Rabu, 01/08/2001 08:30 WIB

Padang Banjir Besar, 1 Hilang


PADANG, mimbarminang.com -- "Lebih kurang lima tahun saya bertugas di Padang, baru kali hujan turun dengan lebatnya," kata Masril Payan, Sekdako Padang. Akibatnya kota Padang dilanda banjir besar dan longsor. Kota Padang sepan-jang petang hingga Selasa (31/7/2001) tadi malam diguyur hujan lebat yang menimbulkan banjir besar hampir seluruh bagian kota. Bahkan pada sejumlah kawasan yang rendah, genangan air diperkirakan mencapai ketinggian hingga satu meter.

Selain hujan lebat dan banjir, bencana longsor kemarin juga melanda Padang. Longsor tersebut berasal dari Bukit Mata Air Kecamatan Padang Selatan, yang mengaki-batkan sebuah rumah di komplek Cendana Mata Air tertimbun longsoran tanah.

Seorang penghuninya yang diidentifikasi bernama Mai (50) sampai evakuasi tadi malam, belum diketahui nasibnya. Menurut sejumlah warga setempat kepada Mimbar Minang, diduga korban tertimbun longsoran tanah.

Akibat longsornya badan bukit di Mata Air itu, praktis membuat jalur arus lintas dari arah Teluk Bayur menuju pusat kota macet. Selain itu air sungai setempat yang meluap menambah kepanikan warga. Perumahan Cendana Mata Air tidak bisa lagi dimasuki, karena digenangi air sampai setinggi dada.

Untuk mengatasi keadaan, beberapa petugas kepolisian yang dibantu masyarakat setempat terlihat sibuk melakukan evakuasi di tengah hujan lebat. Hingga berita ini ditulis, belum dapat dipastikan jumlah korban yang ikut tertimbun dalam musibah longsor tersebut.

Hujan kali ini, menurut Walikota Padang Zuiyen Rais, merupakan hujan terlebat yang pernah terjadi di kota ini. "Kali ini benar-benar luar biasa," aku Zuiyen Rais. Ketika dihubungi Zuiyen mengaku sedang memantau keadaan kota di sejumlah tempat.

Begitu juga dengan Sekdako Padang Masril Payan. Selama putra Pasaman ini bertugas di Padang, baru kali ini dia menyaksikan hujan turun begitu derasnya. "Lebih kurang lima tahun saya bertugas di Padang, baru kali hujan dengan lebatnya," kata Masril Payan.

Mencapai 1 Meter

Hujan deras yang melanda kota Padang untuk kedua kalinya dalam sepekan terakhir - setelah Selasa pekan lalu - itu berlangsung sejak pukul 15.30 WIB hingga sekitar pukul 22.00 WIB. Meski hanya beberapa jam saja, namun hujan telah menyebabkan air dari beberapa sungai yang membelah kota Padang meluap.

Selain itu di beberapa kawasan yang terendah di tengah Kota Padang terendam banjir hingga mencapai satu meter. Sejumlah tempat penting seperti Balaikota Padang, Korem dan RSUP Dr. M. Djamil Padang tidak luput dari genangan banjir. Penerangan PLN di sejumlah kawasan mati hingga menjelang tengah malam.

Dalam pantauan Mimbar Minang beberapa kawasan seperti di Sawahan, Jati, Ujung Gurun, Veteran, Purus Baru, Raden Saleh dan Lubuk Buaya terendam banjir. Sementara di kawasan Lapai, Alai dan Ulak Karang, luapan air juga terjadi namun tidak begitu tinggi. Ribuan rumah penduduk dan kios-kios di kawasan itu tergenang air.

Di kawasan Sawahan, Padang Pasir dan Jati ketinggian air mencapai 0,5-1 meter. Sedang di seputaran Simpang Kalumpang, Lubuk Buaya, hujan deras tidak sampai menimbulkan banjir yang mencemaskan warga. "Di Lapai ini luapan air tidak begitu tinggi," ujar Wati, seorang warga yang dihubungi Mimbar Minang lewat telepon tadi malam.

Beberapa ruas jalan yang digenangi air tersebut telah memacetkan arus lalu lintas. Di sepanjang Jalan Khatib Sulaiman, Veteran, S. Parman, A. Yani, Imam Bonjol, Perintis Kemerdekaan, Hamka, Adinegoro, Sawahan, Jati, dan Gajah Mada, ratusan kendaraan roda empat baik milik pribadi maupun angkutan kota (angkot) serta roda dua terjebak banjir dan mogok. Sementara beberapa jalur kendaraan angkutan kota terpaksa dialihkan secara spontan oleh sebagian para supir untuk menghindari titik banjir.

Begitu juga, antrian panjang penumpang terlihat di sepanjang jalan yang digenangi banjir. Karena tidak adanya angkot maupun armada taksi, banyak diantaranya yang memutuskan jalan kaki menuju tempat masing-masing. Bahkan hingga menjelang tengah malam, bebe rapa warga yang berada di pusat-pusat perbe lanjaan tampak masih menunggu angkutan.

Bagi sejumlah anak muda, banjir ini juga membawa rezeki bagi mereka. Paling tidak hal tersebut terlihat di kawasan jalan A. Yani dan Patimura. Secara berkelompok mereka mendo-rong puluhan mobil baik angkutan pribadi maupun angkot yang mogok terjebak banjir. Setiap mobil yang berhasil dikeluarkan dari jeba kan banjir, mereka memperoleh bayaran antara Rp5.000 sampai Rp20.000.(hen/jon/eko)

Kirim email ke