Assalamualaikum ww

Dt. Katumangguangan (1147-1296=147 tahun) adalah kakek dari Bundo Kanduang
yang lahir 1295-1347 (52 tahun) kira2 sezaman dengan Mojopahit yang lagi
jaya2nya

Dang Tuangku (1347-1375) sang putra mahkota anak B/K hasil perkawinan dengan
Ksatria Mahesa Anabrang yang ganteng gagah dan sakti yang selama diranah
lereng Merapi mendapat gelar "Palimo Sibarakat" adalah berasal dari Pamalayu
Jambi yang karena ketangguhan ilmu2nya diangkat menjadi Panglima Perang
dikeraton Mojopahit.

Perang tanding dan adu kesaktian antara Bundo Kanduang yang sakti jelita
dengan Ksatria Mahesa Anabrang "Palimo Sibarakat" berakhir dengan jalinan
asmara yang bagi orang Minang dianggap kurang baik untuk disebut2 (tentu
saja kalau boleh dianggap sebagai aib dimana perkawinan mereka tidak
dirayakan sebagaimana layaknya "Alek Gadang Ranah" karena sudah dipastikan
urang sumando yang tidak diundang ini datang ke Minangkabau bukan untuk
"basandiang jadi marapulai" tetapi adalah atas perintah keraton Mojopahit
untuk menaklukkan raja2 tanah Melayu di Swarnadwipa alias Pulau Paco ini

Tidak hanya Dang Tuangku yang ayahnya bukan urang 'awak, Bundo Kanduang
adalah juga blasteran, ibunya yang bernama Puti Reno Mandi (1253-1310) juga
bersuamikan Sri Tribhuana Raja Maulidawarman dari kerajaan Darmasyraya
disekitar daerah Melayu Jambi dan Sumatera Selatan sekarang

Tentu saja "Palimo Sibarakat" sehubungan dengan tugas2nya sebagai Pimpinan
Angkatan Perang  Kerajaan Mojopahit memungkinkan dia hampir selalu tidak
berada dirumah sang istri tercinta B/K yang seorang wanita raja "Daulah
Pagaruyuang" yang berpusat dilembah Merapi itu 

Adat yang telah disusun lebih seratus tahun yang lalu sebelum masa ini oleh
dua failasuf adat kakak beradik Dt.Ketumangguangan dan Dt Perpatih nan
Sebatang mengisyaratkan bahwa diranah Melayu Minangkabau peran urang sumando
terlebih yang bukan "urang awak" tidaklah terlalu ditonjolkan bana alias
tidak dipopulerkan perannya dalam sistem perkerabatan matrilinial

Berbeda dengan Sutan Kacinduan "Cindur Mato" putra "Candra Dewi" Kepala
Pengasuh Rumah Tangga Istano B/K yang bergelar "si Kambang Bandohari" PRT /
dayang kesayangan dan terpercaya tempat B/K sering menumpahkan unek2nya,
ayahnya adalah seorang pendekar tangguh bergelar "Selamat Panjang Gombak"
yang Cino pesilat tangguh berilmu tinggi & petualang pengembara dari daratan
Tiongkok yang akhirnya memilih menetap dilereng indah Merapi mengabdikan
diri sebagai kepala pengawal istano

nb
Bundo Kanduang adalah sebutan bagi seorang wanita yang dituakan dalam suatu
kaum persukuan / rumah gedang atau kira2 seperti "Mak Rumah" sebagai laki2
yang dituakan dalam suatu kaum atau rumah gedang

Sekarang diperantauan B/K diartikan sebagai kaum wanita penggerak dalam IK2
seperti misalnya dalam Bundo Kanduang PKDP (Persatuan Keluarga Daerah Piaman
atau Bundo Kanduang IKMR (Ikatan Keluarga Minang Riau atau boleh juga "Bundo
Hayatun Nismah Rumzi kito daulat sebagai B/K nya R/N (usul dari ambo kok lai
kabuliah, baa tu dek kito nan basamo?)

wasalam
Arman Bahar Piliang
Luhak Sakai Petropolis Riau 

-----Original Message-----
From: Bandaro [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Tuesday, May 21, 2002 4:52 PM
To: RANTAUNET; [EMAIL PROTECTED]; Arisman Adnan; Sjamsir Sjarif
Subject: [RantauNet] "Bundo Kanduang", dari AA Navis
Nan dibawahko tulisan AA Navis dlm bukuno 
"Alam Terkembang Jadi Guru" hal 51, foot note 18.

Cuplikan kisah Bundo Kandung (BK) tidak ditemui dalam tambo. 
Ia ditemui dalam cerita kaba yang lebih terkenal dengan cerita kaba Cindua
Mato.
Kisah bermula dari mimpi BK. Ia menyuruh bujangnya, yang bernama Selamat
Panjang
Gombak, memanjat pohon nyiur gading yang sakti untuk mengambil buahnya. Air
dua
buah nyiur itu diminum BK, akibatnya BK pun hamil dan melahirkan seorang
laki-laki yang dinamai Sutan Rumandung dengan panggilan Dang Tuanku. 
Seorang dayang juga meminum air nyiur itu sehingga ia hamil pula. Kemudian
ia
melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamai Sutan Kecinduan, yang lebih
terkenal dengan Cindua Mato.
Menurut versi lain, Cindua mato juga anak dari BK yang bersama-sama dengan
Dang
Tuanku berayah Bujang Selamat.
Oleh karena tidak lazim pisang berbuah dua kali, dkisahkan saja Cindua Mato
itu
adalah anak dayng-dayangnya. 
Dalam kisah itu diceriterakan Dang Tuanku bertunangan dengan Puti Bungsu,
anak
mamaknya yang menjadi ......................
..................  ( selanjutnya ceritera Cindua Mato )


Bandaro, Bgr
~~~~~~~~~~~~~~~



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di:
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke