http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=11631&kat_id=3 Senin, 20 Nopember 2000 Navis 76 Tahun: Satiris yang tak Pernah Lelah Laporan: chaerul jasmi "Siapakah Ali Akbar Navis? Pertanyaan yang aneh juga." Ini ditulis Taufik Abdullah untuk pengantar buku Otobirografi AA Navis, Satiris dan Suara Kritis dari Daerah (1994). Ia hendak mengatakan bahwa gaek ini adalah orang terkenal. Konon, suatu kali seseorang bertanya, "Kalau mau berkirim surat pada Pak Navis dialamatkan ke mana?" Dengan enteng Navis menjawab, "Tulis saja kepada AA Navis, nanti diantarkan tukang pos ke rumah saya." Satiris gaek ini Jumat malam (17/11) lalu merayakan hari ulang tahunnya yang ke-76 di rumah kediamannya di Padang. Acara sederhana itu dihadiri Wakil Gubernur Sumbar, Fachri Achmad. Pada malam itu, Navis juga membagikan kumpulan pusinya, Dermaga Lima Sekoci. Memakai baju batik warna biru, rambut disisir rapi, Navis kelihatan berseri-seri. Begitu juga istri dan anak-anaknya. Para undangan dijamu makan malam dan puding ringan. Sebuah organ terus-menerus dipetik dan beberapa orang undangan pun bernyanyi. Akan halnya Dermaga Lima Sekoci, buku setebal 130 halaman itu, merupakan satu-satunya kumpulan puisi Navis. Buku ini diterbitkan oleh Citra Budaya Indonesia (CBI) Padang, milik cerpenis Yusrizal KW dan kawan-kawan. Navis dilahirkan di Padangpanjang pada 17 November 1924. Ia menempuh pendidikan di INS Kayutanam. Kemudian, secara spektakuler ia menjadi cerpenis, terutama karena cerpennya, Robohnya Surau Kami. Dunianya kemudian adalah dunia cerpen dan kemudian ia juga menulis novel. Navis, kata Yusrizal KW, merupakan satiris ulung dalam penulisan fiksi di Indonesia. Beberapa cerpennya memenangkan berbagai sayembara atau terpilih sebagai cerpen terbaik pilihan media cetak. Menurut Navis sendiri, sebelum menulis prosa, ia menulis puisi terlebih dulu. Dan, itu dilakukannya 50 tahun silam. Dalam kalimat puisi, Navis bertutur: Sebelum menulis prosa aku menulis puisi lima puluh tahun lalu. Aku berhenti karena mengira puisi tidak cukup kata puisi gelap kental bermakna Kemudian ada puisi menurut sesukanya penyair seperti bernuansa magis puisi campuran bahasa gado-gado Puisi main-main sikat gigi puisi makian bangsat puisi pamflet politik puisi bersuling-daling puisi ratib tojok puisi bercerpen Maka aku menulis lagi karena tak seorang pun akan merugi paling-paling orang menyumpah -- Navis ini sudah latah Munculnya kumpulan puisi Navis jelas berbeda dengan kumpulan puisi para pemula atau para penyair yang belum terkenal. Belum tentu puisi Navis bagus, tapi karena ia terkenal di bidang cerpen, ada keinginan kuat penikmat seni untuk mengetahui, apa benar yang ditulis Navis dalam puisi-puisinya. Tentang kiprahnya menulis puisi ini Navis berkata, tak hendak menyaingi Sutardji Calzoum Bachri. Juga bukan hendak menandingi Taufiq Ismail. "Kan tidak ada yang melarang saya menulis puisi, entah kalau kamu," katanya. Ketemu Gus Dur, merupakan salah satu puisi Navis lainnya, yang lahir setelah ia dirawat di Jakarta dan dibesuk Gus Dur. Begini bunyinya: Baru saja aku dipindahkan dari brankar ke ranjang di ruang gawat darurat RS Harapan Kita Jakarta Presiden tiba sambil mengacungkan salam Yang tak aku lepas sampai berpisah Sambil bersalam kataku kepadanya "Gus Dur, bangsa kita hanya kenal pada presiden seperti maharaja seperti kaisar seperti diktator dengan atribut di bahu dan dada biar kelihatan angker dan perkasa." Itulah dua dari 12 bait puisi berjudul Ketemu Gus Dur. Tentu saja bukan karena dibesuk Gus Dur lalu Navis sehat dan sempat merayakan HUT-nya yang ke-76, tapi karena Tuhan menghendakinya demikian. Dan, umur panjang itulah yang dirayakan Navis di rumahnya, Jumat malam itu. Sejumlah kerabat dekat kelihatan hadir. Namun, tidak banyak seniman yang kelihatan. Tak jelas, benar, kenapa demikian. Tapi, itu bukan hal penting benar. Yang kelihatan istimewa justru sosok Navis sendiri. Ia bagai lokomotif tua di rel kereta bergigi. Kuat kukuh berjalan di relnya, tanpa takut masuk jurang. Sulit menemukan orang dalam usia 76 tahun masih aktif menulis. Ia telah melahirkan cerpen dalam jumlah yang sulit dihitung, sejumlah novel, buku ilmiah, dan kini puisi. Bahkan, dalam keadaan masih sakit, seusai dioperasi di RS Harapan Kita, Jakarta, Navis masih saja menjadi juri sayembara cerpen nasional yang diadakan Universitas Negeri Padang dan Deakin, Australia. Lelaki yang mengelola ruang pendidik INS Kayutanam ini pernah bekerja di pabrik porselin, pernah jadi pegawai di kantor Kebudayaan Sumatera Tengah, dan pemimpin redaksi Harian Semangat Padang. Penulis novel Kemarau ini mendapat pengakuan kepengarangan secara nasional tahun 1956, tatkala cerpennya, Robohnya Surau Kami, mengundang polemik luas kala itu. Navis sesungguhnya adalah tukang ciloteh, tukang cemooh di lepau-lepau di Minangkabau. Tapi, oleh Navis celoteh itu ia tuangkan ke dalam tulisan, ke dalam teks. Jika saja orang-orang kampung Minangkabau bisa menulis, maka Navis takkan ada apa-apanya. Karena, teramat banyak tetua kampung yang mahir bertutur. Kelebihan orang Minang memang di situ, pandai bercerita. Kepandaian ini justru tak terlihat pada kaum terdidik, tapi di desa-desa. Tapi, di situlah kelebihan penulis kumpulan cerpen Bianglala ini. Ia juga berlebih pada dunia ilmiah. Bukunya, Alam Terkembang Jadi Guru dan Dialektika Minangkabau, merupakan dua bukti saja untuk itu. Lalu, jika ada kelebihan, tentu Navis punya kelemahan? Kata banyak orang kelemahan Navis adalah dia seorang demokrat, tapi sekaligus otoriter. Namun, tidak seorang pun yang berani mengkonfirmasikan hal ini kepadanya. Tidak wartawan, juga tidak teman-teman dekatnya. Pasalnya, Navis dengan mudah bisa saja menyemprot orang. Ketika ditanya Republika soal itu, ia berkomentar singkat, "Terserah sajalah." Yang jelas, penulis novel Saraswati ini bisa sangat santun pada orang. Ia juga suka membantu orang lain, dan bersedia berkorban untuk para seniman muda berbakat. _________________________________________________________________________ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com. Mailing List RantauNet http://lapau.rantaunet.web.id Database keanggotaan RantauNet: http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1 ================================================= Mendaftar atau berhenti menerima dari RantauNet Mailing List, kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ================================================= WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id ------------------------------------------------------------------------------------------------- WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =================================================