Assalamualaikum.Wr.Wb.

Tulisan ini saya FWD kan dr mailist sebelah.Krn ada
bbrp netter yg penasaran katanya dgn tulisan yg
menjadi " saingan " yg saya tulis kemaren (waduh..saya
ngak maksud menyaingi,cuman sekedar menyeimbangi saja
).

Selama ini saya kurang sependapat wanita selalu 
dijadikan objek pembicaraan,apalagi selalu disalahkan
bila terjadi kemerosotan akhlak
lah,..sosiallah,.ekonomilah..dst..dst..yg byk tetek
bengeknya itu,tanpa memperhatikan sisi lelaki.

Hidup saya sdh terbiasa netral dan suka jalan di
tengah2 (bukan ditengah jln,.klu itu saya bisa
ketabrak dan wallhua'lam bila umur panjang ).Kalau
wanita itu salah,yah kita hrs mengakui kesalahan
itu,Dan begitupun sebaliknya.



Kebetulan saya baca yg nulisnya lelaki ( Abu
Aufa,),wah..saya sgt senang .Masalah wanita,bila di
tulis seorang lelaki,saya suka itu,krn dr sanalah kita
akan menilai sesuatu itu secara objektif.

Saya mengharapkan ada saja yg menyeimbangi tulisan
saya " Menjadi IBU ",dgn membuat tulisan  " Menjadi
AYAH ".Kenapa saya inginkan itu?,karena masing2 kita
supaya intropeksi diri sendiri,jgn sesama kita saling
salah menyalahkan,merasa diri sendiri yg benar.Ingin
saya tulis lagi suatu tulisan " Menjadi AYAH " (tp
keburu saya sakit,sehingga lupa apa yg mau di tulis
itu).Namun saya ngak mampu juga,krn saya ngak bisa
merasakan bgmn perasaan menjadi ayah yg baik itu
bagaimana?

Tujuan saya ngak lain dan ngak bukan,agar diantara
kita semua adanya saling pengertian,saling
menyayangi,..mencintai dan
saling..saling..saling.Pokoknya interaksi suatu
komunitas yg menjaga perasaan satu sama lain,bukannya
menyakiti dan saling menyalahkan,curiga,dst..dst.Sudah
masanya kita membangun bangsa ini dgn rasa saling
percaya,dan mencintai satu sama lain,bukan bertepuk
sebelah tangan saja.Klu tdk begitu sulit kita keluar
dr krisis multi Dimensi yg berkepanjangan.Dan tdk
kunjung padam ini.

Bukankah burung hanya dapat terbang dgn keseimbangan
kedua sayapnya?

Ingat lagu rusa jantan dan betina di dlm hutan.
 " Ia lalu menembak rusa itu.."  

" matilah si rusa betina..hoh..hoh.."
" Rusa jantan berlari masuk jurang.."
" Kasihan kekasihnya telah hilang.."
" Akhirnya tak tertahan..ia masuk jurang.." 
" tammatlah oh..riwayatnya.."

waduh..kalo ini mah..saking setia..tepo seleronya
terlalu klimaks...


Note: forwarded message attached.


__________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
http://sitebuilder.yahoo.com
--- Begin Message --- Ada bacan bagus nih dari taklim

-----Original Message-----
From: Majelis Ta'lim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, July 28, 2003 3:03 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [muslimun] Jika Kau Menjadi Istriku Nanti.




Jika Kau Menjadi Istriku Nanti
Author: Abu Aufa

Jika seorang lelaki ingin menarik hati seorang wanita, biasanya yang
ditebarkan adalah berjuta-juta kata puitis bin manis, penuh janji-janji
untuk memikat hati,  "Jika kau menjadi istriku nanti, percayalah aku
satu-satunya yang bisa membahagiakanmu," atau "Jika kau menjadi istriku
nanti, hanya dirimu di hatiku" dan "bla...bla...bla..." Sang wanita pun
tersipu malu, hidungnya kembang kempis, sambil menundukkan kepala,
"Aih...aih..., abang bisa aja." Onde mande, rancak bana !!!

Lidah yang biasanya kelu untuk berbicara saat bertemu gebetan, tiba-tiba
jadi luwes, kadang dibumbui 'ancaman' hanya karena keinginan untuk
mendapatkan doi seorang. Kalo ada yang coba-coba main mata ama si doi,
"Jangan macem-macem lu, gue punya nih!" Amboi... belum dinikahi kok udah
ngaku-ngaku miliknya dia ya?
Lha, yang udah nikah aja ngerti kalo pasangannya itu sebenarnya milik
Allah SWT.

Emang iya sih, wanita biasanya lebih terpikat dengan lelaki yang bisa
menyakinkan dirinya apabila ntar udah menikah bakal selalu sayang hingga
ujung waktu, serta bisa membimbingnya kelak kepada keridhoan Allah SWT.
Bukan lelaki yang janji-janji mulu, tanpa berbuat yang nyata, atau
lelaki yang gak berani mengajaknya menikah dengan 1001 alasan yang di
buat-buat.

Kalo lelaki yang datang serta mengucapkan janjinya itu adalah seseorang
yang emang kita kenal taat ibadah, akhlak serta budi pekertinya laksana
Rasulullah SAW atau Abi bin Abi Thalib r.a., ini sih gak perlu ditunda
jawabannya, cepet-cepet kepala dianggukkan, daripada diambil orang lain,
iya gak? Namun realita yang terjadi, terkadang yang datang itu justru
tipe seperti Ramli, Si Raja Chatting, atau malah Arjuna, Si Pencari
Cinta, yang hanya mengumbar janji-janji palsu, lalu bagaimana sang
wanita bisa percaya dan yakin
dengan janjinya?

Nah...
Berarti masalahnya adalah bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan
untuk percaya dengan kita? Pusying... pusying... gimana caranya ya? Ih
nyantai aja, semua itu telah diatur dalam syariat Islam kok, karena
caranya bisa dengan proses ta'aruf. Apa sih yang harus dilakukan dalam
ta'aruf? Apa iya, seperti ucapan janji-janji seperti diatas?

Ta'aruf sering diartikan 'perkenalan', kalau dihubungkan dengan
pernikahan maka ta'aruf adalah proses saling mengenal antara calon
laki-laki dan perempuan sebelum proses khitbah dan pernikahan.

Karena itu perbincangan dalam ta'aruf menjadi sesuatu yang penting
sebelum melangkah ke proses berikutnya. Pada tahapan ini setiap calon
pasangan dapat saling mengukur diri, cocok gak ya dengan dirinya. Lalu,
apa aja sih yang mesti diungkapkan kepada sang calon saat ta'aruf?

1. Keadaan Keluarga
Jelasin ke calon pasangan tentang anggota keluarga masing-masing, berapa
jumlah sodara, anak keberapa, gimana tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
Bukan apa-apa, siapa tahu dapat calon suami yang anak tunggal, bokap ama
nyokap kaya 7 turunan, sholat dan ibadahnya bagus banget, guanteng abis,
lagi kuliah di Jepang (ehm), pokoknya selangit deh! Kalo ketemu tipe
begini, sebelum dia atau mediatornya selesai ngomong langsung kasih
kode, panggil ortu ke dalam bentar, lalu bilang "Abi, boljug
tuh,kaya' ginian jangan dianggurin nih. Moga-moga gak lama lagi
langsung dikhitbah ya Bi, kan bisa diajak ke Jepang!"
Lho?  :D

2. Harapan dan Prinsip Hidup
Warna kehidupan kelak ditentukan dengan visi misi suatu keluarga lho,
terutama sang suami karena ia adalah qowwan dalam suatu keluarga.
Sebagai pemimpin ia laksana nahkoda sebuah bahtera, mau jalannya lempeng
atau sradak-sruduk, itu adalah kemahirannya dalam memegang kemudi.
Karena itu setiap calon pasangan kudu tau harapan dan prinsip hidup
masing-masing. Misalnya nih, "Jika kau menjadi istriku nanti, harapanku
semoga kita semakin dekat kepada Allah" atau "Jika kau menjadi istriku
nanti, mari bersama mewujudkan keluarga sakinah, rahmah,mawaddah." Kalo
harapan dan janjinya seperti ini, kudu' diterima tuh, insya Allah
janjinya disaksikan Allah SWT dan para malaikat. Jadi kalo suatu saat
dia gak nepatin janji, tinggal didoakan, "Ya Allah... suamiku omdo nih,
janjinya gak ditepatin, coba deh sekali-kali dianya...," hush...! Gak
boleh doakan suami yang gak baik lho, siapa tahu ia-nya khilaf kan?

3. Kesukaan dan Yang Tidak Disukai
Dari awal sebaiknya dijelasin apa yang disukai, atau apa yang kurang
disukai, jadinya nanti pada saat telah menjalani kehidupan rumah tangga
bisa saling memahami, karena toh udah dijelaskan dari awalnya. Dalam
pelayaran bahtera rumah tangga butuh saling pengertian, contoh
sederhananya, istri yang suka masakan pedas sekali-kali masaknya jangan
terlalu pedas, karena suaminya kurang suka. Suami yang emang hobinya
berantakin rumah (karena lama jadi bujangan),setelah menikah mungkin
bisa belajar lebih rapi, dll.
Semua ini menjadi lebih mudah dilakukan karena telah dijelaskan saat
ta'aruf. Namun harus diingat, menikah itu bukan untuk merubah pasangan
lho, namun juga lantas bukan bersikap seolah-olah belum
menikah.Perubahan sikap dan kepribadian dalam tingkat tertentu wajar
aja-kan? Dan juga hendaknya perubahan yang terjadi adalah natural, tidak
saling memaksa.

4. Ketakwaan Calon Pasangan
Apa yang terpenting pada saat ta'aruf? Yang mestinya menduduki prioritas
tertinggi adalah bagaimana nilai ketakwaan lelaki tersebut. Ketakwaan
disini adalah ketaatan kepada Allah SWT lho, bukan nilai 'KETAKutan
WAlimahAN' :D Karena apabila seorang lelaki senang, ia akan menghormati
istrinya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak suka berbuat zalim
kepadanya.

Gimana dong caranya untuk melihat lelaki itu bertakwa atau tidak?
Tanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, misalnya kerabat
dekat, tetangga dekat, atau sahabatnya tentang ketaatannya menjalankan
ketentuan pokok yang menjadi rukun Iman dan Islam dengan benar. Misalnya
tentang sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, atau pula gimana sikapnya kepada
tetangga atau orang yang lebih tua, dan lain-lain. Apalagi bila lelaki
itu juga rajin melakukan ibadah sunnah, wah... yang begini ini nih,
'calon suami kesayangan Allah dan mertua.'


Inget lho, ta'aruf hanyalah proses mengenal, belum ada ikatan untuk
kelak pasti akan menikah, kecuali kalau sudah masuk proses yang namanya
khitbah. Nah kadang jadi 'penyakit' nih, karena alasan "Kan masih mau
ta'aruf dulu..." lalu ta'rufnya buanyak buanget, sana-sini dita'arufin.
Abis itu jadi bingung sendiri,
"Yang mana ya yang mau diajak nikah, kok sana-sini ada kurangnya?"

Wah..., kalo nyari yang mulia seperti Khadijah, setaqwa Aisyah atau
setabah Fatimah Az-Zahra, pertanyaannya apakah diri ini pun sesempurna
Rasulullah SAW atau sesholeh Ali bin Abi Thalib r.a.?
Nah lho...!!!

Apabila hukum pernikahan seorang laki-laki telah masuk kategori wajib,
dan segalanya pun telah terencana dengan matang dan baik, maka ingatlah
kata-kata bijak, 'jika berani menyelam ke dasar laut mengapa terus
bermain di kubangan, kalau siap berperang mengapa cuma bermimpi menjadi
pahlawan?'

Ya akhi wa ukhti fillah,
Semoga antum segera dipertemukan dengan pasangan hidup, dikumpulkan
dalam kebaikan, kebahagiaan,kemesraan, canda tawa yang tak
putus-putusnya mengisi rongga kehidupan rumah tangga. Kalaupun nanti ada
air mata yang menetes, semoga itu adalah air mata kebahagiaan, tanda
kesyukuran kepada Allah SWT karena Ia telah memberikan pasangan hidup
yang selalu bersama mengharap keridhoan-Nya, aamiin allahumma aamiin.

Barakallahulaka barakallahu'alaika wajama'a bainakuma fii khairin.

Wallahu a'lam bishowab,

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,



  _____ 

  _____ 



[Non-text portions of this message have been removed]


Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
click here

------------------------------------------------------------------------
                "Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa Rabbahu"
       "Barangsiapa mengenal nafsnya sungguh akan mengenal Rabbnya"
========================================================================


Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.

--- End Message ---

Kirim email ke