya saja, sekiranya si kecil kita
> juga bergelayut :
> " Mandikan aku, Bunda ." Akankah kita
> menolak ?
> Ataukah menunggu sampai terlambat ?
> 
> Wassalam,
> LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id
> Isi Database ke anggotaan RantauNet:
>
http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1
> =================================================
> WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id --->
> http://mail.rantaunet.web.id
> =================================================
> Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List,
> kirimkan email
> Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
> Isi email / Messages: subscribe rantau-net
> email_anda
> 
> Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing
> List, kirimkan email
> Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
> Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net
> email_anda
> =================================================
> WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan
> Mailing List RantauNet
> adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland
> Groups, USA
> =================================================
> 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Send instant messages & get email alerts with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com/
LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id
Isi Database ke anggotaan RantauNet:
http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1
=================================================
WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id
=================================================
Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda

Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda
=================================================
WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet
adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke