Siapa bisa larang?
 
----- Original Message -----
From: samiaji
To: national ; cari
Sent: Monday, March 25, 2002 7:53 AM
Subject: [Nasional] diplomasi dansa

Senin, 25 Maret 2002

"Diplomasi Dansa"
Warnai Kunjungan Megawati di Cina

Kompas/suryopratomo

Beijing, Kompas - Presiden Cina Jiang Zemin menunjukkan kepiawaian dalam berdiplomasi. Dalam acara jamuan makan malam kenegaraan di Balai Rakyat Agung, Minggu (24/3), Jiang Zemin secara tidak terduga mengajak Presiden Megawati Soekarnoputri untuk berdansa.

Sekitar enam menit, kedua kepala negara itu berdansa dengan diiringi musik orkestra langsung. Sebanyak 100 undangan yang hadir pada acara jamuan makan malam itu tertegun melihat adegan yang sangat jarang terjadi dan sekaligus mencairkan suasana yang sempat terlalu formal.

"Ini merupakan diplomasi dansa," kata Ketua Umum Kadin Aburizal Bakrie yang hadir malam itu. Pendapat senada dilontarkan pengamat politik Rizal Mallarangeng.

Tidak lama setelah itu, menurut laporan wartawan Kompas Suryopratomo dan August Parengkuan, Presiden Megawati didaulat untuk menyumbangkan sebuah lagu. Presiden segera mendendangkan lagu yang sangat dikenal di Cina, Bengawan Solo.

"Saya tidak pandai untuk bernyanyi. Tetapi malam ini saya persembahkan sebuah nyanyian untuk Yang Terhor-mat Presiden Jiang Zemin, sekaligus menjadi pertanda hubungan baik di antara kedua negara," kata Megawati.

Presiden Jiang Zemin ternyata tidak mau kalah dengan Megawati. Segera setelah Megawati selesai mendendangkan lagu Bengawan Solo, Presiden Cina mendendangkan sebuah lagu Cina yang judulnya kurang lebih Bagaimana Saya Tak Kehilangan Dia

Buka konjen

Acara jamuan makan malam yang berlangsung hangat itu menandai makin eratnya hubungan di antara kedua negara. Pada petang harinya, Pemerintah Indonesia dan Cina sepakat untuk meningkatkan kerja sama politik dan ekonomi.

Bukti konkret dari keinginan tersebut antara lain ditandai dengan dicapainya kesepakatan untuk membuka konsulat jenderal (konjen) dan pembentukan forum energi antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Cina.

Nota diplomatik bagi kerja sama kedua negara ditandatangani oleh Dubes Indonesia AA Kustia dan beberapa menteri dari Cina. Acara yang juga dilangsungkan di Balai Rakyat Agung, Beijing, itu disaksikan langsung Presiden Megawati dan Presiden Jiang Zemin.

Dengan kesepakatan tersebut, Indonesia akan memiliki dua konjen baru di Guangzhou dan Shanghai, sementara pihak Cina akan membuka konjen di Medan dan Surabaya.

Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda, pembukaan dua konjen merupakan peningkatan yang signifikan bagi hubungan kedua negara. Menlu menambahkan, persetujuan dari DPR bagi pembukaan konjen di Cina sudah diperoleh.

Sejak adanya kesepakatan untuk mengakhiri hubungan buruk akibat peristiwa 1965, terlihat adanya kesungguhan dari kedua belah pihak untuk membangun kembali kepercayaan. Kunjungan tingkat tinggi di antara pemimpin kedua negara sering terjadi.

Sebelum kunjungan Megawati, Presiden Soeharto pernah melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina. Demikian pula Presiden Abdurrahman Wahid. Sebaliknya, dari pihak Pemerintah Cina, Presiden Jiang Zemin-meski tidak resmi-tercatat pernah berkunjung ke Indonesia. Sementara kunjungan resmi pernah dilakukan Perdana Menteri (PM) Li Peng yang kini menjabat Ketua Kongres Rakyat Nasional serta PM yang sekarang Zhu Rongji.

Dalam pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Shanghai tahun lalu, Megawati secara khusus melakukan pertemuan dengan Presiden Jiang Zemin

Kerja sama ekonomi

Hal yang tidak kalah pentingnya dari peningkatan hubungan kedua negara adalah peningkatan kerja sama ekonomi. Apalagi jika diingat bahwa Cina sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan ekonomi.

Dengan jumlah penduduk hampir 1,3 milyar jiwa, Cina memang merupakan potensi pasar yang luar biasa. Sejak diterima sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Cina semakin membuka diri. Di sisi lain, negeri raksasa itu juga sedang berusaha menjadi negara produsen yang pantas disegani.

Salah satu konsentrasi wilayah yang sedang dikembangkan adalah wilayah Selatan Cina. Di antaranya adalah pembangunan Guangzhou sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Indonesia melirik pembangunan yang dilakukan di kota itu. Indonesia mencoba memasok kebutuhan LNG untuk pembangkit listrik di kota tersebut.

"Kita sedang berjuang keras untuk bisa memenangi tender pengadaan LNG bagi Guangzhou. Salah satu tujuan dari kunjungan kenegaraan Presiden Megawati adalah untuk hal ini," tegas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (SDM) Purnomo Yusgiantoro.

Penentuan pemenang tender pemasokan LNG itu sendiri, menurut Purnomo, akan dilakukan pada bulan Juli mendatang. Saat ini pesaing Indonesia ada dua, yakni Australia dan Qatar.

Menteri Energi dan SDM merasa optimistis bahwa Indonesia akan bisa memenangi tender ini. Apalagi kerja sama energi di antara kedua negara tidak hanya terbatas itu. Sebuah perusahaan pertambangan Cina saat ini sedang berupaya melakukan eksplorasi minyak di Indonesia.

Presiden PetroChina International Limited Shou Xuancheng membenarkan niatnya untuk melakukan eksplorasi di Indonesia. "Kami sudah menandatangani nota kesepakatan dengan Pertamina. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa ikut beroperasi di Indonesia," kata Shou.

Bantuan ekonomi

Dalam kesepakatan kemarin, menurut Menlu Wirayuda, Pemerintah Cina secara khusus memberikan hibah sebesar enam juta dollar AS kepada Indonesia. Di samping itu, Pemerintah Cina menawarkan pinjaman jangka panjang berbunga rendah senilai 400 juta dollar AS.

"Pinjaman itu berbunga 3 persen per tahun dan untuk masa 20 tahun. Pinjaman itu akan dipakai untuk membangun rel ganda dan juga untuk pembangkit listrik di Sumatera dan Jawa," kata Menlu.

Di samping itu, Pemerintah Cina juga menawarkan kerja sama di bidang pertanian dan juga permesinan. Namun, untuk kedua tawaran ini, menurut Menlu, masih harus dijajaki terlebih dahulu.

Presiden dan rombongan dijadwalkan akan berada di Cina selama lima hari. Selain di Beijing, Presiden dijadwalkan akan mengunjungi Chengdu di Provinsi Sichuan dan Fuzhou di Provinsi Fujian.*

<<2403ha01.jpg>>

Reply via email to