Dunsanak Hendra,

Ambo mancubo pulo seketek mananggapi dongeng mengenai pembangunan
di Riau, kebetulan ambo terdampar dan basawah di Pekanbaru Riau alah labiah
dari limo tahun. Duo tahun terakhir ko memang kancang angin otonomi daerah
di Riau yang
kayo jo minyak dan kayu. Tiok daerah balomba lomba manuntuik jatah kapusat
supayo diagiah bagian. Mako jadilah Riau manjadi urang kayo baru yang ndak
tau mau diapakan uang tsb.

Kiniko memang banyak proyek baru di Riau terutama pembangunan fisik sarupo
kantua, jalan,  apolai ruko yang baserak dimaa maa. Tapi ambo caliak indak
banyak urang awak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek tsb terutama proyek
pemda yang kebanyakan dikerjakan oleh kontraktor lokal yang memprioritaskan
putra daerah melayu.

Soal kerjasama dengan orang Cina, Ambo raso bukan karena mereka takut
dikalahkan atau minder tapi orang Cina bisa memberikan komitment yang lebih
baik tamasuak mambari ampau. Disinilah kelebihan orang cina dibandingkan
dengan suku lainnya, meraka berani mengeluarkan dan mengorbankan apa saja
untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar, setelah berhasil mereka bisa
mengatur orang kita serupo kabau dicucuak iduangnyo.

Ambo sendiri banyak bergelut dengan Perusahaan Oil & Gas tamasuak di Riau
dengan Caltex.

Wassalam,
Malin Kayo (34)
Pekanbaru



----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, January 20, 2003 9:57 PM
Subject: [RantauNet.Com] Info proyek bisnis di Riau


>
> Ambo ado kawan, yg berbisnis kontraktor sipil, beberapa minggu yg lalu, ia
> ditawari untuk "ngesub" , mengerjakan subkontraktor proyek bangunan di
> daerah Riau , ngesub dari kontraktor setempat.
> kawan ambo tsb, belum mengenal betul seluk beluk bisnis di Riau, mungkin
> ado dunsanak nan tahu ?
>
> Konon saat ini Pemda Riau , lagi kelabakan mau dikemanakan duit APDB yg
> melimpah tsb, sehingga akhirnya semua dibangun dg cepat, sebab kalau lebih
> dari batas waktu , dana proyeknya hangus ?? ( mungkin ado nan tahu ? )
> dibangun lah jalan, kantor pemerintahan , bupati , DPRD dll , bayangkan
> dari APDB biasanya 700 M, jadi 7 Triliun setahun , kaget juga nampaknya.
> Tapi dari sisi peluang bisnis bangunan, ini peluang bisnis yg besar , di
> tengah loyonya bisnisnya property di pulau Jawa.
>
> Ada hal yg menarik, untuk proyek tsb pemda setempat ingin banyak
melibatkan
> penduduk setempat ( putra daerah ) tapi kenyataan membuktikan bahwa,
mereka
> tak terbiasa bekerja keras, sehingga sering konflik dg pimpro yg
menganggap
> mereka malas bekerja/manja ( kerja sedikit, makan, ngopi, istirahat dll )
.
> Sehingga akhirnya di import pula lah para pekerja dari pulau Jawa, yg
> terbukti mau kerja keras. saya tanya kenapa nggak cari juga di Sumbar yg
> konon banyak pengangguran , ia bilang , sama saja orang Padang mah, susah
> kalau disuruh suruh.. ? , dan karakternya mirip orang melayu riau yg
> menurutnya , agak malas juga bekerja ( ingin nya jadi bos saja )
>
> Tapi kalau nggak diajakan proyek , penduduk setempat marah, sehingga
> akhirnya dibuat semacam ketentuan bahwa penduduk setempat dilibatkan tapi
> dalam kerja yg ringan atau kerja santai lainnya. ( repot bagi pimpro )
>
> kawan ambo sabananya butuh banyak orang , ingin rasanya mengajak pula
orang
> sumbar untuk ikutan jadi pekerja pada proyek tsb, tapi teman saya berpikir
> juga , wah repot nih punya pekerja orang padang, sehingga akhirnya diajak
> jugalah para pekerja dari pulau jawa  ( misal orang Garut yg memang
> terkenal di kerja proyekan di jakarta ), sedih juga peluang tsb tak dapat
> diraih dunsanak awak di sumbar , yg konon kabarnya pengangguran nya cukup
> tinggi.
>
> terus menarik pula, ternyata pemda setempat lebih memilih bekerjasama dg
> pengusaha cina daripada pengusaha rang awak misalnya , saya nggak ngerti
> juga , kok mereka (melayu riau ) lebih memilih bekerjasama dg cina dari
> pada dg orang minang, apa ada rasa minder ( takut dikalahkan ) dg orang
> minang ?
>
> Dg APBD yg besar sebenarnya Riau menyimpan potensi bisnis dan perputaran
> uang yg besar , setidaknya sumbar bisa mendapatkan efek juga karena nya ,
> tapi nampaknya harus dicari cara yg cerdik untuk hal tsb.
> Karena sangat disayangkan akhirnya para pengusaha dari pulau jawa pula (
> jakarta, dll ) yg akan mengambil potensi proyek tsb , sedangkan orang
> sumbar sbg tetangga hanya menonton saja.
>
> Kasus lain lagi , pada proyek Bandara Ketaping , banyak pula bagian proyek
> nya yg digarap pengusaha dari pusat, , salah satu nya tampek ambo karajo
yg
> kebagian menggarap proyek konstruksi alat listrik nya.
>
> Nah sekian sekedar dongengnya , mungkin ado dunsanak yg lebih faham seluk
> beluk bisnis di riau dan isu putra daerah dan pungli yg meraja lela punya
> trik bisnis khusus thd masalah ini.
>
> wasssalam
>
> Hendra M
> Jakarta
>
>
>
>
> RantauNet http://www.rantaunet.com
> Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
> ===============================================
> Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
> anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.
>
> Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di:
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
> ===============================================
>



RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke