*
pernah menunggu antrian di puskesmas?

duduk di palanta, bangku panjang, kayu yang reot,
di sebelah kiri, nenek tua yang kakinya borok menganga,
borok kada merah muda bercampur merah tua seperti isi paraweh, jambu klutuk;
sesekali nenek meludah ke lantai, hueekk...
dan dengan sigap 'membersih'kannya dengan sapuan sendal jepit,
yang tali depannya sudah diganti dengan tali rafia;
lantai di samping nenek sudah licin berlendir;
ludah bercampur dahak yang sudah diseret-seret sendal si nenek;

di sebelah kanan, buyung kecil yang ingusnya terus mengalir;
melongo dipangkuan ibunya yang mengunyah sirih,
sesekali salemo ingus itu disedot srrt..,
sesekali juga randomly lidahnya menjulur sigap ke atas bibir menyapu bersih
lendir di sana;
si buyung sudah tiga kali muntah, bajunya sudah berlepongan isi perutnya;
butiran nasi, cabe-cabe merah, kangkung, semua menyatu dalam cairan kuning;
si ibu yang menggendong dengan sabar membersihkan muntahan itu sebisanya
dengan handuk kecil;
dan...
'aduh, buyung mencret lagi kamu, ya; mak 'kan bawa celana kamu cuman dua'
'yang mencret bawa ke kakus, oi...busuk nih..'
satu dua orang bereriak
'itu kakus sebelah sana, cepat sedikit, ooi...'
tiga emapt orang berteriak.

tiga menit saja si ibu dan si buyung udah kembali,
tiga menit saja membersihkan celana dan pantat bertaik,
ah, kasian pengunjung kakus berikutnya...
dan terpaksa si buyung tidak bercelana lagi,
tititnya yang kecil menggantung murung;

di bangku seberang, seorang bapak bersarung dan baju singlet batuk tak
henti-hentinya;
batuk yang serak, batuk menahun;
sesekali batuknya menyemburkan isi mulutnya ke sekitar;
hujan lokal, orang-orang kate;
pandirnya, di jari kanan masih saja memegang sebatang rokok 'roni filter'
(rokok nipah difilin terus)

seorang lelaki muda, kepalanya berdarah;
sebagian sudah mengering dirambutnya;
berdiri bersandar di tiang kayu bercat abu-abut;
tubuhnya kekar, hitam legam energik;
semalam badai menghantam samudera,
puluhan bagan kapal ikan digulung gelombang;
dua orang hilang, beberapa luka-luka;

lalu dengarlah suara seorang perawat memanggil nama-nama:

'bapak syamsir, bapak syamsir, syamsir mana oii? syamsir! mau berobat tidak
nih?'
"iya, mau! saya sudah beli karcis ini! sebentar rokok saya dua isap lagi
nih...tunggu sebentar, saya bilang! saya sudah beli karcis, nih karcisnya!'
si bapak syamsir sedikit tersinggung dan menyodorkan karcis seharga dua
ratus rupiah pada si perawat;

'jon kanedi! ijon, mana ijon kanedi? ijon yang mana ini? bapaknya atau
anaknya?
'iya, anak saya, masa saya setua ini namanya ijon! saya ramilus sati, gelar
sutan bandaro alam, suku kampai, kampai koto panjang'
seorang bapak yang agak cebol menggiring bocah tujuh tahun;

'tanti yosipa'
'icuk sugiangto!'
'boy mahmudin!'
'rosnidar..rosnidar, etek rosnidar ke sini, bukan ke sana, itu
kakus..oi..ngangak etek nih'
'puti rama binti tabano'
'kristin evelin darmasanti ekaputri permatasari!'
'muhammad asrul! ooo da as..sakit apa uda as? o, sakit kerampang,
selangkangan? ooo, manyulo karambie? ooo, kenapa ndak bilang dari tadi, biar
uda saya suruh masuk dulu; pak mantri, da as sakit nih'

dan masih ada puluhan nama lagi yang akan dipanggil;
sementara suara orang ngobrol dalam dialek pesisir selatan bagian selatan
benar-benar memekakkan telinga;
bau muntah, dahak, borok, kada, nambi, nanah, darah, tai mencret, bercampu
baur;
bercampu baur dengan bau obat-obatan, bau karbol, bau tembakau rokok nipah;

menunggu bukanlah pekerjaan yang menyenangkan katanya;
apalagi menunggu tanpa kepastian dalam suasana seperti ini;
saya hanya menunggu uang empat ratus rupiah, yang dijanjikan kemarin;
hari ini saya mau beli buku tulis selusin, besok tahun ajaran baru dimulai;
dan saya tidak sakit, maka sungguh saya tersiksa di tempat ini;
pasien saja mulai gelisah, ada yang mulai marah-marah;
si perawat juga marah-marah memanggil-manggil pasien yang berkeliaran
kemana-mana;

'bagaimana ini', seorang anak muda protes,' saya kan sudah dari pagi beli
karcis'
'ini perawat mendahulukan sanak dan kawannya dia nih..'
'sabar bapak ibu, semua bergilir'
'bergilir kata kau, kau tidak sakit'

iya, dalam hati saya sedih melihat pasien yang berjubel;
menunggu hanya untuk dicek sedikit, lalu dapat obat-obatan inpres,
parasetamol, ctm, bikarbonat, norit, atau disuntik penisilin;
untuk itu mereka bertumpuk di sini;
namun, dipikir-pikir kampanye pengobatan modern cukup sukses juga di sini;
sepuluh tahun yang lalu katanya,
orang-orang harus didatangi ke rumahnya agar mau memakai obat-obatan
puskesmas;

tapi saya juga kasian memperhatikan si perawat;
yang setiap beberapa menit berteriak-teriak memanggil nama pasien;
dan sesekali dimarahin pasien;
dan sesekali juga memarahi pasiennya;

ah, dunia yang keras juga sebetulnya bagi si perawat yang lumayan manis itu;
mungkin tak kurang keras dan melelahkan seperti pasar kramat jati  bagi
pembongkar cabe dari truk yang masuk dini hari;
bersaing dengan tukang angkat lain, menghadapi toke cabe yang pelit,
berurusan dengan preman yang minta jatah;
atau kerasnya terminal pulo gadung bagi calo menjelang tengah malam;

saya mulai bosan;
dan berdiri melangkah mendekati ruang pengobatan;
saya mengintip sedikit dari sela-sela gorden jendela;

seorang lelaki berjas putih, jas yang nampaknya cukup lusuh;
stetoskop menggantung di telinganya;
memegang perut bocah kecil yang tadi mencret dan muntah;
berbicara dengan si bocah, lalu dengan ibunya lagi, dengan si bocah lagi;
lalu berbicara dengan seorang perawat yang ada di sampingnya;
kemudian menulis sesuatu;
kemudian mengelus kepala si bocah,
sebelum si bocah dibimbing ibunya meninggalkan ruangan itu;
walaupun saya tidak melihat wajahnya,
saya merasa dan yakin lelaki itu selalu tersenyum pada pasien-pasiennya;

ah, lelaki itu sabar sekali, menghadapi puluhan pasien dengan macam keluhan
dan perangai;
saya tiba- tiba jadi jengkel membaca koran 'haluan' kemaren yang memvonis
semua pegawai negeri pemalas,
makan uang rakyat, pegawai loyo tidak memiliki etos kerja;
saya yakin wartawan itu belum mampir ke puskesmas ini;
wartawan taik kucing mencret, geblek, pemakan lalat yang kecemplung di gulai
basi semua!

tiba-tiba kepala saya panas mendengar komentar seseorang:
'wah, mantri ini lambat ini, payah indak bisa bekerja ini! mantri yang
taunya cuman terima gaji ini!'
darah melesat ke ubun-ubun saya;
sekonyong-konyong saya mendekati lelaki yang berkomentar tadi;
tangan saya terkepal dan melayang sendiri menghantam wajah lelaki itu;
semua orang berteriak, beberapa orang memegangi saya kiri kanan;
'kenapa si buyung ini marah-marah?'

saya berusaha melepaskan diri dari pegangan orang-orang itu;
mereka tak melepaskannya, saya hendak menangis rasanya dalam marah;
lalu saya berteriak memanggil lelaki penyabar di ruang pengobatan tadi;
lelaki berjas putih lusuh dengan stetoskop di telinganya itu;
saya panggil dia dengan suara keras;
namun, suara saya seperti sedikit tertahan di tenggorokan;

meski agak jauh,
namun dari sela tirai jendela saya melihat lelaki itu berpaling;
ia tersenyum tipis tenang, tapi cuman diam;
saya semakin takut ketika orang-orang semakin ramai memegangi saya;
saya memanggil lagi lelaki itu dengan keras;
dialah memang tempat saya meminta tolong selama ini;
ketika ketakutan datang;
lelaki berjas putih lusuh dengan stetoskop menggantung itu memandang lurus
ke arah saya;
namun hanya diam dalam wajahnya yang tenang;

tiba-tiba saya mendengar suara gedoran pintu dan suara teriakan seseorang:
'urpas..urpas....bangun.... sahur...sahur...'

saya tersentak,
dan lelaki itu masih memandang saya,
diam dalam wajahnya yang tenang;
yang terbingkai sederhana dan tergantung di dinding kamar kost saya;
kemudian pelan saya memanggil lelaki itu lagi:
'ayah...'

=urpas=
iimid, 2120281101












RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Reply via email to