Lagi seorang sastrawan Minang. Tulisan  di bawah  saya dapat dari posting di
MinangNet dan, sungguh, sebuah deskripsi yang manis dari masa kanak-kanak
yang telah membantu  menjadi sejarah. Saya tahu, hanya kata-kata yang bisa
mengukap keindahan sebuah batu. Kadang bila hidup mulai membandel,   harapan
mulai beda dengan kenyataan sejarah bisa menjadi banyak  alternatif: sebagai
pelipur lara ataukah sebagai cermin. Beruntunglah orang-orang yang mempunyai
sejarah .


Evi
========



IMPIAN SEORANG BOCAH DUSUN

edizal

Sebagaimana anak-anak dusun lainnya di Indonesia, kawanku di dusun (tahun
60-an) senantiasa pergi mandi ke sungai 2 kali sehari pada pagi hari waktu
mentari bangkit dari tidur dan sore hari menjelang mentari kembali ke
peraduannya. Berjalan dalam dinginnya udara pagi menuju sungai yang dingin
dengan kaki telanjang menginjaki rerumputan yang masih terselimut embun
merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi bocah seperti kami. Yang
tidak suka mandi pagi mudah sekali mendapat julukan sebagai kerbau, baik
oleh teman sendiri maupun orang dewasa. Jadinya, menahan diri dari
kedinginan pagi lebih baik ketimbang dipanggil "kerbau."

Sementara anak perempuan mandi di pancuran air, di petang hari anak
laki-laki berenang di sungai yang berbatasan dengan rimba lebat,
berkecimpung bercanda dengan kawan-kawannya. Riang bekejaran dan terjun dari
pohon tinggi ke dalam sungai yang dalam adalah sesuatu yang menyenangkan.
Atau, menikmati buah-buahan ranum yang pohonnya banyak berderet menghiasi
tepian sungai tersebut merupakan kebahagiaan yang tidak disia-siakan pula.

Melayangkan batu yang pipih, lantas menghitung berapa kali batu tersebut
bisa memantul di atas permukaan sungai adalah permainan lain yang tidak
dirasakan oleh anak-anak kota yang sebaya. Atau, seorang anak menyelam ke
dasar sungai menyembunyikan selembar daun di bawah batu dan yang lain
berusaha mendapatkannya.

Kadangkala kami mengail ikan sebagai bagian pengisi waktu sekaligus penambah
lauk-pauk makan malam yang biasanya hanya sambal dan jengkol atau
sebangsanya. Pada waktu-waktu tertentu, kami pergi ke bagian sungai yang
bercabang di hilir atau di mudik dan bekerja bersama-sama memotong anak
sungai tersebut dengan menumpukkan banyak batu di mulut aliran tersebut.
Lubang-lubang di antara bebatuan itu disumpal dengan tanah campur jerami
sehingga air tidak bisa lewat. Dengan begitu, ikan yang berenang dalam anak
sungai yang menjadi dangkal tersebut mudah ditangkap. Kami membawa hasil
tangkapan yang besar itu masuk dusun dengan membusungkan dada bagai pahlawan
yang kembali membawa kemenangan dan menyerahkannya kepada orang tua kami
masing-masing.

Mencuci pakaian di sungai dilakukan dengan membanting-bantingkannya ke
batuan besar, mencelupkannya ke dalam air berulang-ulang hingga dianggap
cukup bersih. Tentu saja sabun dan deterjen yang merupakan barang langka di
dusun tidak digunakan dalam proses ini. Anak-anak kecil sering bertelanjang
bulat saja pulang ke rumah menjinjing pakaian basahnya untuk dijemur di
pagar hidup dan dibawa masuk rumah dikala kegelapan malam mulai masuk. Ada
pula yang bertelanjang bulat saja sehari semalam, baik karena tidak suka
berpakaian ataupun karena orang tuanya tidak mampu membeli kain untuk
pembuat celana anaknya.
Adakalanya kami mencari tanah liat yang menempel di dasar sungai dan
membawanya pulang untuk membuat barang-barang yang kami sukai. Kalau
biasanya orang dewasa sering menggunakannya untuk menciptakan periuk atau
barang-barang keperluan dapur lainnya, kami membentuknya menjadi barang
mainan seperti kendaraan seperti truk. Mengapa membuat truk dari tanah liat
sangat populer di antara anak-anak?

Kami mencipta truk mainan di bawah rumah yang dilalui oleh angin yang sejuk
semilir. Rumah tradisional Minang selalu punya tiang yang di bawahnya
terdapat ruang yang sangat luas untuk menyimpan kayu bakar, hasil kebun,
kandang hewan, dan sebagainya. Di salah satu bagian bawah rumah yang lapang
tersebut, kami bisa berbebas-bebas membuat truk dengan model yang sesuai
dengan keinginan masing-masing. Tetapi, biasanya bentuk truk yang dibuat
mirip satu sama lain karena truk yang pernah dilihat melintas mengangkut
hasil bumi sekali seminggu lewat desa kami juga itu ke itu juga. Sebuah truk
terbuka. Seringkali pula ketika masing-masing anak sibuk mencurahkan
perhatiannya kepada proyek besar masing-masing, ruang di kolong rumah itu
diliputi keheningan laiknya di pekuburan saja di tengah malam buta. Tidak
ada keinginan untuk berbicara dengan yang lain. Serat-serat dalam benak kami
dipenuhi oleh deru truk yang lagi dibuat.
Di bagian depan truk mainan tersebut dibuatkan lobang untuk mengikatkan
benang agar bisa menariknya. Anak laki-laki punya strategi ampuh untuk
mendapatkan beberapa meter benang dari rumah tanpa diketahui oleh ibu atau
nenek mereka. --- Saya merasa semua orang adalah pencuri semasa kecil yang
sekurang-kurangnya mencuri sepotong kue atau makanan dari lemari ibunya.
Sudah pasti beberapa orang diantaranya masih menjalani kebiasaan buruk ini
dengan mencuri atau menggunakan barang-barang kantor untuk kepentingan
pribadi secara diam-diam. --- Anak yang punya benang mendapatkan benang dari
temannya yang lain. Aku sendiri biasanya mencuri benang nenekku yang
kebetulan sedang berada di luar kamar, apakah pergi ke tempat lain atau
sedang memasak di dapur. Aku tidak pernah tahu apakah nenekku menyadari atau
tidak akan benang dalam kumparan yang berkurang. Barangkali juga dia tahu
dan membiarkan cucunya yang tercinta mengambilnya.

Selepas membiarkan truk mainan tersebut kering semalaman, keesokan harinya
banyak truk berseliweran di pekarangan rumah kami. Tidak ada kata yang bisa
menggambarkan bagaimana senangnya menarik truk mainan tersebut sembari
menirukan bunyi truk dengan mesinnya yang menderu-deru mendaki bukit dan
berkelok-kelok di jalan pegunungan. Seolah-olah kami adalah sopir truk yang
sesungguhnya. Anak perempuan yang biasanya sibuk dengan bunga-bunga atau
bermain masak-masakan, yang membosankan bagi anak laki-laki, barangkali
memandang kami sambil berucap "Anak laki-laki sudah gila semua!"
Karena truk tanah liat tersebut tidak dikeringkan secukupnya dan juga tanpa
menggunakan api yang panas, karuan saja semuanya mulai bercopotan dan hancur
dalam satu jam berikutnya. Biasanya kami meninggalkannya begitu saja di
halaman yang akan hilang dengan sendirinya bersama datangnya hujan. Atau
memberi injakan sebagai salam perpisahan terakhir, atau memberi sepakan
mematikan hingga bertebaran kesana-kemari.

Kebahagiaan utama yang berhubungan dengan trukadalah melihat truk yang
sesungguhnya menderu melewati jalan tanah di depan rumah kami. Truk yang
datang dari kota yang jauh hanya datang ke dusun kami pada hari Rabu,
satu-satunya hari pasar sekali seminggu di dusun kami. Truk ini membawa
barang-barang kota yang akan dijual di pasar tersebut dan sebaliknya
mengangkut hasil bumi dari dusun kami. Dusun kami biasanya hanya dipenuhi
oleh senandung alam seperti bunyi dedaunan yang bergerak ditiup angin, bunyi
air yang mengalir, bunyi burung yang bersiul, atau lenguh kerbau di padang
rumput yang menghijau. Oleh karena itu, bunyi mesin truk yang khas mudah
dikenali segera yang membuat semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa
berhamburan keluar rumah atau dari sawah ladang pergi mendekat ke jalan
untuk melihatnya. Hiburan yang jarang sekali bisa dinikmati. Adalah
pemandangan biasa ketika banyak orang yang melihat truk itu menderu jauh
yang akhirnya hilang di belokan jalan.

Kadangkala ada anak nakal yang tiba-tiba berteriak "Truk datang!" dan lantas
menyembunyikan diri ketika orang-orang berhamburan keluar rumah ingin
melihat truk itu. Sumpah serapah mengalir dari mulut mereka ketika menyadari
bahwa mereka ditipu. Sebab, kesenangan besar yang sudah membayang di pelupuk
mata mereka tidak menjadi kenyataan.

Sementara tidak seorang pun yang tahu pukul berapa truk lewat dusun kami
pada hari Rabu dan tidak mau kehilangan kesempatan berharga tersebut,
duduk-duduk sejak pagi dan berbincang-bincang terutama tentang truk di
pinggir jalan sambil menanti datangnya truk sering kami lakukan. Sangatlah
sedih ketika pada hari itu orang tua kami menyuruh kami masuk hutan untuk
mengumpulkan kayu bakar sehingga tidak bisa melihat truk pada minggu itu.
Meski bisa mendengar suaranya dari kejauhan, tidaklah cukup waktu berlari
menuju jalan untuk melihat truk tersebut. Yang bisa dilakukan adalah
mendengar cerita dari teman bagaimana truk itu datang, apa yang diangkutnya,
berapa orang berdiri di atasnya, berapa kecepatannya, berapa keras bunyi
klaksonnya dan lain-lain.

Kami bisa paham mengapa gerobak bisa jalan bersebab ditarik oleh kuda, sapi
atau kerbau. Namun, sukar bagi kami untuk bisa mengerti mengapa kotak besar
yang disebut "truk" itu bisa berlari tanpa ditarik oleh binatang atau
manusia. Kagum sekali kami pada monster tinggi besar yang menderu keras ini
yang bisa maju, mundur dan berbelok. Manakala berhenti di pasar, kecuali
melihat dan menyigi sedekat mungkin, tidak seorang anak pun yang berani
menaikinya. Ketakutan bahwa monster ini mendadak hidup dan lari membawa kami
ke suatu tempat yang tidak dikenal cukup menciutkan nyali.

Sopir truk kelihatan gagah sekali di belakang kemudinya. Bagi kami, dia
adalah penguasa besar yang menentukan nasib banyak orang apakah akan
dibolehkan naik truknya atau tidak. Kami menganggapnya sebagai laki-laki
khusus yang bisa pergi ke mana saja dibawa truknya. Juga kelihatan kaya.
Memang, sopir truk kaya berpakaian mentereng dibandingkan dengan petani di
dusun kami. Dengan sendirinya, menjadi sopir di kemudian hari merupakan
impian besar dalam hidup kami.

Sekarang ini jalan di dusun kami sudah dilapisi aspal dan bus datang saban
hari mengangkut penumpang dan hasil bumi. Barangkali orang dewasa tidak
begitu peduli betul dengan bus yang lewat, tetapi masih merupakan tontonan
menarik bagi anak-anak yang masih menjalani hidup pendek. Saya kira banyak
anak masih memeluk impian menjadi sopir truk atau bus sehingga dia bisa
pergi ke kota nantinya. Abad ke-21 memberikan warna baru dalam dunia
teknologi yang memungkinkan transportasi dan informasi bergerak dengan
percepatan yang kian tinggi. Bagaimanakah bentuk impian anak-anak dusun yang
sebentar lagi akan punya kata "internet" dalam perbendaharaan kamus hidup
mereka?









LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id
Isi Database ke anggotaan RantauNet:
http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1
=================================================
WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id
=================================================
Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda

Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda
=================================================
WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet
adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Reply via email to