Sedikit renungan.......

 

-----Original Message-----
From: Darul Makmur [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 22 Juli 2003 14:26
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [RantauNet.Com] Anggota baru ?? Udah lama

 

Assalamulaikum Ww.

 

Uda Zul nan di Bali.

 

Rarachm ko alah lamo disiko, tapi masih basalimuik. Sampai ado nan manyangko gendernyo salah-salah.

 

Soal salimuik-manyalimuik atau suruak manyuruakko, alah lamo juo dipersoalkan disiko, dan iko malanggar prosedur. Dek alah agak bosan mangingekkan, dipadiakan sajo, asa indak manggaduah alias manganggu katanangan disiko.

 

Baa rarachm, masih maandap juakah dikau???

 

Wass. Ww

Darul



amry1948 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Saya kok sepertinya melihat anggota baru disini , yang bernama
Rarach... , apa sudah memperkenalkan diri belum yaa ? Sejak saya
menjadi anggota R/N baru kali ini saya mendengar nama tersebut ,
Sesuai kebiasaan , ada baiknya untuk mengenalkan diri kepada kita
semua .


Wassalam : Zul Amry (54) di kuta bali


Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

From: Fatimah Wahidah Syam
Sent: 10 Februari 2003 11:57
To: All Muslim Divre Barat
Subject: FW: [KMS] Sepucuk surat dari seorang Ayah. 


FYI...

> ----------
> From:         Nanang Salahuddin
> Sent:         Friday, February 07, 2003 4:14 PM
> To:   Keluarga Muslim Satelindo
> Subject:      [KMS] Sepucuk surat dari seorang Ayah. 
> 
> 
> Sepucuk surat dari seorang Ayah.
> 
> Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang 
> tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang laki-laki kepada 
> seorang laki-laki; surat seorang ayah kepada seorang ayah.
> 
> Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti 
> kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia 
> didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai 
> belum sekalipun kutemui.
> 
> Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan 
> temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan 
> anak-anaknya.
> 
> Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat
> dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di 
> sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas 
> kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah 
> dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku duduk 
> berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini. 
> 
> Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah 
> cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh 
> apapun jua.
> 
> Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata:
> "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau 
> milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah 
> milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu 
> semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan. 
> 
> Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa
> sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di 
> malam-malam sepi,kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan. 
> Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku. 
> 
> Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada 
> pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan 
> pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku 
> bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.
> 
> Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu 
> memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai 
> dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.
> 
> Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau 
> kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan 
> merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang 
> sebenarnya.
> 
> 
> Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita 
> memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti, 
> Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air 
> matamu, ketika engkau hampir putus asa.
> 
> Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan 
> Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti 
> itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku 
> melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua 
> titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.
> 
> Dari ayah yang senantiasa merindukanmu.
>  
> Sumber : Myquran.com
> 

Kirim email ke