Assalamualaikum Wr.Wb
 Dear Adek Adyan,
Terimakasih atas mailnya buat saya,dan atas
pertanyaannya.
Semoga adek berada dalam keadaan lindungan dan Rahmat
Allah SWT,Amin
  Pertama saya ngak tahu pasti berapa umur adek,siapa
adek,semoga saja jauh lebih muda dari umur saya,karena
dalam mailnya dek Adyan memanggil Ibu,pada saya,kalau
di tempat saya mengajar,saya juga biasa dipanggil
Ibu,oleh teman yang seumur,bahkan yang lebih tua dari
saya.sebenarnya saya khawatir mau manggil adek takut
ternyata seumur,atau jauh lebih tua.Kalau yang belim
saya kenal,biasanya saya panggil saudara,kalau sudah
tahu umurnya,baru saya panggil sesuai umurnyaDidalam
perkenalan dek Adyan,tidak menginformasikannya,semoga
saya tidak salah membalas mail ini.
  Pertama pertanyaan dek Adyan,mengenaikata-kata yang
pernah adek baca di internet ini juga yaitu "Likulli
ya,mal ,ala mayyusahhiluhu"yang artinya disitu adek
buat"setiap seseorang berbuat sesuai dgn
bakatnya".Yang adek tanyakan mengenai apakah itu
Hadist atau bukan,dan dimana dipakai kata-kata tsb?
  Baiklah disini saya mencoba menjawab sesuai dgn
kemampuan saya,dan pengetahuan yang saya ketahui ttg
Hadist,terutama yang berkaitan dgn hal itu.
  Begini Dek Adyan,
Menurut ulama hadist itu
bermacam-macam,defenisinya,ada yang mengatakan ia sama
dgn AsSunnah,ada yang mengatakan lain,tetapi bukan itu
yang menjadi persoalan kita,karena kalau
diperpanjang,bisa lebih dari beberapa lembar
kertas,utk defenisi itu sajaYang perlu diketahui oleh
semua orang Islam adalah,bahwa                        
                    
 Derajat Hadist secara garis besarnya dapat di bagi
tiga,yaitu Shahih,Hasan dan Dhaif,masing-masing dari
yang tiga itu mempuyai cabang juga.
  Sekarang kita lihat apa itu Atsar?Atsar adalah
perkataan-perbuatan dan ketetapan para sahabat,tetapi
banyak ulama mengatakan,bahwa Atsar dapat dijadikan
Hadist,bila saja sanad(perawi hadist nya kuat,atau
dapat dipercaya,dan perkataan paa sahabat tersebut
harus juga dijadikan sumber hokum bagi ummat
Islam,bila tidak ada Rasulullah mengatakan dalam hal
tsb.didalam Atsar,yaitu perkataan para sahabat,banyak
sekali kata-kata yang mengandung hikmah dan
pelajaran,sebagaimana halnya hadist Rasulullah,yang
menjadi tolak ukur dari pelaksanaan Hadist ataupun
Atsar itu adalah ttg,matan (lafadz)juga
Sanad(perawinya).Bila saja matannya itu secara
akal,maupun sejarah, bertentangan dgn AlQur,an,maka
jelas hadistnya itudi tolak.Begitupun bila didalam
sanad(perawinya tsb,bila saja perawinya,ada yang
dhaif(Berdusta,kurang pintar,pelupa,dllnya)maka
disitulah pembagian Hadist Dhaif(lemah )itu,semuanya
tergantung dari tingkat kelemahannya,tapi yang
jelas,kalau ia Dhaif,bisa naik derajat hadistnya
menjadi Hasan lighairuhu(hasan karena ada hadist lain
yang serupa yang menaikkan derajat hadist yang lemah
tadi,dikarenakan ada matn lain yang serupa,ataupun
yang semakna atau juga yang hampir mirip
kata-katanya,tetapi diriwayatkan oleh perawi lain,yang
perawi tsb,perawinya banyak yang dapat
dipercaya,ketimbang yang bodohnya,maka hal tsblah yang
membuat derajat hadist tsb,naik)Misalnya,ada sebuah
hadist kita temukan,didalam,buku sunan Ibnu
Majah,didalam sunan Ibnu majah tsb,perawinya ada yang
lemah,otak   nya,ataupun ada yang sudah
pikun,sementara ada hadist yang serupa,ataupun yang
semakna,atau juga yang mirip,hadist tsb,tercantum di
buku sunan al Baihaqi,tetapi perawinya semua dapat
dipercaya,maka derajat hadist yang ada di sunan Ibnu
majah tadi,yang pada mulanya hadistnya Dhaif
(lemah,naik derajatnya menjadi Hadist Hasan
lighairuhu(hasan,karena ada jalan lain yang menguatkan
hadit yang lemah tadi).kalau berbicara masalah ini
cukup panjang juga.yang terpenting balik kita ke
persoalan semula,yaitu,mengenai Hadist yang adek
sebutkan tadi di atas.Pertama,setahu saya itu bukan
hadist,bukan juga Atsar.Tetapi ada kata-kata yang
seumpama itu,ataupun yang semakna(searti)yang artinya
kira-kira begini,setiap orang itu melakukan sesuatu
sesuai dgn kemampuannya(<alaa Syaakilatuhu),bukan
menurut bakatnya,tetapi yang dimaksud adalah yang
termudah baginya.Kalau arti Hadist yang adek sebutkan
diatas,dgn"bakat"maka bagaimana bila seseorang,memang
bakat dan profesinya suka mengambil barang orang
lain,ataupun berbohong,atau juga ia berbakat jadi
penari,penyanyi,lantas ia bekerja utk itu(menjadi
penari,misalkan?)jelas hal itu terlarang dalam
agama,manusia boleh berbakat utk menari,tetapi semasa
ia kecil,dgn arti kata belum baligh,tetapi bila ia
dewasa,apalagi,dgn bakatnya itu ia bekerja mencari
duit bagaimana?salahkan?jadi secara aqal yang waras
saja,kata-kata itu sudah tidak dapat kita
terima,apalagi bila ditelusuri perawinya,setiap pohon
pasti punya akarnya,begitupun setiap berita pasti
punya sumber siapa yang mengomonginya,dan setiap
pohon,ada cabangnya,begitupun setiap berita ada tali
temali yang menerima berita tsb.
   Di dalam Al Qur,an ada nada yang berbunyi"Bahwa
Allah tidak membebani seseorang sesuai dgn
kemampuannya"jadi yang dimaksud adalah
kemampuannya.Sekarang adalagi yang bertanya,bagaimana
bila kemampuan seseorang tsb,Cuma dgn berbohong ia
dapat duit,atau dgn menari ia dapat duit?Nah disinilah
perlu ketelitian ita mendalami Al Qur,an,baik dari
segi konteksturun ayatnya,maupun,kandungan yang
sebenarnya yang dimaksudkan oleh Allah,disinilah kita
bangsa diluar Arab,khususnya Indonesia sering salah
dalam mengartikan sebuah ayat,ataupun hadist,maupun
Atsar,dgn pengertian yang jauh berbeda dari arti yang
dimaksud oleh Allah dan Rasulnya.Seperti saja salah
satu contoh,Kata"Annaadzoofatuh minal iimaan"diartikan
oleh bangsa kita dgn"kebersihan itu dari
Iman,atau,sebagian dari Iman"Kalau diartikan seperti
itu,berarti Bersih itu lebih luas dari Iman?dan bersih
itu lebih kuat kedudukannya dari Iman?Ada orang
Barat,berpakaian necis,dan rapi lagi bersih,apakah
sudah jelas ia beriman sementara itu ada orang
miskin,tetapi pakaiannya kumal,dan tidak bersih,karena
memang tidak ada lagi pakaian yang akan
dipakainya,apakah langsung kita menuduh orang tersebut
tidak beriman?karena itu arti yang sebenarnya
adalah"Kebersihan itu adalah manifestasi dari
Iman",jadi orang yang sebenar-benar beriman itu jelas
kelihatan dari hidupnya dgn pakaiannya yang selalu
bersih,hidup dan kehidupannya,hatinya luar dalam,pasti
bersih,karena Pantulan iman yang ada di dalam
dirinyalah yang membuat ia selalu bersih luar
dalam.karena ia tahu bahwa Allah suka yang bersih,dan
yang indah.jadi bukan berarti orang yang kotor itu
tidak beriman,tetapi jelas manifestasi imannya yang
kurang.oleh sebab itu manusia selalu disuruh utk
membersihkan badan dan jiwanya,karena ia merupakan
manifestasi Iman kita kepada Allah SWT.
   Satu contoh lagi yang sering disalah artikan bangsa
kita dalam meterjemahkan sesuatu adalah kata-"Al
Fitnatu,Asyaddu,minal Qotli"diartikan "Fitnah itu
lebih kejam dari pada pembunuhan".
  Fitnah dalam kamus bahasa Indonesia diartikan dgn
"Perkataan yang bermaksud menjelekkan seseorang"jadi
dgn mengartikan ayat diatas,dgn memfitnah(atau membawa
berita bohong,dan menjelekkan seseorang lebih besar
dosanya daripada pembunuhan?)kalau begitu diartikan
lebih baik membunuh seseorang sampai ia mati ketimbang
menjelek-jelekkannya,karena dosa menjelek-jelekkan
seseorang itu lebih besar daripada membunuhnya?kalau
begitu cara pengartian kita bangsa Indonesia
ini,pantas saja banyak orang yang saling bunuh-bunuhan
itu.Sedangkan kata,menjelek-jelekkan itu dalam Al
Qur,an ada khusus bahasanya yaitu Ghibah,perumpamaan
orang yang suka Ghibah adalah,seperti ia memakan
bangkai saudaranya yang sudah mati.dan itu dosanya
cukup besar,dapat diampuni Allah,bila yang mengghibah
itu meminta maaf pada orang yang dighibahinnya.
  Balik kesemula dgn kekeliruan yang muncul dalam
mengartikan kata fitnah itu adalah dengan
diperparahnya oleh ketidak tahuan akan sebab turun nya
ayat tsb.
   Jadi yang dimaksud Fitnah diatas adalah "Penyiksaan
yang dilakukan oleh orang Musyrik tidak lebih besar
dan kejam dosanya,daripada pembunuhan yang dilakukan
para sahabat nabi di bulan Ramadhan"Dan dalam Al
Qur,an ada 30 kali Allah menyebutkan kata-kata
fitnah,namun tak satupun kata tersebut dalam artian
yang dimaksudkan oleh kata-kata dgn menjelek-jelekkan
seseorang.Wallahu A,lam Bissawab.
   Dek Adyan,jadi utk pertanyaan adek yang
kedua,mengenai kapan kata-kata "seseorang itu
melakukan sesuai dgn bakatnya"tidak dapat saya
jawab,karena dasar hokum hadist tsb,tidak ada saya
temukan dalam kitab-kitab hadist yang
mu,tamad(kuat)tetapi kalau dirtikan bahwa seseorang
itu dapat berbuat sesuai dgn kemampuannya,ataupun
memilih apa yang termudah baginya,dapat dipakai,disaat
seseorang menghadapi dua pilihan satunya berat,satunya
lagi ringan,maka kita disuruh memilih yang termudah
dari pada kedua itu,karena mengikuti Sunnah rasul yang
apabila beliau dihadapi dua macam persoalan,pasti
beliau memilih yang termudah diantara keduanya.dan
seseorang hanya disuruh berbuat sesuai dgn
kemampuannya,karena itu Allah tidak membebani
seseorang kecuali yang mampu manusia itu
memikulnya.Demikian dari saya,mohon maaf bila kurang
puas atas jawabannya.,Alakulli hal,yang benar itu
pasti datangnya dari Allah.Wassalam  saya(Rahima
Sikumbang)




__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Send FREE video emails in Yahoo! Mail!
http://promo.yahoo.com/videomail/

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Reply via email to