Rabu, 13 Nopember 2002
KSAD: Bom Bali Produk Asing

SOLO -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Ryamizard Ryacudu, menyatakan keyakinannya bahwa bom yang meledak di Bali adalah buatan luar negeri dan bukan buatan orang Indonesia.

''Kalau bomnya begitu dahsyat seperti itu, maka tidak mungkin itu produk dalam negeri. Itu pasti produk luar negeri,'' ujarnya usai memberikan pengarahan kepada prajurit Kopassus Grup 2 dan Brigif 413 Kostrad di Markas Kopassus Grup 2, Kandang Menjangan, Solo, kemarin (12/11).

Menurut Ryamizard, Indonesia sampai saat ini belum mampu membuat bom atom, bom napalm atau sejenisnya. ''Tapi kalau ada orang kita yang disuruh, saya tidak tahu. Serahkan saja pada polisi. Tapi, saya yakin ada orang luar yang juga terlibat,'' jelasnya.

Pihak TNI sendiri, katanya, sudah membuktikan bahwa 2 kg TNT yang digunakan untuk meledakkan pohon tidak memberikan kerusakan yang dahsyat, hanya pohonnya yang rusak, lainnya tidak.

Menyinggung penemuan senjata M-16 dan sejumlah amunisi di hutan Dadapan, Lamongan yang diduga polisi milik Amrozi, Ryamizard mengatakan bahwa M-16 dan amunisi Pindad yang ditemukan itu tidak harus disebut sebagai senjata organik TNI AD.

Hingga kemarin, polisi terus menelusuri asal usul sejumlah senjata api dan amunisi tersebut. ''Sehingga belum diketahui asal-usulnya,'' kata Irjen Pol Drs Made Mangku Pastika, kepala tim investigasi gabungan kasus bom Bali, di Denpasar, kemarin.

Senin (11/11) lalu polisi menemukan senjata api dan amunisi dalam keadaan dikubur di kawasan hutan Alas Dadapan, Lamongan, Jawa Timur, sekitar 3,5 km dari rumah tersangka Amrozi. Peralatan militer itu meliputi dua pucuk senjata api laras panjang M-16, dua pucuk LE, satu pucuk AR-15 tipe A2, dan dua pistol FN. Senjata M-1 6 dan AR-15, kata Pastika, buatan Amerika Serikat.

Selain itu, dalam bungkusan pipa paralon sepanjang 1,5 meter dengan garis tengah 20 cm, ditemukan pula sebanyak 5.080 butir peluru, yang sebagian besar berkaliber 5,6 mm, yakni amunisi senjata M-16.
Menurut Pastika, terbongkarnya kuburan senjata itu bermula dari keterangan saksi yang sempat melibatkan dua adik Amrozi, yakni Ali Imron dan Ali Fauzi, bergegas meninggalkan kawasan itu.

Setelah ada temuan di hutan Dadapan, kemarin, polisi kembali mengacak-acak asrama santri Pondak pesantren Al-Islam, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Polisi menyita tiga potongan pipa paralon berdiameter sekitar 20 cm yang ada belakang rumah Supari. Menurut Wakapolres Lamongan, Kompol Djoko Purnomo, potongan pipa itu tidak berbeda dengan pipa paralon yang ditemukan di hutan Dadapan.

Pihak kepolisian secara resmi melakukan pencekalan terhadap sembilan buronan tersangka peledakan di Bali. Kabidpenum Polri, Kombes Prasetyo, enggan menyebutkan nama-n ama buron itu. Namun, dari informasi di lapangan, kesembi lan buronan itu masing-masing Amrozi, Imam Samudra alias Kudama, Zairin, Dulmatin, Ali Imron, Fauzi, Idris, Umar alias Wayn, dan Umar Kecil. jar/aas/cho/edo/lhk/man



Do you Yahoo!?
Yahoo! Web Hosting - Let the expert host your site

Reply via email to