----- Original Message -----
Sent: Wednesday, March 06, 2002 10:30 AM
Subject: Re: [RantauNet] Memanfaatkan Knowledge Management System untuk Menggalang Kerjasama

Ibu Evi,
 
Terimakasih atas tanggapannya.
 
KMS memang dikembangkan oleh perusahaan besar didorong oleh kemajuan IT yang berkembang pesat. KMS sebenarnya tidak hanya IT, tetapi yang lebih penting adalah kemauan untuk bekerjasama dengan memanfaatkan pengetahuan di masing-masing orang dengan didukung oleh tersedianya data dan informasi yang di-share bersama. Perangkatnya bisa saja alat komunikasi lainnya yang ada seperti surat, fax, telephone - H/P, dan lainnya.
 
Ibu memberikan contoh mengenai pedagang kakilima Padang. Ini merupakan contoh yang baik bagaimana KMS bisa membantu mereka untuk memberdayakan kemampuan ekonominya.
 
Untuk jangka pendek mungkin yang mereka butuhkan adalah informasi mengenai tersedianya dana dan dibantu dengan jasa untuk mengakses dana tersebut. Kemudian mungkin yang diperlukan adalah akses untuk memperoleh barang jualan dengan harga lebih rendah dengan cara memotong jalur distribusi dengan sistem yang lebih baik.
 
Untuk jangka panjang adalah kebutuhan mereka untuk mengangkat dari jualan diemperan ke jualan dikiosk dan kemudian ketoko. Jadi perlu adanya informasi mengenai market yang tersedia. Apa saja kemampuan yang perlu mereka persiapkan untuk menuju kesana.
 
Kita ketahui, tidak mungkin semua yang kecil akan tumbuh semuanya menjadi besar pada ruang yang sama. Sama seperti rumpun tumbuhan kecil bisa hidup baik dihalaman. Tetapi tidak mungkin semuanya bisa menjadi pohon besar di halaman yang sama.
 
Jadi KMS yang diperlukan adalah adanya sistem jang dapat memberikan layanan kepada kebutuhan tersebut. Apa dan siapa yang menjalankan sistem tersebut perlu di design dan di jalankan dengan baik. Jadi ada usaha untuk menuju kesana, apabila tidak dapat dilakukan oleh para pedagang sendiri usaha ini perlu dan bisa dilakukan uleh usaha penyedia jasa. Biayanya dapat didukung oleh para pengguna berdasarkan keseimbangan supply - demand.
 
Salah satu contoh, ada usaha kecil di Makasar yang menyediakan jasa harga terkini bagi UKM petani coklat. Layanan ini menyediakan informasi harga coklat di end user di Eropa, harga di mediator lainnya di berbagai jalur supply-chain dari Makasar, pelabuhan transit dan harga dari kompetitor coklat lainnya. Berdasarkan informasi ini mereka berada pada posisi yang lebih baik dalam menentukan harga jual setiap saat. Untuk jasa ini mereka menerima imbalan langganan dari pengguna sebesar Rp. 350 rb. per bulan.
 
Jadi seperti yang saya tulis, KMS yang berhasil adalah yang mendukung kebutuhan spesifik  dan fokus pada tujuan tertentu. Mudah-mudahan jawaban saya ini bisa memuaskan ibu memperoleh "do" untuk bahan pengetahuan.
 
Wassalam, Ridwan
 
 
----- Original Message -----
From: Evi
Sent: Monday, March 04, 2002 7:57 AM
Subject: Re: [RantauNet] Memanfaatkan Knowledge Management System untuk Menggalang Kerjasama

Maaf ya, saya ikut berkomentar sebagai ibu rumah tangga yang tidak mengerti cara mengelola perusahaan apa lagi belajar ilmu manajemen. Tapi saya ingin pintar ( agar bisa di lawan :-)) lalu merasa ada nada do yang hilang.
 
Setelah membaca tulisan pak Ridwan M. Risan sampai kebawah saya mendapat kesan banyak sekali idiom-idiom yang (maaf banget kalau salah) hanya dimengerti oleh mereka yang keluaran sekolah bisnis. Menurut saya, judul tulisan Memanfaatkan Knowledge Management System untuk Menggalang Kerjasama hanya ditujukan kepada para pebisnis Minang yang sudah memiliki wadah yang bernama perusahaan. Sepanjang pengalaman praktis saya sehari-hari, saya tidak banyak bergaul dengan pebinis yang seperti ini. Kalau jalan2 ke Glodok,  pebisnis Minang yang banyak saya temui adalah para penjual VCD bajakan, asesoris untuk anak2 dan perempuan, jam tangan palsu, perlengkapan tas, dompet dan sepatu dari kulit2 palsu, pakaian dalam (untung bagian yang ini tidak perlu melirik pada merk terkenal) dsb. yang kesemuanya di gelar diemper2 toko. Kalaupun ada peningkatan masuk mal, mereka adalah para pedagang barang2 seperti diatas yang tersebar dalam konter2 kecil. Tidak seperti toko permanen, mereka ini hanya mengontrak dalam hitungan bulan dan paling lama hitungan tahun. Begitu pula dengan rumah makan Padang, tidak semuanya sekelas dengan Natrabu atau Sari Bundo. Dan bagaimana pula dengan pebisnis transportasi Minang yang tidak sekelas dengan Blue Bird?  Padahal setahu saya, wesel yang mengalir tiap bulan ke Sumbar lebih banyak berasal dari sektor2 informal ini. Nah pak Ridwan, tolong ya temukan nada do saya, dimakah ia tersangkut? Ataukah saya saja yang tidak jeli dalam mengaplikasikan tulisan bapak pada kenyataan pebisnis Minang yang saya temui sehari-hari? 
 
 
Wassalam,
 
Evi 
 
 
----- Original Message -----
Sent: Sunday, March 03, 2002 10:57 PM
Subject: [RantauNet]

 

Minangnewsbrief & Commentary #5.1………… March 2002

 

Memanfaatkan Knowledge Management System untuk Menggalang Kerjasama

Oleh: Ridwan M. Risan (Jakarta)

Kirim email ke