Saya kira justeru persoalannya cukup rumit karena banyaknya berbagai kepentingan (terutama menyangkut keuntungan materi) sehingga menggunakan "separatisme" sebagai kuda tunggangan untuk mencapai keinginannya atau kelompoknya...
 
Rasanya tidak banyak masyarakat yang me"mitos"kan Pancasila.. Yang menciptakan mitos tersebut adalah penguasa untuk digunakan sebagai alat dalam melanggengkan kekuasaannya... Jadi jangan dibaliklah mamak....
 
salam - tg
-----Original Message-----
From: SBN [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Persoalannya sebenarnya sangat mudah, hanya saja sangat banyak anggota masyarakat yang tidak mau, karena mentabukan ini dan itu. Memitoskan seribu hal, diantaranya pancasila.
Salam
 
SBN
----- Original Message -----
From: Irdam Syah
Sent: Wednesday, July 16, 2003 12:42 PM
Subject: RE: [RantauNet.Com] Nasionalisme dan HAM

Untuk melengkapi tulisan mengenai nasionalisme yang di-forward oleh pak SBN, artikel pak Kartono Muhammad berikut ini melihat lebih jernih lagi kenapa terjadi degradasi rasa nasionalisme Indonesia sehingga dengan mengetahui akar permasalahannya diharapkan lebih "mudah" untuk me-recover rasa kebangsaan kita...
 
salam - tg
 
(Ini dari KOMPAS hari ini.)

Selasa, 15 Juli 2003

Rasa Nasionalisme Terluka

Oleh Kartono Mohamad

MENGAPA orang Bali, Jawa, Makassar, Padang (Minang - tg), Manado, Ambon, dan lainnya merasa diri sebagai bangsa Indonesia? Pertanyaan ini mungkin tak pernah terpikirkan. Kalaupun terpikirkan, tak pernah terungkap.

Sejak Budi Utomo berdiri tahun 1908, dan  ...<cut>...

Ketika rasa kebersamaan sebagai satu bangsa menyusut, suatu saat tidak ada lagi sebuah nasion yang bernama Indonesia. Pada saat itu mungkin kita akan menuduh dan menyalahkan bangsa lain yang telah mengaduk-aduk separatisme di Indonesia tanpa melihat kelemahan dalam diri sendiri.

Kartono Mohamad Seorang Dokter di Jakarta

 
-----Original Message-----
From: SBN [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, 3 June 2003 4:40 PM

NASIONALISME DAN HAK ASASI MANUSIA
                         Oleh Hendardi

    ADA momok yang menghantui para pengibar otoritarianisme di
Indonesia. Momok itu adalah hak asasi manusia, demokrasi atau
reformasi total. Mereka bukan saja berusaha  ...<cut>... 

Kirim email ke