Dunsanak, menarik juga, karena Lapau merupakan lahan subur untuk manambo atau maota, saya tertarik juga dengan masalah tanduk ini untuak di tambokan di hari Sabtu pagi yang cerah ini. Sepertinya nyiak muyang awakko mempunyai persoalan yang tak terselasaikan seputar masalah tanduak yang lama kelamaan tampaknya menjadi simbol obsesi tersendiri di Ranah Minang,yo. Tanduak kabau mungkin mengejawantah pada gonjoang rumah gadang, tapi bagaimana pula dengan tanduak ruso yang didongengkan orang dalam cerita Sang Sapurba?Saya pernah di dongengi seperti ini: Once upon a time, seorang Poyang yang berasal dari negeri Hindu mendarat di ke tanah emas hijau dan kemudian bermukim di kawasan Bukit Siguntang- Palembang. Disana ia kawin dengan Puteri si Lebar Daun. Dasar seorang petualang(penakluk?), tak cukup hanya berkembang biak dengan satu puteri dan sejengkal tanah di Bukit Siguntang, kemudian dia meneruskan perjalanan sampai ke Sungai Indragiri dan terus marambah masuk ke tanah Minangkabau. Karena ia datang dengan mahkota bercabang seperti tanduk rusa, maka oleh penduduk asli dia disebut sebagai Rusa yang datang dari laut.Banyak kecek, menang pengalaman dan tahu bagaimana caranya memanangkan pertarungan, Sang penakluk yang sekarang di beri nama Sang Sapurba kemudian diangkat menjadi raja dan mendapat seorang puteri yang paling cantik plus paling bahenol untuk kembali dikawini: Indo Jelita. Dari perkawinan inilah lahir raja beneran (sepanjang tambo tentu saja) yang bergelar Paduka Basa alias Datuk Ketemanggungan. So, jika Zulkarnaen atau si Alexander yang berasal dari Eropa memang pernah sampai merangsak benua India, mungkin ota orang minang bahwa nenek moyang mereka adalah Alexander the Great mungkin ada benarnya. Setidaknya, walau bukan keturunan langsung, mereka pernah mendengar cerita-cerita bernada heroik yang mungkin juga di bawa oleh para prajurit bertopi; anak buah Zulkarnaen yang kabur dari medan perang.Tetapi menjadi orang taklukan dan keturunan sang penakluk adalah cerita yang berbeda. Evi ----- Original Message ----- From: Syafrinal Syarien <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Saturday, September 22, 2001 8:53 PM Subject: Re: [RantauNet] TAMBO Minang > Tambo itu produk dari budaya Minang nan banyak berdasarkan sastra lisan > (hehehehe...iko istilah ilmiah snek ha). > Istilah kasa-e, tambo tu asal-e dari produk ota. > Mangko-e banyak isi tambo tu indak jauah dari ota. > > (Note: ota tidak sama dengan "orang tua asuh"). > > > ----- Original Message ----- > From: "Alma Wardi" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Friday, September 21, 2001 11:18 AM > Subject: [RantauNet] TAMBO Minang > > > > kalau urang minang sejarahnyo dari Iskandar Zulkarnain > > , bararti jauh marantau nyo > > > > Zulkarnain bahasa arab artinyo punyo duo tanduak dan > > itu adalah topi nya orang viking di Eropa sana ? > > > > mungkin ado yg bisa manjalehkan ? > > > > Malin Muncak > > > RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 =============================================== Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===============================================