Indak di ajan-ajan, dek awak memang indak ajan.
Basuo juo ambo jo si mantan
Di kota ketek Herndon di  Washington bagian selatan
Disinan juo ambo tingga jo cari makan

Baliau diundang kawannyo makan katan
Dek ambo kawan juo dari si kawan
Mako di bao sato pulo maambiak pinggan
Didahului jo maucap salam dan jabat tangan

Si Gus tetap kalua jo garah ringan
Macam indak ado nan baru kejadian
Memang cocok inyo jadi comedian


Iko sekedar info di akhir pekan
Dari ajoduta rang Piaman

From:    [EMAIL PROTECTED]
To:    [EMAIL PROTECTED]
CC:    [EMAIL PROTECTED]

Assalaamu'alaikum WW.,

Herndon adalah kota kecil dipojok  Washington, DC. Kota
yang berpenduduk 32.000 jiwa ini dapat dikatakan tidak terlihat di peta AS.
Namun di kota kecil ini bermarkas IIIT, organisasi pemikir Muslim AS
yang sudah mengglobal.

Sebagai pemikir Islam Gus Dur tentu banyak teman disitu. Untuk itulah
beliau menerima undangan organisasi itu untuk makan siang, sambil
menunggu keberangkatan pulang ke Ciganjur melalui bandara yang cuma
beberapa menit dari kota itu.

Sebagai warga Herndon yang berasal dari Indonesia, saya terdaftar dalam
undangan untuk makan siang sama sang mantan presiden, bersama puluhan
aktifis IIIT dan afiliasi dan mitra, termasuk beberapa aktifis
Indonesia-American Muslim/IMAAM.

Gus Dur kelihatan menikmati makanan ala Iraq yang sudah dikenalnya sambil
berbalas joke dengan beberapa pengurus IIIT, sementara si bungsu Inayah
dengan rambutnya asli hitam dengan setia melayani sang bapak
menambah makanan dan buah2an.

Acara silaturahmi itu mendengar "nasehat" Mr. President (begitu dia dipanggil
diforum itu) serta IIIT dan berbagai afiliasinya memberi info kegiatan. IMAAM
juga diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri yang disampaikan
oleh Ketuanya Firdaus Kadir.

Yang pasti GUs Dur kelihatan ceria dan menutup pertemuan dengan
berkata: "I am lucky to be here and thank you very much for hospitality".


Wassalam

duta



Kirim email ke