----- Original Message -----
 
[SBN] Keraguan saya ialah ternyata apa yang dipaparkan oleh Mak St. Kayo itu 60% lebih adalah hal-hal yang harus termuat dalam Anggaran Dasar, sedangkan AD yang ada sekarang nggak ubahnya uud45 yang telah sukses memiskinkan kawula pemilik republik ini. Para pengurus MIN kelihatan sangat optimis (saya sokong), namun saya khawatir juga dengan cara tambal sulam persis konstitusi RI akan membawa kemaslahatan. Kemarin mak St. Kayo mengambil satu faktor retardant yaitu "negative attitude" dari anggota masyarakat minang, kesimpulan ini sangat korek sekali, harus lebih dielaborasi lagi.
 
[Rangkayo Manih :)]Mamanda, kalau acuan "keraguan" Mamanda  berangkat dari "keyakinan" yah, tak banyak yang nakan bisa komentari. Bagaimanapun Ambo menghormati setiap keyakinan yang ada di muka bumi walau kadang-kadang how  konyol itu keyakinan manuruik Ambo. Tak hormati keyakinan Mamanda, tak hormati Mamanda yang meragukan efektifitas AD dekopnya MI. Kalau begitu boleh dong Ambo memaparkan keyakinan pula?
 
Well begini, ambo tidak yakin bahwa kemiskinan yang di derita sebagian besar bangsa Indonesia ini gara-gara ulah UUD-nya. UUD adalah UUD, guide, garis besar yang harus di tafsir kepada berbagai situasi dan kondisi. Begitu pula dengan AD dekopnya MI, dia cuma guide, tidak lebih-tidak kurang. Lagi pula kan ada ART dan orang2 yang terlibat dalam penggodokan sudah berjanji akan memagar setiap bolong yang tampak melalui ART? Hehehe...Mungkin urat kuatir saya sudah banyak yang putus, jadi saya tidak punya banyak keraguan kalau MI akhirnya akan keluar sebagai powerful money machine dalam rangka menggerakan roda ekonomi Sumbar dan Minangkabau. I'll always begin with trust!
 
[SBN] Salah satu point crucial ialah hubungan keanggotaan dengan citizenship, toh prinsip ius solis dan ius sanguinistis belum pernah diperdebatkan.
 
[RM] Yah, ini memang harus di perdebatkan! Tapi dalam pengertian kita tidak perlu balik lagi ke garis star. Dengan selalu memperdebatkan ini, mau tidak mau  MI akan membuat suatu subsidiary (spelling salah tak mengapa kata kanda DD), sebuah PMA, yang akan menampung Doens kita yang sudah tidak WNI lagi.
 
 
[SBN] Kemudian konsep para executive MIN yang hanya akan merinci ART dan organizational procedures, semoga saya salah, itu nggak ubahnya memaksakan Buing 747-400 mendarat dilapangan terbang Semplak, Bogor, mungkin berhasil tapi dengan risiko berapa. Apaboleh buat MI memang terpaksa harus disusun dengan kaliber 747.
 
[RM] Mamanda, kondisi lapangan terbang Semplak saat ini bukanlah kondisi yang permanen. Kalau memang Boing 747 harus mendarat diatasnya, dengan bekerja sama kita bisa menyiap infrastruktur untuk menampungnya. Bagitu Mamanda punya gambaran di kepala bagaimana membuat Semplak layak  bagi pendaratan Boing 747, hilang satu keraguan..Soal resiko, no risk no gain, big risk, big gain :))....Lagi pula di dunia ini apa sih yang tidak mengandung resiko, pergi dan pulang kerja seperti Mamanda saja mengandung resiko besar tiap hari. Cuma karena sudah terbiasa bulak-bulik saja Mamanda tidak merasa bahwa Mamanda sedang mempertaruhkan nyawa setiap kali melintasi di Jagorawi. Paradigma ini kan bisa juga di terapkan pada MI. That's paradigm! Hehehe.... 
 
 
[SBN]Sekarang ada kesan Tim 9 akan membuat business-plan lebih dulu baru Rules semoga kesan ini salah.
 
[RM] Kalaupun Mamanda salah tidak mengapa. Hari belum kiamat kan? banyak waktu untuk mengetes, apakah kerja mak Is dan team wali songonya sukses atau tidak. Kalau tidak, kan bagus juga untuk membuat sel-sel otak kita terus berkembang. Ayo deh sama-sama peres otak bagaimana membuat yang tidak sukses menjadi sukses
 
[SBN]Sumbangan saya dikirim kepada Evi, tolong nomor accountnya.
 
Hehehe...Mamanda main pulitik-pulitakan neh.... Pokoke kalau berniat menjadi salah seorang patriot investor dalam MI kirim ke account a/n Darul Makmur BCA A/C No. 0350154469, Mandiri A/C No. 1110002228654. That's patriotism! Yang jelas jangan lupa lapor ke saya tanggal trans dan jumlahnya.
 
Salam,
 
Rangkyo Manih
 
Salam
 
SBN
 

Kirim email ke