Jam 12.00 : Kami mulai
dengan bacaan doa selamat dan tafakkur sejenak kepada para
Syuhada. Setelah itu kami,bangsa Acheh dari, Norwegia, Swedia,
Denmark, Jerman dan Belanda,
beserta para solider-solider Maluku dan Papua, hari ini,
Jum’at, 23 Mei, 2003 telah berkumpul di Malievield
untuk mengadakan demonstrasi menentang darurat perang dan operasi
militer di Acheh
Barisan bergerak dari
Malievield dengan bentangan spanduk-spanduk yang bertuliskan:
-
Stop Indonesian Agressor in
Acheh !
-
Stop the Killing Field in
Acheh ! We want Acheh free from Indonesia
-
Stop genocide in Acheh
! Indonesian Military get out from
Acheh Save Acheh right now !
-
Extradite Indonesian
Generals to International Criminal Court for Justice !
Stop Indonesian Militias for sabotaging the CoHA Indonesia must
respect to the CoHA !
Dengan diselangi nyanyian
lagu:mars:
Nederland wees niet
laf
Kom ends uit Voor onze
recht…………..
Belanda jangan takut bertindak,
membawa
hak kami ke Pengadilan International…………:
Para demonstran juga
meneriak-memekikkan:
Acheh Merdeka ! Hancurkan Indonesia
!
Maluku Merdeka ! Indonesia
Teroris
!
Papua Merdeka !
Megawati Teroris !
Situasi bertukar menjadi gegap
gempita apalagi dengan dua alat pengeras suara yang melengkingkannya sambil membagikan brosur-brosur kepada
massa yang ikut menyaksikan demontrasi.
Bendera Acheh, Maluku dan Papuapun, dihari itu
berkibar bebas mengiringi para demonstran terus menuju ke
Kementerian Luar Belanda ( Buitenland Zaken )
Jam 13.00 Kepada pihak Kementerian Luar
Negeri Belanda itu telah diserahkan petisi yang diterima oleh:
Frank Keurhorst yang menjabat urusan Asia Tenggara
Kemudian para demonstran terus menuju ke Keduataan
Besar Amerika.
Jam.14.45 Petisi diserahkan
dan diterima oleh pihak kedutaan: Robert W.Gerber, beliau
sebagai Economic officer.
Setelah itu para demonstran bergerak lagi ke
Kedutaan Besar Inggeris.
Jam.15.15 Petisi diserahkan dan
diterima oleh; David Burton, beliau sebagai Second Secretary (
Political ).
Jam.16.00 Setelah meningalkan Kedutaan,
para demonstran bergerak terus menuju jalan arah balik ke
Malievield.
Dari Malievield kemudian para demonstran bergerak ke
Press Conference Sedangkan satu Delegasi diwakili oleh tiga orang
mengantarkan Petisi jang diiringi oleh Polisi terus menuju
keKedutaan Besar Jepang.
Jam. 16.30: Petisi
diserahkan kepada: Shigehiro Mimori, beliau sebagai First
Secretary. Dan setelah
itu Delegasi menuju ke arah Kedutaan
Besar Australia. Petisi
di serahkan kepada Miss. Susana Mc.Court
Jam.17.00: Delegasi menyerahkan Petisi kepada
Kedutaan Besar New Zealand, Petisi diterima
oleh: David Payton beliau sebagai Ambassador.
Petisi yang di serahkan di
atas itu, sekaligus dengan setangkai bunga
mawar putih, yg kita sebutkan sebagai
lambang Perdamaian. Dipertemuan Press Conference, dimana
Perwakilan Acheh telah membentangkan:
1. ASNLF/GAM ialah sebagai sebuah organisasi
perjuangan politik
Negara Acheh-Sumatra untuk merebut
kemerdekaannya.
2. Akar-punca konflik Acheh
ialah Penyerahan kedaulatan Negara Acheh
secara illegal oleh Penjajah Belanda kepada Penjajah Indonesia-
Jawa.
3. Apa itu bangsa Acheh? Bangsa Acheh itu
adalah Komunitas Acheh yang mempunyai kesamaan cita-cita politik,
yang berjuang untuk memperoleh kembali tanah air dan kedaulatan
pemerintahannya sendiri.
4. Menerangkan mengapa pemimpin Acheh
menolak tiga point dengan tegas, terhadap ultimatum Penjajah
Indonesia telah diserahkan dengan resmi oleh Wiryo
Sastrohandoyo .
Pemimpin bangsa Acheh dengan tegas menolak NKRI , penjajahan
Indonesai-Jawa dalam segala bentuk
ultimatumnya
5. Hubungan solid commitment antara Perwakilan
ASNLF/GAM dengan Organisasi Papua Merdeka dan Republik Maluku Selatan
yang telah pernah dibina dan terus di tingkatkan dimasa yang akan
datang demi mencapai kemerdekaan.
Foto Album
( Klick )
Den Haag 24.05.2003 Team
Demo. |