info dari urang sabalah:  



MUNGKINKAH CIA-AMERIKA SERIKAT DALANG TEROR BOM DI
BALI-  INDONESIA?
Abdul Qadir Djaelani
Jakarta - INDONESIA.


SUPAYA INDONESIA MENJADI NEGARA PROTEKTORAT AMERIKA
SERIKAT

Pada bulan Juni 2002 Umar al Faruq, warga negara
Kuwait ditangkap oleh
aparat keamanan negara RI; dan dari padanya disita
satu film video yang
berisi tayangan latihan perang-perangan dengan senjata
laras panjang dan
pedang, yang diikuti oleh orang-orang Melayu
(Indonesia) dan dipimpin
oleh seorang yang berwajah Arab dan berjanggut tebal,
yang diduga bemama
Umar al Faruq.

Dan dari padanya pula disita surat-surat dan
kuitansi-kuitansi yang
menyebutkan beberapa nama orang Indonesia. Tetapi
anehnya Umar al Faruq
tidak diperiksa secara hukum di Indonesia, tetapi
malah dideportasi ke
Amerika Serikat --tentunya atas permintaan ClA-- dan
bukan ke Kuwait
(negara  Umar al Faruq).

Pada awal September 2002, majalah Time memuat laporan
intelijen (CIA)
bahwa Umar al Faruq adalah jaringan terorisme Al Qaeda
yang merencanakan
beragam teror bom di Indonesia, termasuk rencana
pembunuhan Presiden
Megawati Sukarno  Putri.

Berita ini tentunya sangat menggegerkan bangsa
Indonesia, apalagi setelah
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Konsulat
Jenderalnya di
Surabaya menutup kantornya, dengan alasan akan ada
gerakan teror di
Indonesia tanpa pemberitahuan kepada pemerintah
Indonesia, sebagai tuan
rumah, yang wajib dihormati oleh setiap Kedutaan Besar
yang berada di
Indonesia.

Reaksi dari masyarakat Indonesia, baik tentang berita
intelijen yang
dimuat majalah Time maupun penutupan Kedutaan Besar
Amerika Serikat di
Jakarta dan Konsulat Jenderalnya di Surabaya sangat
keras, akibatnya
pemerintah RI mengizinkan satu tim investigasi yang
terdiri dari POLRI,
intelijen dan TNI ke Amerika Serikat.

Sebelum tim investigasi tersebut pulang, tanggal 12
Oktober 2002 malam
terjadi "Bom Teror Dahsyat." yang menewaskan 183 orang
dan puluhan  orang
mengalami luka bakar berat, puluhan kendaraan bermotor
rusak, puluhan
bangunan  rumah hancur berantakan.

Dalam penyelidikan di lapangan dapat disimpulkan bahwa
bom yang digunakan
para teroris adalah jenis bom yang dinamakan Special
Atomic Demolition
Munitions (SADM) atau dinamakan "Nuklir Mikro" (Micro
Nuke), demikian
ungkap  Let.Jend. (Pur) Z.A. Maulani (mantan Kepala
Badan Koordinasi
intelegen  Nasional).

Dan jenis terakhir SADM ini hanya sebesar cangkir kopi
dengan kekuatan
ledaknya setara 2-100 ton HE TNT. Bom SADM ini hanya
dimiliki oieh
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Israel dan Rusia.
Joe Vialli, analis
intelegen Australia membenarkan bahwa bom dahsyat yang
menghancurkan Bali
adalah jenis  SADM. Dan menurut tim investigasi
gabungan bom di Bali
menyatakan bahwa bom  tersebut terdiri atas TNT,
amonium nitrat dan
hidrogen yang mempunyai daya  ledak dahsyat.
Bahan-bahan itu tidak
mungkin didapatkan di Indonesia, mesti  dimasukkan
dari luar negeri.

Kemudian tanggal 15 Oktober 2002, surat kabar "Taiwan
News" memberitakan
bahwa Ketua Kuomintang (parlemen Taiwan) Lee
Chuan-Chio menyatakan bahwa
pemerintah Taiwan pada hari Jum'at, 11 Oktober 2002,
telah diberitahu
oleh Amerika Serikat bahwa pada tanggal 12 Oktober
2002 akan ada bom
teror di Bali, tetapi pemerintah Taiwan tidak
mengambil langkah-langkah
untuk menyelamatkan warga negara Taiwan yang berada di
Bali.

Bahkan Sydney Morning Herald, surat kabar Australia
terbitan 16 Oktober
2002, memberitakan bahwa CIA telah menyampaikan
informasi kepada
pemerintah Australia pada dua minggu yang lalu bahwa
Bali akan menjadi
sasaran teror intemasional. Karenanya, Warren Reed,
mantan dinas rahasia 
Australia (ASIS)  merasa heran bahwa Teror Bom Bali
bisa terjadi. Kemana
intelijen-intelijen  Amerika Serikat, Australia,
Inggris, Indonesia,
Taiwan, Singapura,  Philipina?

Kemudian surat kabar The World Today terbitan tanggal
16 Oktober 2002 dan
The Guardian terbitan tanggal 17 Oktober 2002
melaporkan bahwa CIA telah
memberitahu akan terjadi teror bom di Bali kepada
Washington (Amerika
Serikat),  London (Inggris) dan Canberra (Australia).

Lebih jauh dari itu, tatkala POLRI dan aparat
intelijen baru saja
menyelidiki jenis bom yang digunakan oleh para teroris
di Bali, serta
merta Presiden George W. Bush (Amerika Serikat), Toni
Blair (Perdana
Menteri Inggris), John Howard (Perdana Menteri
Australia) telah menuduh
dan mernfitnah  bahwa pelaku Teror Bom Bali adalah Al
Qaeda dan mitra
lokalnya "Jama'ah  Islamiyah."

Karena "Tuan Besar" (Bos) George W. Bush dan "Tukang
Pukul''nya Toni
Blair dan John Howard telah bersabda bahwa pelaku
Teror Bom Bali adalah
Al Qaeda dan Jama'ah Islamiyah, walau tanpa bukti
hukum secuilpun, maka
pemerintah Indonesia, melalui sidang kabinetnya
"mengaminkan" dengan
khusus;
sebagaimana dikemukakan oleh Letjen. (pur) Susilo
Bambang Yudhoyono
(Menko POLKAM): "Teroris memang sudah di depan mata.
Kita siap
bekerjasama dengan masyarakat internasional untuk
menumpas terorisme."

Bahkan H. Matori Abdul Djalil (Menteri Pertahanan)
menyatakan dengan
tegas bahwa pelaku Teror Bom Bali adalah Al Qaeda
dengan bekerjasama
dengan Al Qaeda lokal.

Karena Tuan Besar George W. Bush telah bersabda dan
jama'ahnya telah
mengaminkan dengan suara keras menembus tujuh
petala-langit, maka Dewan
Keaman PBB, sebagai Tukang Pemukul Tabuh/Lonceng tanda
dimulainya
kebaktian dari  Tuan Besar, pada 15 Oktober 2002 telah
mengeluarkan
Resolusi No. 1438/2002  yang menetapkan Jama'ah
Islamiyah sebagai
organisasi teroris dan himbauan agar  pemerintah
Indonesia dibantu dalam
memerangi terorisme.

Pemerintah Indonesia dengan rasa suka-cita menerima
Resolusi Dewan
Keamanan PBB tersebut. Untuk membuktikan ketaatan dan
kesungguhannya
terhadap Tuan Besar George W. Bush serta tanda
terimakasih kepada
Resolusi Dewan Keamanan PBB,  maka pemerintah RI
mengeluarkan "Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No. 1
Tahun 2002 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme" dan "Peraturan
Pemerintah
Pengganti Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang
Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme Pada Peristiwa Peledakan Bom  di Bali
Tanggal 12 Oktober
2002", pada 18 Oktober 2002 tengah malam.

Hanya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam pembahasan
dan konsultasi dengan
pimpinan DPR-RI dalam bentuk mendengarkan paparan
pemerintah, keluarlah
Perppu No. 1 dan No. 2 Tahun 2002.

Bukan saja pembentukan Perppu No. 1 dan No. 2 Tahun
2002 sangat
tergesa-gesa karena tekanan/perintah Tuan Besar George
W. Bush dan
Resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi Perppu tersebut
tidak mampu
merumuskan dan memberikan  kriteria tentang Tindak
Pidana Terorisme
sebagaimana diatur dalam Bab I  (Ketentuan Umum) dan
Bab III (Tindak
Pidana Terorisme).

Akibatnya Perppu No. 1 dan 2 Tahun 2002 akan sangat
mungkin bertabrakan
dengan KUHP dan Undang-undang No. 26 Tahun 2002
Tentang Pengadilan
Hak-hak Asasi Manusia, serta sangat mungkin pula
pengertian tindak pidana
terorisme akan  meluas dan menyempit seperti karet
sebagaimana
Undang-undang No. 13/PNPS/  1963 tentang Pemberantasan
Kegiatan Subversi.

Berdasarkan data dan fakta yang kami paparkan di atas
dapat dianalisa
sebagai berikut:

1. Terorisme

Baik Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1378/2001 tentang
Memerangi
Terorisme Internasional maupun Perppu No. 1 dan No.
2/2002 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme tidak merumuskan
dan memberi
batasan-batasan jelas tentang pengertian "terorisme."

Bahkan pengertian terorisme itu hanya terbatas pada
orang-perorang atau
organisasi/korporasi saja, sehingga pemerintah
kolonial atau pemerintah
tiran/zalim yang melakukan Tindak Pidana Teror
terhadap rakyatnya atau
rakyat negara lain tidak termasuk teroris.

Padahal secara historis pelaku-pelaku pertama dan
utama teror adalah
pemerintah
kolonial/otoriter, seperti:

--Kaisar Nero membakar kota Roma;
--Pemerintah Revolusi Perancis  (1793-1794) membunuh
secara sadis
orang-orang/golongan masyarakat yang dianggap  anti
revolusi;
--Hitler membakar Reichtag;
--VOC/pemerintah kolonial  Belanda melakukan kerja
paksa rakyat Indonesia
sehingga ribuan orang  mati;
--pemerintah kolonial fasis Jepang melakukan "romusa"
terhadap rakyat
Indonesia sehingga puluhan ribu orang mati
mengenaskan;
--Stalin/penguasa  komunis Uni Soviet
membunuh/mengerjapaksakan rakyat
Rusia di Siberia sehingga  ratusan ribu orang mati;
--Pol Pot/penguasa Komunis Kamboja membunuh sejuta 
rakyat Kamboja;
--Penguasa Israel membunuh jutaan rakyat  Palestina;
--Ferdinand Marcos/penguasa Philipina membentuk
"Kelompok Teroris  Ilaga,
Rock Christ untuk membunuh/mengusir rakyat Muslim dari
pulau  Mindanao;
--John F. Kennedy/Presiden Amerika Serikat mengerahkan
"Mafia  Amerika
Serikat" ke Teluk Babi untuk membunuh Presiden Fidel
Castro pada  1961;
--Ronald Reagan/Presiden Amerika Serikat membombardir
kota Tripoli  dan
Banghazi untuk membunuh Presiden Muammar Khadaly 15
April 1986;
--George  W. Bush/Presiden Amerika Serikat menyerbu
dan menghancurkan
Afghanistan sehingga  ratusan ribu rakyat sipil mati
pada 7 Oktober 2001-
hingga sekarang.

Berdasarkan data historis, ternyata pemerintah Amerika
Serikat adalah
pelaku teror terbanyak dan terbesar di dunia, sehingga
Human Right Report
2002 dan Human Right Watch yang berkedudukan di New
York dalam laporannya
tertanggal 16 Januari 2002 menyimpulkan: "Amerika
Serikat dan
pemerintahan George Walker Bush adalah pelanggar
Hak-hak Asasi Manusia
berat terbanyak di  dunia."

Selain itu dengan ketidakjelasan pengertian
"terorisme" seperti di dalam
Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1378/2001 dan Perppu
No. 1 dan Perppu No.
2 Tahun 2002 penafsirannya bisa bermacam-macam; bagi
negara-negara Barat
yang anti  Islam seperti Amenka Serikat dan Eropa
Barat menuduh
pelaku-pelaku teror di  dunia adalah umat Islam
fanatic fundamentalis,
ekstrim; dan kalau menurut  pemerintah Megawati
Soekarnoputri "Umat Islam
Garis Keras."

Sehingga Prof. Richard Bulliet dari University of
Columbia Amerika
Serikat menyatakan: orang-orang Amerika Serikat suatu
ketika akan
meyakini tanpa perlu bukti apapun bahwa ancaman
teroris selalu datang
dari kaum Muslim fanatik  (we at some point are going
to reach a
threshold -where people no longer  need evidence to
believe in a generic
terrorist threat from religious Muslim  fanatics).

Padahal dari data FBI Amerika Serikat selama periode
1982-1992 bahwa
teror-teror yang terjadi di Amerika Serikat dilakukan
oleh orang/golongan
non-Muslim (bukan orang Islam):

--72 serangan bersenjata dilakukan oleh orang-orang
Puerto Rico;
--23  serangan bersenjata dilakukan orang-orang kiri;
--16 serangan bersenjata oleh  golongan Yahudi;
--12 serangan bersenjata dilakukan oleh orang-orang
Cuba  anti Castro;
--6 serangan bersenjata oleh kelompok sayap kanan.

Demikian pula serangan bersenjata anti Amerika Serikat
di luar negeri
selama 1994: --44 kali serangan bersenjata anti
Amerika Serikat di
Amerika Latin;
--8 kali serangan bersenjata anti Amerika Serikat di 
Timur-Tengah; --5
kali serangan bersenjata anti Amerika Serikat di 
Asia;
--5 kali di Eropa Barat dan 4 kali di Afrika.

Dari data yang terungkap di atas, dapat disimpulkan
bahwa Amerika Serikat
adalah negara yang paling dimusuhi oleh bangsa-bangsa
di dunia, karena
kesombongannya dan kebiadabannya.

2. Al Qaeda

Serangan teror spektakuler terhadap gedung kembar
World Trade Centre di
New York Amerika Serikat pada tanggal 11 September
2001, yang dimulai
pada jam 08.45 pagi waktu setempat oleh dua pesawat
terbang komersial,
belum lagi gedung  tersebut runtuh, hanya dalam
tenggang waktu sepuluh
menit televisi CNN  Amerika Serikat dalam siarannya
menuduh/memfitnah
Osama bin Laden dengan Al  Qaeda-nya adalah otak dari
teror tersebut.

Padahal mustahil CNN telah memiliki bukti-bukti di
lapangan dalam waktu
sepuluh menit, dimana dua gedung itu baru runtuh
memakan waktu 56 menit
bagi  gedung sebelah selatan dan 102 menit bagi gedung
sebelah utara.

Bukankah tuduhan CNN tersebut hasil dari rekayasa
Amerika Serikat
sendiri, sebagaimana yang pemah dilakukannya terhadap
peledakan gedung
"Alfred P. Murrad" di Oklahoma City, Amerika Serikat
pada 9 April 1995
dan peledakan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Daar
al Salam, Nairobi
pada 7 Agustus 1998?

Jawabannya hampir dapat dipastikan bahwa tuduhan itu
adalah rekayasa
Amerika Serikat, karena Teror 11 September 2001
dilakukan sendiri oleh
pemerintah Amerika Serikat sendiri.

Fakta-fakta di bawah ini menunjukkan bukti-bukti
tersebut:

a. Mike Robert, mantan Kepala Kepolisian Los Angeles,
Amerika Serikat,
dengan menunjukkan 40 foto dan dokumen resmi,
menyatakan pemerintah
Amerika Serikat dan Henry Kissinger (mantan Menteri
Luar Negeri Amerika
Serikat) seorang  Yahudi terlibat dalam "Selasa Hitam"
11 September 2001.

b. Armand de Borchgrave, wartawan senior United Press
International, 26
September 2001, menyatakan bahwa Mossad (intelijen
Israel) dan CIA
(intelijen AS) terlibat dalam Teror 11 September 2001.

c. Jeb Bush, saudara Presiden George W. Bush, Gubernur
Florida, Amerika
Serikat, telah memberlakukan keadaan Darurat Militer
di Florida empat
hari sebelum Teror 11 September 2001. Artinya Jeb Bush
telah mengetahui
akan ada Teror 11 September 2001.

d. Surat kabar The Washington Post melaporkan bahwa
pesawat-pesawat
tempur dan rudal-rudal yang bertugas mengamankan
Gedung Putih dan
Pentagon tidak berbuat apa-apa tatkala pesawat teroris
berputar-putar di
atasnya, hingga Pentagon ditabrak pesawat teroris.
Artinya pemerintah 
Amerika Serikat tahu dan membiarkan dirinya diteror.

e. Surat kabar Al Manar di Libanon, dan Al Wathan di
Yordania
mengungkapkan fakta bahwa pada tanggal 11 September
2001, 4000 pegawai
WTC dari etnis Yahudi tidak masuk kantor. Artinya
mereka telah diberitahu
bahwa gedung WTC akan  diledakkan oleh teroris.

f. Dinas keamanan Israel "Shabak" telah melarang
Perdana Menteri Ariel
Sharon untuk melakukan kunjungan ke Amerika Serikat
pada tanggal 11
September 2001. Artinya pemerintah Israel telah
mengetahi sebelumnya
bahwa 11 September 2001 akan ada teror di Amerika
Serikat.

g. Editor "Grude.com" Amerika Serikat melaporkan bahwa
pada tanggal 11
September 2001, "air traffic control" pada jalur
penerbangan pesawat
teroris  dimatikan. Artinya pegawai-pegawai "air
traffic control" Amerika
Serikat sengaja  mematikan, karena mengetahui bahwa
jalur itu akan
digunakan oleh pesawat  terbang teroris.

h. Pada bulan Agustus dan September 2002, baik di
Amerika Serikat,
Inggris dan Jerman telah keluar tulisan di media massa
maupun buku yang
pada dasarnya membantah bahwa Osama bin Laden dan Al
Qaeda adalah pelaku
Teror 11  September 2001.

i. Pasca 11 September 2001, pemerintah Amerika Serikat
telah menangkap,
menyiksa dan menahan ratusan, mungkin ribuan, orang
Islam dari berbagai
negara, terutama dari Timur-Tengah di Amerika Serikat,
dengan tuduhan
anggota Al  Qaeda, tetapi sampai saat ini belum ada
pengadilan Amerika
Serikat, yang  mengadili mereka secara terbuka dan
terbukti mereka adalah
anggota Al Qaeda yang  terlibat teror 11 September
2001.

Dari Fakta-fakta yang terungkap di atas dapat
disimpulkan bahwa Osama bin
Laden dan Al Qaeda adalah bukan teroris 11 September
2001. Jadi Al Qaeda
dituduh sebagai teroris internasional oleh Amerika
Serikat dan
negara-negara  anteknya adalah "fitnah terbesar." Dan
fitnah besar adalah
sama
dengan  pembunuhan/peperangan.

Oleh karena itu, karena Amerika Serikat dan
antek-anteknya telah
melakukan fitnah besar terhadap organisasi Islam Al
Qaeda, Jama'ah Islam,
umat  Islam garis keras, umat Islam fanatik, umat
Islam fundamentalis,
umat militan, umat  ekstrim, maka artinya Amerika
Serikat dan
antek-anteknya telah menyatakan  perang terbuka
terhadap umat Islam yang
militan, fundamentalis, ekstrim,  fanatik, garis
keras, Al Qaeda, Jama'ah
Islam!

3. Umar al Faruq

Menurut informasi dari badan-badan keamanan Indonesia,
tertangkapnya Umar
al Faruq pada bulan Juni 2002 berkat laporan atau
permintaan CIA, Amerika
Serikat, bahwa Umar Al Faruq adalah anggota teroris Al
Qaeda yang telah
memasuki  Indonesia. Pada saat tertangkap didapat satu
film video yang
berisi tayangan  latihan perang-perangan dengan
senjata laras panjang dan
pedang, yang diikuti  oleh para peserta berwajah
melayu (Indonesia?) dan
dipimpin oleh seorang  yang berwajah Arab berjanggut
tebal, yang diduga
bemama Umar al Faruq. Dan dari  padanya disita pula 
surat-surat dan
kuitansi-kuitansi yang men
Dari  keterangan di atas, jelaslah bahwa CIA lah yang
menyatakan bahwa
Umar al Faruq  adalah anggota Al Qaeda yang menyusup
ke Indonesia.
Karenanya CIA meminta  kepada aparat keamanan
Indonesia untuk
menangkapnya dan mendeportasikannya ke  CIA, Amerika
Serikat.

Pertanyaannya, apakah betul Umar al Faruq itu anggota
Al Qaeda, bukankah
ia agen CIA yang diberi identitas anggota Al Qaeda
oleh CIA sendiri?
Apabila  benar Umar al Faruq anggota Al Qaeda,
organisasi militan yang
bergerak di bawah  tanah dengan disiplin yang tinggi,
menyimpan video
latihan perang-perangan  yang ia sendiri memimpinnya
dan setumpuk dokumen
yang sangat rahasia?

Apakah Al Qaeda itu organisasi pendidikan dan dagang,
sehingga semua
kegiatannya didokumentasikan untuk promosi dan
pertanggung jawaban
ekonomis?  Padahal hampir semua orang tahu bahwa
organisasi-organisasi
yang bergerak di  bawah tanah memakai "sistem sel,"
dimana tiap sel
anggotanya tidak lebih  dari tiga orang. Dan di antara
sel-sel itu tidak
ada hubungan apapun dan tidak  saling mengenal satu
dengan lainnya.

Apakah mungkin Umar al Faruq, yang bodoh itu,
mempunyai hubungan langsung
dengan Osama bin Laden, pemimpin tertinggi Al Qaeda?

Kemudian setiap organisasi di bawah tanah, dalam
masalah dokumentasi,
mereka menggunakan prinsip intelijen, yaitu: Read and
Burn (baca dan
bakar).  Karenanya, kalau benar Umar al Faruq anggota
Al Qaeda, mustahil
ia menyimpan dokumen-dokumen tersebut.

Berdasarkan berita-berita dari media massa dalam dan
luar negeri, katanya
Umar al Faruq berbicara tentang segala macam teror di
Indonesia dan
jaringan-jaringan Al Qaeda, bagaikan cerita-cerita
detektif fiktif di
film-film. Bukankah setiap anggota organisasi di bawah
tanah yang militan
mempunyai prinsip lebih baik mati, ketimbang membuka
rahasia gerakan?

Selain itu, semua berita tentang kegiatan Umar al
Faruq bersumber dari
laporan intelijen CIA. Dan berdasarkan fakta sejarah,
paling tidak ada
tiga teror besar yang pernah terjadi, yang dilaporkan
oleh CIA, yang
isinya salah  dan bertentangan dengan fakta yang
sebenarnya; yaitu:

a. Pengeboman gedung federal "Alfred P. Murrad" di
Oklahoma. Amerika
Serikat pada tanggal 9 April 1995. CIA dan Mossad
menuduh Hammas 
(Harakah Muqowwamah al Islamiyah) dari Palestina.
Akibat laporan CIA dan
Mossad, maka  Israel (anak emas/golden boy Amerika
Serikat)  menangkap
Abu Yasin (Ketua  Hammas) dan menteror rakyat
Palestina di Tepi Barat dan
Jalur Gazza. Kemudian  terbukti bahwa otak dan pelaku 
pengeboman di
Oklahoma adalah Timothy   McVeigh, seorang mantan
marinir Amerika Serikat
yang pernah terjun dalam Perang  Teluk.

b. Pengeboman gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di
Daar al Salam
Nairobi 7 Agustus 1998 yang menewaskan 12 orang warga
Amerika  Serikat
dan 212 orang warga Kenya dan Tanzania. CIA melaporkan
bahwa otak pelaku
adalah Osama bin Laden yang tinggal di kamp-kamp 
Mujahiddin di
Afghanistan, dan sedang membuat gas racun syaraf di
pabrik obat di
Khartoum-Sudan. Dengan laporan  CIA ini, Amerika
Serikat pada  20 Agustus
1998, menembakkan tidak kurang dari  80 buah rudalnya
ke kamp-kamp
Mujahiddin di Afghanistan untuk membunuh Osama bin 
Laden dan mengebom
pabrik obat di Khartourn sampai hancur.

c. Teror meruntuhkan gedung kembar WTC 11 September
2001, yang 
menewaskan 6000 orang, menurut laporan CIA yang
disiarkan oleh televisi 
CNN,  sepuluh menit setelah ledakan gedung tersebut,
bahwa otak dan
pelaku teror tersebut adalah Osama bin Laden dengan
organisasinya Al 
Qaeda.

Akibatnya, ratusan, mungkin ribuan, umat Islam yang
berwajah/beridentitas
dari Timur Tengah baik di Amerika Serikat maupun di
Eropa ditangkap,
disiksa  dan ditahan. Dan pada 7 Oktober 2001, Amerika
Serikat dan
sekutu-sekutunya  menyerbu dan menghancurkan
Afghanistan serta 
membubarkan pemerintah Taliban.  Tetapi sampai
sekarang ini tidak
ditemukan fakta di lapangan dan diuji di  pengadilan
terbuka bahwa Osama
bin  Laden dan al Qaeda adalah pelaku Teror 11 
September 2001. Malah
terungkap fakta-fakta kemudian bahwa Teror 11
September  2001 adalah 
rekayasa CIA dan Mossad.

Dari analisa yang cukup faktual dapat disimpulkan
sebagai  berikut:
--Bahwa Umar al Faruq adalah agen CIA yang
diinfiltrasikan ke  Indonesia.
--Bahwa dokumen-dokumen yang didapatkan, katanya, dari
Umar al  Faruq
adalah palsu.
--Bahwa informasi dari Umar al Faruq adalah hasil 
skenario CIA.
--Bahwa tugas Umar al Faruq yang dibebankan oleh CIA 
yaitu:
Pertama, Menghancurkan umat Islam.
Kedua, Memaksa pemerintah  Indonesia tunduk dan patuh
kepada pemerintah
Amerika Serikat.

4. Teror Bom di Bali

Media massa cetak luar negeri baik Amerika Serikat,
Inggris, Australia
dan Taiwan seminggu sebelum Teror Bom Bali, 12 Oktober
2002, CIA telah
memberitahukan pemerintah Inggris, Australia dan
Taiwan akan terjadi
Teror Bom di Bali. Karena informasi ini adalah laporan
dari intelijen
(CIA) oleh pemerintah Inggris, Australia dan Taiwan
tidak disampaikan
kepada
rakyatnya,  terutama yang sedang berlibur di Bali.

Akibatnya, setelah peristiwa tersebut terjadi dan
banyak warga negara
dari negara bersangkutan yang tewas, maka para tokoh
masyarakat dan
pejabat negara dari Australia, Inggris dan Taiwan
melakukan protes
terhadap pemerintah  masing-masing dengan tuduhan
bahwa pemerintahnya
dengan sengaja membiarkan  warga negaranya terbunuh.

Kemudian sehari setelah peristiwa, George W. Bush
(Presiden Amerika
Serikat), Toni Blair (Perdana Menteri Inggris) dan
John Howard (Perdana
Menteri Australia) dengan serta merta telah menuduh
pelaku Teror Bom di
Bali  adalah Al Qaeda dengan mitra lokalnya Jama'ah
Islamiyah.
Selanjutnya,  pemerintah Indonesia yang sedang limbung
mendapat tekanan
dari Amerika Serikat,  Inggris dan Australia
mengeluarkan pernyataan yang
sama bahwa Teror Bom Bali  pelakunya adalah Al Qaeda.

Dalam penyelidikan di lapangan yang dilakukan oleh tim
investigasi POLRI,
intelijen dari Indonesia, FBI, polisi Australia, dapat
disimpulkan
sebagai berikut:

a. Bahwa jenis bom di Bali adalah Special Atomic
Demolition Munitions
(SADM) atau dinamakan "Nuklir Mikro" (Micro Nuke).
Pemilik bom SADM hanya
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Israel, dan Rusia.

b. Bahwa jenis bom di Bali adalah TNT yang dicampur
dengan Amonium Nitrat
dan Hidrogen, yang mempunyai daya ledak dahsyat.
Bahan-bahan semacam ini
tidak ada di dalam negeri, pasti dimasukkan dari luar.

c. Bom yang digunakan di Bali adalah jenis C4, yang
tersusun atas
komponen RDX, TNT dan PETN, yang mempunyai daya ledak
yang sangat
dahsyat. Yang memproduksi jenis bom C4 adalah Amerika
Serikat, Inggris
dan Jerman.

Dari fakta-fakta yang terungkap, akan menimbulkan
pertanyaan, "dari mana
CIA mendapatkan informasi tentang rencana Teror Bom di
Bali?" Jawabannya:
"dari Umar al Faruq!"

Siapakah Umar al Faruq yang sebenarnya? Jawaban yang
benar: adalah agen
CIA!

Jadi informasi rencana Teror Bom Bali yang disampaikan
ke negara-negara
antek Amerika Serikat secara hakiki adalah dari CIA
sendiri.

Kemudian mengapa George W. Bush, Toni Blair dan John
Howard begitu cepat
menuduh pelaku Teror Bom di Bali adalah Al Qaeda dan
Jama'ah Islamiyah,
padahal penyelidikan di lapangan belum lagi dimulai?

Dari mana bukti-bukti tersebut diperoleh? Jawabannya:
bukti-bukti Teror
Bom di Bali didapatkan dari CIA. Karena rencana dan
arsitek Teror Bom di
Bali adalah CIA sendiri. Hal seperti ini pernah
dilakukan oleh Amerika
Serikat dalam  teror bom di Oklahoma 9 April 1995;
teror bom Kedutaan
Besar Amerika Serikat  di Nairobi, 7 Agustus 1998;
teror penghancuran
gedung WTC New York, 11 September  2001. Oleh karena
itu bom-bom 
tersebut didapatkan dari salah satu negara  penghasil
bom tersebut.
Terutama dari Amerika Serikat, sebab perencana dan 
pelaku Teror Bom di
Bali, menurut analisa kami.

Berdasarkan analisa yang telah kami paparkan, yang
cukup faktual dan
rasional, akan menimbulkan pertanyaan: bagaimanakah
sebenarnya sikap
Amerika  Serikat dan negara-negara Barat terhadap
Islam dan umatnya serta
Negara Kesatuan  Republik Indonesia (NKRI)?
Jawabannya adalah sebagai berikut:

A. Sikap Amerika Serikat terhadap umat Islam

Dari rekaman media massa dan buku-buku yang ditulis
oleh orang-orang
barat, khususnya Amerika Serikat, diperoleh fakta
sebagai berikut:

a. Amous Pierl menulis di surat kabar The Herald
Trubune, pada 18 Oktober
1984, yang antara lain: "Kematangan rencana sekarang
sangat jelas,
setelah operasi teror di Timur Tengah seperti yang
terjadi terhadap
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut, yang
dilakukan oleh sekelompok
yang menamakan diri "Jihad Islam." Sesungguhnya yang
kita lihat adalah
lebih besar dibanding  minoritas Syi'ah setempat yang
terpecah-pecah dan
saling berebut kuasa di  Libanon Selatan. Akan tetapi
pada hakekatnya
adalah gejala lain yaitu pergolakan  dan peperangan
yang disulut oleh
orang-orang "Islam Fanatik dan Primi. Maka  bagi
Amerika Serikat, dalam
jangka pendek harus menetapkan bahwa perang melawan 
gerakan-gerakan
Islam serta
kecenderungan kepada Islam harus menjadi  perhatian
penuh dan prioritas
utama dan pertama. Amerika Serikat secara  sendirian
tidak akan mampu
melumpuhkan basis-basis Islam."

b. Pemilihan Umum di Aljazair I, pada 26 Dessmber
1991, Fron Islamiyah de
Salute (FIS) memperoleh keinenangan yang luar biasa,
yaitu 167 kursi
(81%), Barisan Pembebasan Nasional (FLN), partai
pemerintah hanya
memperoleh 16 kursi  dan partai Sosialis yaitu Barisan
Kekuatan Sosialis
(FFS) memperoleh 20  kursi. Tetapi Pemilu yang
dimenangkan oleh Partai
Islam (FIS) secara mutlak  dibreidel oleh pemerintah
Aljazair dengan
bantuan sepenuhnya Amerika Serikat  dan Perancis.
Pemerintah juncto
militer Aljazair, yang menjadi boneka Amerika  Serikat
dan Perancis,
telah membunuh 10 ribu orang dan menahan 30 orang. 
Usaha Amerika Serikat
untuk menumpas gerakan Islam, khususnya berdirinya 
"Pemerintahan Islam,"
diungkap oleh pejabat tinggi Departemen Pertahanan 
Amerika Serikat,
antaia lain: "The United States -who also worried
about the  potential
negative impact of Islamist government in Algeria on
the  Arab-Israel
peace process and the effect of any spillover on Egypt
and North  African
State. "

c. Samuel P. Huntington telah menulis antara lain
dalam bukunya "The
Clash of Civilization and The Remaking of World
Order," 1996: "Secara
historis, pertarungan yang paling melelahkan antara
peradaban ini terjadi
antara Barat  lawan Islam. Semenjak abad ke-7 Masehi,
tepatnya semenjak
kedatangan Islam  telah terjadi pertempuran yang
terus-menerus antara
Barat melawan Islam.  Pertarungan tersebut sedikit
mereda setelah
munculnya Komunisme pada awal  abad ke-20, tetapi
setelah komunisme
hancur (1992), musuh potensial Barat  kembali yaitu
Islam."

d. Setelah peristiwa Teror 11 September 2001,
keluarlah ucapan-ucapan
para politisi Barat yang kasar dan menghina serta
bermusuhan terhadap
umat Islam,  seperti antara lain dari politisi sayap
kanan Amerika
Serikat, yang menyatakan:  "Orang Muslim itu adalah
makhluk barbar
--bukan manusia (sub-human); anda  tidak mungkin
berunding dengan mereka.
Mereka tidak seperti kita, dan oleh  karena itu
kriteria demokrasi dan
hak-hak asasi manusia tidak dapat  diberlakukan bagi
mereka.

e. Margareth Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggris,
dalam wawancaranya
dengan The Times of London, antara lain menyatakan:
"Orang-orang yang
meruntuhkan menara-menara itu adalah orang Muslim, dan
orang Muslim harus
berdiri tegak dan mengatakan itu bukan cara Islam.
Saya belum mendengar
cukup kutukan dari para imam Muslim."

f. Kemudian dalam pertemuan Perdana Menteri Italia
Berlusconi dengan
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman
Gerhard Schroeder, ia
menyatakan: "Islam adalah ajaran yang kurang beradab
dan kedudukannya di
bawah agama Kristen yang telah mampu mendorong
demokrasi dan
kesejahteraan dunia... Barat harus menaklukkan orang
Islam seperti halnya
menaklukkan komunisme."

Sikap kebencian dan permusuhan Amerika Serikat dan
negara-negara Barat
terhadap umat Islam, yang sekarang ini umat Islam
diidentikkan dengan
teroris internasional, direalisasikan dengan
pengeboman dan penyerbuan
negeri-negeri Muslim seperti:

--Libya; pada 15 April 1986 dibombardir oleh Amerika
Serikat dan Inggris
dengan tuduhan melindungi teroris.
--Palestina, khususnya Tepi Barat dan  Jalur Gazza
diserbu oleh pasukan
Israel dengan tuduhan Hammas terlibat dengan  teror
bom di Oklahoma, 9
April 1995.
--Sudan dibombardir oleh Amerika  Serikat dengan
tuduhan terlibat
pembuatan gas racun syaraf yang diusahakan oleh  Osama
bin Laden, yang
dituduh menjadi otak teror bom di Nairobi, 7 Agustus 
1998.
--Afghanistan pada zaman pemerintahan Mujahiddin
dihujani rudal Amerika
Serikat dengan tuduhan Osama bin Laden terlibat teror
bom di Nairobi 7
Agustus 1998 berlindung di kamp-kamp Mujahiddin.
--Afghanistan pada zaman  pemerintahan Taliban pada 7
Oktober 2001
diserbu dan dihancurkan dengan tuduhan  Osama bin
Laden dan Al Qaeda yang
menjadi otak Teror 11 September 2001  bersembunyi di
Afghanistan.
--Irak telah direncanakan secara matang untuk 
diserang dan diserbu oleh
Amerika Serikat dan Inggris dengan tuduhan bahwa Irak 
sedang
mengembangkan senjata pembunuh massal.

Kemudian apa sebenarnya tujuan yang akan dicapai oleh
Amerika Serikat dan
negara-negara Barat dengan cara memerangi umat Islam?
Targetnya jelas,
agar umat Islam bertekuk lutut kepada mereka,
sebagaimana yang mereka
capai dalam  Perang Salib, yang dimulai 1095 dan
berlangsung selama 200
tahun.

B. Sikap Amerika Serikat terhadap NKRI

Dari rekaman sejarah, Amerika Serikat telah melakukan
kebijakan dan
tindakan yang jahat terhadap Indonesia, antara lain
sebagai berikut:

a. Pada masa Orde Lama di bawah pimpinan Presiden
Soekarno, Amerika
Serikat dan Inggris bukan saja tidak mau memberi
bantuan/pinjaman
terhadap Indonesia, tetapi juga melakukan intrik dan
intimidasi lewat
CIA, sehingga timbulnya pemberontakan di
daerah-daerah. Tuduhannya tidak
lain Orde Lama adalah pemerintahan Komunis.

Soekamo melawan Amerika Serikat dan Inggris, dengan
jargon "Amerika kita
seterika; dan Inggris kita linggis!"

Kemudian, karena PBB berpihak kepada Amerika Serikat
dan Inggris, maka
pada tahun 1963 Indonesia menyatakan keluar dari
keanggotaan PBB.

b. Pada masa Orde Baru di bawah pimpinan Presiden
Soeharto, Amerika
Serikat menganggap Indonesia adalah "Golden Boy" (anak
emas)nya, sehingga
segala jenis pinjaman/bantuan dari mulai bentuk uang,
tenaga ahli sampai
perlengkapan  dan persenjataan militer diberikan oleh
Amerika Serikat dan
sekutu-sekutunya.

Tetapi begitu Orde Baru agak memberi kelonggaran
kepada umat Islam,
khususnya berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim Seluruh
Indonesia (ICMI);
maka mulailah Amerika Serikat melalui CIA membuat
makar dengan terjadinya
tragedi Santa Cruss di Dilli Timor-Timur akhir 1992.
Amerika Serikat.
melalui IGGI, mengancam akan menghentikan bantuannya,
Soeharto melawan
dan membubarkan IGGI.

c. Pada akhir masa Orde Baru, B.J. Habibie (Ketua Umum
ICMI) menjadi
Wakil Presiden RI, Amerika Serikat dan
sekutu-sekutunya baik luar maupun
dalam negeri merasa murka, maka Amerika Serikat,
Portugal dan Australia
melalui PBB,  melakukan gerakan Timor-Timur lepas dari
Indonesia dengan
tuduhan Indonesia  telah melakukan pembunuhan massal
rakyat Timor-Timur.

d. Pada masa awal Orde Reformasi, dimana B.J. Habibie
menjadi Presiden
RI, Amerika Serikat melalui CIA melakukan gerakan
"huru-hara" 13-14 Mei
1998 untuk menumbuhkan "chaos" dan gerakan Timor-Timur
merdeka sampai
pada puncaknya.  Dengan melalui "Penipuan Umum di
Timor-Timur" oleh PBB,
akhirnya Timor-Timur  lepas dari Indonesia pada 1999.

e. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, Amerika
Serikat menuduh
Indonesia telah melakukan pelanggaran HAM berat, dan
memaksa Indonesia
membuat Undang-undang Pengadilan HAM berat, denga
lanirnya UU No.
26/2000. Dengan Undang-undang ini banyak pejabat sipil
dan militer
diadili di pengadilan HAM  dengan tuduhan melanggar
HAM berat.

f. Sejak akhir 1998, Amerika Serikat telah memboikot
suku cadang
perlengkapan militer Indonesia, sehingga banyak
pesawat terbang tempur,
kapal  perang tidak lagi bisa beroperasi.

Apakah target yang akan dicapai oleh Amerika Serikat
dengan kebijakan dan
tindakan semacam itu terhadap Indonesia?

Jawabnya: supaya Indonesia menjadi negara protektorat
Amerika  Serikat!

Jakarta. 23 Oktober 2002

Wassalam.

Abdul Qadir Djaelani

[EMAIL PROTECTED]
Anggota  DPR-RI
No. AA259
Komp. DPR RI Kalibata
Blok B no. 123
Tel. 021 ? 798  9451
Kantor: 021 ? 575 5025



__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Y! Web Hosting - Let the expert host your web site
http://webhosting.yahoo.com/

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke