Assalamu'alikum WrWb,
 
Ambo dari dulu sangaik khawatir dengan propaganda Asing yang Mengidentikkan Teroris dengan Islam.
Kini hasil propaganda itu alah mulai nampak kini.
Kalau masalah iko indak diduduakkan di Proporsi nan sabananyo, ambo khawatir lambek laun Urang Indonesia (muslim) nan ado di Lua nagari akan terancam keselamatannyo.
 
Wassalam
 
Puarman (34)
 
=======================================================
 
 
Australia dan Islamophobia

Hal baru yang paling ditakuti masyarakat Australia
setelah kasus WTC dan bom Bali adalah Islam

Sekarang ini, yang sedang melanda kalangan orang asing
di luar negeri --terutama di Australia, tempat saya
tinggal untuk sementara-- adalah sebuah ketakutan
baru (Phobia) yang bernama Islam. Apapun yang berbau
Islam, sangat mereka takuti. Mulai dari Jihad, Islam
fundamentalis , jilbab ( scarf ), arisan ibu-ibu
Indonesia yang umumnya muslim, sampai sekolah Islam
buat anak-anak muslimpun mereka takuti. Alasannya,
sekolah Islam pasti mengajarkan isi Quran, dan isinya
pasti tentang jihad. Bukan hanya itu, mereka
menganggap semua muslim dari yang besar sampai yang
kecil, laki-laki maupun wanita, sama saja. Mereka
semua adalah teroris

Ketakutan yang berlebihan kepada Islam dan para
pengikutnya ini sebenarnya sudah dimulai sejak
peristiwa 11 november di Amerika. Aussie (
orang-orang Australia ) telah mulai merasa antipati
terhadap umat muslim yang berada di sini. Dan ketika
peristiwa bom di Bali terjadi, rasa benci yang sudah
mereka rasakan sejak peristiwa 11 November tersebut
semakin menjadi. Khususnya di Sydney, karena korban
peristiwa Bali yang terbanyak (dari Australia)
berasal dari daerah ini.

Tekanan ini mulai membawa dampak yang tidak
menyenangkan buat para penganut agama islam
disini.Wah.. pokoknya, kalau anda muslimah yang
tinggal di Australia, pasti kenyang dengan hal-hal
aneh yang sangat mengganggu. Naik bis dan dipelototi
seisi bis mulai dari naik sampai kita turun kejalan?
Oooo itu sih sudah biasa… Yang agak mengerikan
adalah beberapa insiden, dimana beberapa muslimah di
sekitar sydney dan Melborne( dalam kejadian yang
saling terpisah ), di serang oleh beberapa orang
pemuda Aussie, dan jilbab mereka dirobek-robek.
Kejadian yang terbaru adalah di daerah Riverwood
(salah satu suburb di wilayah Canterbury council,
Sydney), dimana seorang muslimah yang membawa bayinya
yang berumur 7 bulan menjadi korban.Pintu mobilnya
sampai lepas dari engselnya karena dengan sengaja
ditabrak oleh seorang laki-laki, yang kemudian
menyerang muslimah tsb dengan kata-kata kotor dan
mengata-ngatainya sebagi teroris. Dan yang lebih
miris lagi, mesjid-mesjid di beberapa tempat di
penjuru Australia di serang oleh sekelompok orang, dan
menyebabkan kaca-kaca di mesjid tersebut pecah
berantakan. Dan saat ini di di sekeliling wilayah
Canterbury council yang merupakan kantong muslim,
sekolah, mesjid dan tempat peribadatan lainnya di
jaga polisi untuk menjaga kemungkinan serangan berbau
rasial.

Tekanan yang dirasakan umat muslim disini sedemikian
kuat hingga kegiatan keagamaan banyak yang terhenti
buat sementara. Pengajian-pengajian kalau bisa di
tiadakan dulu, bahkan di beberapa tempat, pelajaran
Iqra’ buat anak-anak (yang cuma sekali seminggu)
ditiadakan dulu. Para muslim yang bekerja mulai
merasa terancam akan takut kehilangan pekerjaan.

Buat saya pribadi, yang paling memedihkan hati adalah
sikap umat muslim sendiri. Di sini, banyak para
muslimah dengan alasan demi keamanan, atau tidak
ingin kehilangan klien atau pekerjaan, mereka membuka
hijabnya. Para prianya ada yang tidak lagi mengikuti
shalat jumat, dan beberapa rela merelakan waktu
shalat asharnya hilang begitu saja daripada
kehilangan pekerjaan. Bahkan ada muslimah yang
ikut-ikutan memakai rok mini, bahkan yang lebih
ekstrim lagi ada beberapa orang muslim (yang ini bukan
monopoli muslimah) yang bahkan memakai kalung
berbentuk salib hanya untuk menunjukkan pada orang
banyak bahwa mereka sebetulnya bukan muslim, duh…

Pedih memang. Tapi bagi seorang muslim, saya merasa
belum pantas untuk mempertanyakan kadar keislaman
seseorang, apalagi dalam keadaan yang kacau balau
seperti sekarang ini. Masuk diakal kalau sebagai
individu beberapa saudara kita sesama muslim yang
merasa tidak terlindungi hak-haknya sebagai sesama
manusia, sampai berbuat sebegitu jauh demi melindungi
dirinya dan keluarganya. Tetapi sebagai seorang
muslim, bagaimana cara kita mempertanggungjawabkan
perbuatan kita di hadapan Allah nantinya? Dan sebagai
manusia, siapakah yang akan melindungi hak-hak kita
agar kita terhindar dari aniaya manusia lainnya hanya
karena kita seorang muslim? Walahualam Bissawab….

Rahmah Sari M, Tinggal di Sydney, Australia.


____________________________________________________
  IncrediMail - Email has finally evolved - Click Here

Kirim email ke