http://www.kompas.com/kompas-cetak/0011/28/UTAMA/ibu01.htm
Bencana Alam di Pesisir Selatan
Ibu, dengan Siapa Lagi Ujang Tinggal?
HISTERIA. Isak tangis memilukan sekitar 162 balita, anak-anak dan para
orangtuanya, bagaikan hujan air mata. Ada anak kehilangan amak, abak. Ada
bapak yang kehilangan anak dan istri. Ada istri yang kehilangan anak dan
suami. Kehilangan nenek dan mertua, kehilangan saudaranya.
"Amak..., yo sia Ujang tingga lai. Kasihanilah Ujang, Mak, Bak... (Ibu...,
dengan siapa lagi Ujang tinggal? Kasihanilah Ujang, Ibu, Bapak...)," anak
berseragam pramuka basah dan berusia sekitar tujuh tahun itu menangis
sejadi-jadinya. Suara tangisnya nyaris hilang ditelan guyuran hujan deras
dan suara tangisan lainnya. Ia telah kehilangan kedua orangtuanya, dan
mungkin juga adik dan kakaknya.
Suasana yang memilukan itu terjadi di SD Nomor 13 Kambang, Minggu (26/11).
Tiga ruang kelas berukuran 6x6 meter penuh sesak dan berdesakan, yang
dijadikan tempat pengungsian bagi warga Desa Calau, Kecamatan Bayang,
Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Mereka yang diungsikan ke daerah
itu adalah bagian dari sekitar 600 warga Desa Calau yang terjebak di lembah
Bukit Caliak, yang terancam galodo atau longsor susulan.
Sebab, longsor yang terjadi menjelang subuh itu telah meluluhlantakkan dan
mengubur delapan unit rumah bersama 24 orang. "Dari 24 orang yang tertimbun
tanah longsor, baru ditemukan dua orang dan telah jadi mayat," kata Darizal
Basir, Bupati Pesisir Selatan.
Dikatakan, korban yang mati tertimbun itu sebagian diduga dibawa hanyut
aliran Batang (Sungai) Bayang, yang berada di kaki bukit, yang saat itu
berarus sangat deras, dengan debit sekitar 550 meter kubik per detik.
Banyak orang tak mengira, musibah itu terjadi di desa yang sangat subur dan
memiliki suatu keunikan di dunia, yakni jembatan akar. Itulah jembatan yang
terbuat dari akar pohon beringin dan akar batang asamkumbang, yang saling
melilit, dan kini sudah berusia lebih kurang 95 tahun. Panjang jembatan akar
tersebut sekitar 30 meter, dengan lebar bentangan dasar satu meter.
***
BENCANA di Pesisir Selatan datang susul-menyusul. Sebanyak 90 desa di semua
kecamatan (ada 13 kecamatan), di daerah penduduk 402.204 jiwa, itu direndam
banjir dengan ketinggian air 20 sentimeter sampai lima meter. Bersamaan
dengan itu, datang pula bencana tanah longsor.
Sebelumnya, tanah longsor di Desa Talawi, Kenagarian Barung-barung Belantai,
Kecamatan XI Koto Tarusan mengubur 10 unit rumah, dua warung dan menewaskan
18 orang.
"Sampai saat ini, sudah 18 rumah tertimbun tanah longsor dan korban tewas
akibat banjir dan tanah longsor mencapai 45 orang," ungkap Darizal Basir.
Menurut Bupati Pesisir Selatan itu, dari luas daerah 574.989 hektar, bencana
banjir dan tanah longsor, sejak tanggal 22-26 November 2000, antara lain
telah merendam dan merusak tanaman padi seluas 13.000 hektar dan padi siap
panen 4.000 hektar. Rumah penduduk yang tergenang 5.585 unit, rusak ringan
158 unit, dan rusak berat 51 unit.
"Kerugian material ditaksir Rp 97 milyar. Lebih besar dari total kerugian
akibat bencana serupa pada bulan November 1999, yang hanya Rp 40 milyar,"
kata Darizal.
Ia lebih jauh mengatakan, untuk mengantisipasi bencana Pemda Pesisir Selatan
jelas tidak mampu. Sebab, anggaran belanja daerah per tahun hanya Rp 9
milyar.
Makanya, dengan kondisi yang serba terbatas, di beberapa daerah bencana
seperti di Kecamatan Batangkapas, dilaporkan ratusan warga dari 8.000 warga
yang kini masih terkepung genangan air setinggi tiga meter kelaparan. Karena
itu Gubernur Sumbar Zainal Bakar di lokasi langsung menyerahkan bantuan uang
tunai Rp 1 juta dan beras satu ton.
Menurut pengamatan Kompas di lokasi, yang lebih penting dari bantuan itu
adalah bagaimana pemerintah secepatnya mengevakuasi ribuan warga yang
terperangkap genangan air Batang Tarusan itu. Hal ini sangat diharapkan
warga.
"Setelah warga dievakuasi, baru soal perut mereka dan kesehatan mereka
diperhatikan. Diberikan bantuan bahan makanan, misalnya, dengan apa mereka
masak, semua pada terendam dan kini mempertahankan diri semampunya,"
komentar Asril Ipong Koto.
Karena kondisi medan yang sulit dan prasarana transportasi ke lokasi yang
terbatas, jerit kelaparan warga memang tak bisa dihindarkan.
***
GUBERNUR Zainal Bakar mengakui, bencana banjir dan tanah longsor yang
terjadi di Pesisir Selatan adalah yang terparah dibanding daerah bencana
lain di daerah Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Padangpariaman,
Kabupaten Tanahdatar, Kabupaten Agam, atau dibanding Kabupaten Pasaman.
"Dari daerah-daerah bencana yang saya tinjau langsung, memang, Pesisir
Selatan adalah daerah yang terparah, dengan taksiran kerugian sementara Rp
97 milyar," ulasnya.
Zainal mengatakan, akibat bencana memang tak bisa dielakkan, kecuali
diantisipasi. Caranya, kaji penyebabnya. Cermati akar permasalahannya.
"Semua bencana ini tak terlepas dari ulah kita sendiri, yang semena-mena
membabat hutan, tanpa kendali. Di mana-mana banyak kawasan hutan digunduli.
Kita ingin para kepala daerah segera melakukan gerakan untuk melestarikan
hutan, dengan cara betul-betul serius menangkap perambah hutan liar,
pengusaha penampung kayu curian, dan pembeking-pembekingnya," tandasnya.
Bupati Darizal Basir membenarkan, musibah yang melanda daerahnya disebabkan
maraknya pembabatan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Hutan
Suaka Alam Bukit Barisan I.
"Dalam upaya melestarikan keberadaan hutan itu, semua pihak terkait harus
serius dan bekerja sama. Jangan, ketika Pemda melakukan penangkapan, pihak
lain membebaskannya, seperti kasus yang terjadi belum lama ini," tambahnya.
_____________________________________________________________________________________
Get more from the Web. FREE MSN Explorer download : http://explorer.msn.com
Mailing List RantauNet http://lapau.rantaunet.web.id
Database keanggotaan RantauNet:
http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima dari RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
[email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id
-------------------------------------------------------------------------------------------------
WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet
adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================