Tak tertutup kemungkinan bahwa  hadis pelarangan melihat kelamin anak
perempuan tersebut adalah hadist asli. Cuma harus ingat, setiap hadist
memiliki konteks sosial, budaya dan waktu sendiri. Mungkin saat hadist itu
dirilis, ada kejadian aneh2 dibawa kehadapan nabi seperti ada lelaki dewasa
yg terbit syahwatnya hanya oleh anak2. Adalah tangung jawab intelektual
islam untuk tidak memakai hadist secara membabi buta.

Wassalam,

Evi


----- Original Message -----
From: Zubir Amin <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, January 22, 2002 6:10 PM
Subject: Re: [RantauNet] mau nanya


>
>
>      On dated Mon,21 Jan 2002,Rahima Rahim al wrote :
>      "... yang jelas hadis tsb sangat lemah,jadi tidak boleh
>       dijadikan hukum.Hadis yg dibuat-buat orang untuk menge
>       labui umat Islam,..."
>      -------------------------------------------------------
>
>      Assalamualaikum wr.wb.Salam sejahtera untuak Rahima sekeluarga di
> Kairo dan semoga berhasil menyelesaikan studi S2nya dibidang Ilmu Ha-
> dis,insya Allah.
>      Apak mengikuti rilis Rahima di RN ko terutama nan mengenai "lara-
> ngan" melihat kemaluan anak perempuan yang dimintakan penjelasannya o-
> leh sdri.Rahmi Gusnetti dan Rahima telah memberikan penjelasan seperti
> nan saya kutip diateh.



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke