----- Original Message ----- From: Katyusha Bian <[EMAIL PROTECTED]>
Yth. warga RN, Sejak dulu suasana RN memang tidak menentu, namun akhir2 ini tampak makin seperti perempuan depresi, kalang-kabut tak berujung. Saya akan membuatnya tambah compang-camping lagi, misalnya, dengan ikut bicara ramai seputar cinta. > Assalamu'alaikum wr,wb, > Menurut saya cinta itu harus ada batasannya dan harus > ada definisi agar tidak rancu dan menjadi bumerang, > kapan saatnya cinta dimulai dan bagaimana membinanya, > kalau tidak begitu ya cinta monyet namanya. Kalau yang kita bicarakan adalah cinta antara lelaki dan perempuan, menurut saya cinta memang harus banyak rambu2nya karena kalau tidak hati-hati menempatkannya, pada suatu titik cinta ibarat kuburan Fir'aun, mewah tapi menakutkan. Tapi jangan pernah definisikan apa itu cinta. Tak perlu. Mubazir. Ini adalah salah satu misteri terbesar dalam peradaban umat manusia. Coba saja, bagaimana anda harus mendefinisikan cinta kalau hanya lewat pengaruh kata-kata seperti " i'm going to miss you" seseorang jadi merasa cantik bak sekuntum bunga nan wangi dan siap memberi pesona itu pada setiap orang di sekelilingnya. Bagaimana harus memberi batasan bahwa sebuah tatap mata simpati yang hanya terjadi sesaat di perempatan lampu merah seseorang merasa bahwa dirinya bodoh jika terus menerus memikirkan cinta yang tak terbalas. Cari saja gantinya! Atau adakah penjelasan logis terhadap luka-luka yang terjadi berbilang puluh tahun tapi hingga detik ini sanggup membangunkan Mozart atau Shakespeare dari kuburannya? Memang tidak semua cinta berujung pada kepahitan tapi permulaan cinta tidak pernah bermula dari derita. Paling tidak ia bermula dari harapan2 yang indah. > DAlam al quran banyak sekali kata-kata hub, tapi itu > hanya sedikit sekali yang menggambarkan tentang cinta > sepasang insan yang sedang dimabuk cinta, justru untuk > cinta abadi dan cinta yang hakiki sebagai sunnatullah > tidak diungkapkan dengan kata-kata al hub, lalu dengan > kata-kata apa ????, Once upon a time, datanglah dua orang wanita dan seorang bayi ke hadahapan nabi Sulaiman. Kedua wanita itu mengaku bahwa mereka adalah ibu kandung si bayi. Dan klaim itu ditunjang oleh SDM primitif mereka yaitu berkelahi, berteriak dan menangis. Setelah mempelajari situasinya sejenak kemudian dengan kalem Sulaiman meminta sebelah pedang kepada pengawalnya. "Ya sudah! Biar adil aku bagi saja bayi ini menjadi dua.Yang sebelah untukmu dan sebelah lagi untukmu." Katanya menunjuk kedua wanita itu dengan ujung pedang. Mulanya kedua wanita itu terpaku seperti kapal yang tertambat di laut lepas. Keheningan itu kemudian pecah oleh suara haru salah seorang wanita, "Please, my lord, give her the living baby. Don't kill him " sementara yang satu lagi menyela, "Cut the living boy in half." Siapa saja yang pernah punya nenek tukang cerita pasti tahu wanita mana akhirnya mendapatkan kembali anaknya karena memang dia lah ibu kandungnya.Moral cerita ini adalah sesuatu yang mengalir dari hati nurani. Sulaiman pernah meminta kepada Allah agar diberi kebijaksanaan dan Allah menjawab doanya dengan kemampuan menembus kedalam the true nature of people , hati nurani manusia yang di percaya disanalah bertahta segala cinta dan kebenaran dan segala kepalsuan tidak bisa tumbuh. Jadi bagi siapa saja yang mau membicarakan ttg cinta pakailah bahasa kalbu, bahasa alam semesta yang mengalir dari pengetahuan. Insya' Allah tidak akan pernah tersesat. Wassalam, Evi RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 =============================================== Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===============================================