Jawaban Surat Osama
buat Aa Gim
Saudaraku,
Suratmu sudah kuterima
Aku baik-baik saja di
sini
Aku masih minum teh di pagi hari,
menikmati sunset di sore hari,
mengendalikan bisnis, mengontrol jaringan
Al Qaidah di balik gua-gua
Afghanistan,...
Tenanglah Saudaraku di Indonesia, jadwal
kematianku tidak ditulis di
Pentagon atau Gedung
Putih.
PETIKAN surat "dari" Osama bin Laden itu,
dibacakan kembali oleh
mubalig
muda, KH Abdullah Gymnastiar dalam acara
Konser Amal Milad Daarut
Tauhiid
(DT) XI di gedung Sasana Budaya Ganesha
(Sabuga) ITB, Senin kemarin.
Hadirin yang memenuhi ruangan auditorium
Sabuga pun menjadi
terperanjat.
Mereka mendengarkan dengan penuh
perhatian. KH Abdullah Gymnastiar
atau Aa
Gim membacakan jawaban surat dari Osama,
sang tokoh yang paling
diincar
oleh
gembong "teroris" George Bush dan
sekutunya.
Saudaraku/Aku menonton aksi-aksi kalian
di Indonesia dari jaringan TV
Aljazeera/Aku senang kalian sudah mulai
berani bicara/ Aku suka kalian
sudah
bikin Bush marah-marah/Aku gembira kalian
sudah bisa bilang
"tidak"/Aku
bahagia kalian mulai belajar jadi
singa/Aku terharu kalian
miskin-miskin
tapi mau nyumbang/Aku terheran-heran
kalian kecil-kecil tapi mau jihad
ke
Afghanistan/Aku pikir kalian ini
anak-anak ajaib.
Saudaraku/Aku mau buka rahasia sama
kamu/Tapi jangan bilang
siapa-siapa/Kamu
tahu nggak, kenapa orang-orang Taliban
sayang kepadaku/Kata mereka,
ternyata
karena aku lucu/Bocah-bocah Afghanistan
senang padaku/Karena aku bawa
mainan
pesawat-pesawat Amerika buat mereka/Para
pemulung juga suka
padaku/Karena
rudal-rudal Amerika itu bisa jadi besi
tua yang laris/Orang-orang
Amerika
itu terlalu serius/Padahal kita cuma
sedang bermain di halaman surga.
Saudaraku/Kalau nanti Allah memilihku
menjadi syahid/Utusanku akan
datang
menemuimu/Membawa sebuah pundi
kecil/Itulah darahku/ Siramlah taman
jihad
di
Ambon, di Ternate, dan di Poso/Tapi kalau
aku bisa mengubur keangkuhan
Amerika di sini/Aku sendiri yang akan
datang ke Indonesia/Kamu tahu
apa
yang
akan aku lakukan/Aku cuma mau investasi
di negerimu.
**
SEBELUM Aa Gim membacakan surat jawaban
dari Osama, sebenarnya ada
selembar
surat yang dibacakan Aa Gim. Surat itu
ditulis oleh seorang tokoh muda
harakah Islamiyah yakni ustadz Anis
Matta, Lc. Dia memberi judul
suratnya
begini "Surat Untuk Osama Bin
Laden".
Osama/Kamu tidak pernah bilang
kepadaku/Kalau kamu mau meledakkan WTC
dan
Pentagon/Bush juga tidak punya bukti
sampai sekarang/Jadi aku memilih
untuk
percaya pada cinta/Yang terpancar dibalik
keteduhan matamu/Pada
semangat
pembelaan/Yang tersimpan dibalik lebat
jenggotmu.
Osama/Kamulah yang mengajar bangsa-bangsa
yang bisu/Untuk bisa
bicara/Maka
semua berteriak/Kamulah yang menanam
bibit keberanian/Di ladang jiwa
orang-orang pengecut/Maka mereka
melawan/Kamulah yang menebar nikmat
kemerdekaan/Di relung kalbu orang-orang
tertindas/Maka mereka
berjuang/Kamulah yang mengobarkan
harapan/Di langit hati yang
terjajah/Maka
mereka berontak.
Pada bagian akhir suratnya, Anis
Matta--yang Sekjen DPP Partai
Keadilan--ini
menulis:
Osama/Oh, Osama, Osama, Oh Osama/Mari
kita nyanyikan lagu
kemenangan/Bersama
nurani anak-anak manusia/Yang telah
menemukan kehidupannya/Osama, Oh
Osama/Osama, Oh Osama/Mari kita
senandungkan nasyid keabadian/Bersama
nurani
anak-anak manusia/Yang merindukan taman
surga.
**
DUA surat yang dibacakan oleh Aa Gim itu,
menyelingi acara konser yang
disaksikan ribuan anak-anak muda Bandung
dan bahkan orangtua serta
remaja
Muslim.
Konser Amal bertema "Indahnya
Kebersamaan" ini, tampaknya dirancang
khusus
untuk menyambut momentum milad DT ke 11.
Sebelum di Kota Bandung, pada
Jumat
lalu (12/10) diadakan acara yang sama di
gedung JCC (Jakarta
Convention
Centre), yang berhasil mengumpulkan dana
untuk Muslim Afghanistan
dengan
total jumlah Rp 100
juta.
"Sebagian dana itu berupa uang, dan
sejumlah perhiasan emas atau
perhiasan
biasa. Setelah dijumlah, ternyata
alhamdulillaah jumlahnya mencapai Rp
100
juta. Dana titipan umat itu kami
sampaikan ke rakyat Muslim
Afghanistan.
Bentuknya adalah berupa obat-obatan yang
dititipkan melalui tim medis
MER-C
Jakarta pimpinan dr. Joserizal Jurnalis,
Sp.BO," jelas Aa Gim.
Untuk acara konser amal di Sabuga ITB
ini, belum selesai perhitungan
jumlah
dananya. Diperkirakan pada Selasa ini
(16/10), pihak panitia milad
baru
bisa
mengetahui jumlah dana yang diterima dari
umat Islam.
Acara konser amal di Sabuga ITB, diawali
dengan tampilnya Aa Gim
memberi
"penghantar", dilanjutkan dengan
tampilnya grup nasyid dan teater
seperti
"Suara Persaudaraan", "Mupla", "The
Fikr", "Snada", grup Bimbo, teater
"Baju
Putih", dan klimaksnya adalah unjuk
kebolehan grup nasyid "Raihan".
Di sela-sela tampilnya grup nasyid,
hadirin memperoleh siraman rohani
dari
tiga mubalig muda Kota Bandung
masing-masing Aa Gim, Abu Syauqi, dan
Aam
Amiruddin. Mereka masing-masing dikenal
masyarakat Bandung sebagai
mubalig
yang punya basis massa anak-anak muda dan
bahkan orangtua, dengan
bidang
kegiatan "tambahan" yang khas. Misalnya,
Aa Gim di bidang
kepesantrenan
dan
perekonomian, Abu Syauqi di bidang
penanganan anak-anak yatim piatu
dan
korban kerusuhan, Aam Amiruddin di bidang
majelis taklim dan media
massa.
Kegiatan yang tergolong sukses ini,
dihadiri pula oleh perwakilan dari
30
ormas dan OKP tingkat Jabar. Walhasil,
berbeda dengan konser-konser
amal
sebelumnya yang dikemas oleh "Venusa
Production" pimpinan Tatang
Suherman,
pada konser kali ini terlihat sejumlah
tamu undangan memakai seragam
organisasi. Ya, suasananya mirip temu
kangen atau silaturahmi akbar.
Sebelum berakhirnya acara yang ditutup
dengan doa bersama yang
dilakukan
oleh Aa Gim, Abu Syauqi dan Aam
Amiruddin, hadirin menyaksikan
tayangan
profil tokoh figur Aa Gim dan kiprahnya
membina umat, serta mendengar
lagu-lagu grup Bimbo antara lain lagu
hasil gubahan--dari "Antara
Kabul
dan
Beirut" yang diberi judul "Antara Kabul
dan Washington." Lagu yang
dinyanyikan Sam Bimbo ini sempat
menciptakan suasana hangat dan
memancing
hadirin meneriakkan
takbir.
"Kita anak-anak muda ini, ternyata punya
potensi besar. Kalau bersatu,
kita
bisa memperbaiki diri dan menghasilkan
karya yang lumayan baik.
Karenanya,
kita harus terus memelihara kebersamaan.
Jadi, hendaknya jangan
terlalu
bangga dengan Daarut Tauhiid (DT) karena
sesungguhnya DT itu hanyalah
sebuah
bendera kecil yang tak perlu dibanggakan
atau dibesar-besarkan. Yang
harus
dibesarkan adalah kebersamaan kita
membangun umat, baik di bidang
perekonomian, akhlaknya maupun semangat
jihadnya," ujar Aa Gim.(Achmad
Setiyaji/"PR")***
-- Indahnya Kebersamaan
--