Assalamu'alaikum wr. wb., Carito tarinspirasi dari ota angek pakan lapeh, ditulih akia minggu patang. Agak panjang, 10 halaman. Wassalam, Lembang Alam PS Kapatang di kirim sakali kasadoanno, indak tambuih. Kini dikirim sabagian-sabagian. SLA
CERPEN: DILEMA Jam 09.00 pagi. Santi terlambat lagi pagi ini. Sebenarnya nggak enak, tapi ya bagaimana lagi. Santi berjalan tergesa-gesa menuju ruangan kerjanya. Ah sialan, kebetulan Budiman sedang di sana, di kantornya, sedang berbicara dengan Yanti teman Santi satu ruangan. Mungkinkah sedang membicarakan dirinya? Entahlah. "Selamat pagi, pak. Maaf saya terlambat lagi nih" "Selamat pagi. Kenapa? Anakmu sakit lagi ya", pak Budiman bertanya. "Iya pak. Benar. Aduh saya pusing deh. Mana dia kalau sakit kolokan benar. Apa-apa maunya sama saya. Maaf pak, ....aduh ,...... mmmh...... meetingnya saya nggak bisa hadir tuh". "Ya sudah, nggak apa-apa, Yanti tadi hadir menggantikan kamu. Kamu bisa diskusikan dengan dia untuk menyiapkan laporannya. Baiklah, silahkan diteruskan". Budiman lalu kembali keruangannya. "Tadi dia ngomel-ngomel nggak Yan?" Santi jadi penasaran sendiri. "Ah enggak. Dia sih biasa-biasa saja. Begitu jam delapan kurang seperempat kamu belum kelihatan dia langsung nyuruh aku ngambil alih. Untung aku sempat mendengar waktu kalian mendiskusikannya minggu kemarin. Jadi ya lumayanlah, sukses. Calon buyernya kelihatan cukup puas dengan informasi kita. Jadi bagaimana nih? Kamu mau menulis laporannya? Data-datanya serta catatan rapat tadi semua ada di sini". "Gampanglah, atau .....sini,....biar aku baca dulu. Cepat benar selesai meetingnya. Jam berapa sih kalian selesai?" " 45 menit. Kita hanya membicarakan point-point pentingnya saja". Seterusnya kedua wanita itu kemudian terlihat asik menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Jam 10.15, pak Budiman masuk lagi untuk mengingatkan agar masalah pembayaran dibuat sejelas mungkin dalam rencana perjanjian kerja. Tiba-tiba telepon di meja Santi berdering. Rupanya dari rumah. "Ya hallo. Ya...... kenapa lagi sayang?...... Mh? ......Anto minta aja sama mbak Tutik........Mh?....... Ya nanti mama pulang............Ya nggak bisa, mama kan lagi kerja sayang.........Ya nanti mama beliin ya........Udah ya. Daag sayang......Ya.......Ya nanti mama beliin. Udah ya.......habis makan Anto tiduran ya............udah ya, daag." Budiman memperhatikan dengan kening sedikit berkerut. "Sakit apa sih anak kamu?" "Ah nggak tahu pak. Badannya panas dan tadi malam muntah-muntah. Kayaknya kecapekan dari Puncak kemarin" "Nggak kamu bawa ke dokter?" "Nanti sore aja pak" "Terus, barusan kenapa?" "Ah biasa, kolokan. Minta dibuatin mi. Dan harus sama mama. Huh sebel. Anak saya kalau lagi sakit memang selalu begitu" "Santi. Begini saja. Kalau dia masih panas, sebaiknya kamu antar ke dokter sekarang saja. Jangan ambil resiko dengan penyakit anak" "Ya nggak enak juga dong saya pak. Biarlah nanti saja pak. saya sudah janjian dengan suami saya akan membawanya ke dokter jam lima sore nanti". "Saya serius. Pergilah urus anak kamu sekarang. Pekerjaan itu bisa kita selesaikan nanti" Budiman kembali lagi ke ruangannya. " Sudah disuruh gitu kamu pergi saja San, kan kasihan anak kamu" Yanti memberi semangat. "Ah jangan-jangan kalian mau ada acara berdua nih, nyuruh aku pulang" Santi masih mencoba berkelakar. Telepon berdering lagi. "Ya hallo....... Ya kenapa Tut?........Hah?...........Muntahnya banyak?.........Semua keluar lagi? Ya ampuun...........Ya.........Coba pegang badannya panas nggak.........Hah........Panas banget?.....Kamu bisa mengompresnya nggak?........Gini, kamu ambil air dan batu es dari kulkas, kamu rendam handuk kecil, diperes sedikit abis itu kamu taruh di kening Anto......Ya, dia lagi tiduran kan?....... Ya ya.......Ya deh.......ya ibuk segera pulang .......ya....." Yanti menutup telepon dan memutar nomor lain menghubungi suaminya. "Huh, .........ya Allaaah,......ya.......Halloo.......tolong pak Bambang,........ ini siapa sih?.......saya istrinya. .......Lagi rapat?........Nggak boleh diganggu?........Tolong bilangin dari saya Santi istrinya, penting.........Ya.......bilangin .....ah sialan dia tarok........Ha....ya mas.......Anto muntah-muntah lagi.........heh?......saya masih di kantor.........ya-ya saya mau pulang..... kita harus bawa ke rumah sakit sekarang saja..........iya...... ya saya langsung pulang nih........nggak-nggak.....nggak usah,.....ntar kelamaan, mas langsung pulang aja.......ya.yaa." Klik. (bersambung)