Apakah Fankha itu orang yang sama dengan Aida Sari?
Saya menemukan artikel aslinya di: 
http://www.dudung.net/news/detailnya.php?ArtID=452

Well, kalo beda, kayaknya kita di rantau-net musti menggiatkan 
kampanye anti-nyontek.

Kalau anda orang yang sama, perkenankanlah saya menghaturkan pujian 
atas tulisan anda yang indah ini...

~rarach


======================
-------------------------------------------
Kiriman : Aida Sari ([EMAIL PROTECTED])
------------------------------------------
Jikalah.. 

Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak dinikmati saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang taubat itu lebih utama.

--cut for space saving---

=========================================================

--- In [EMAIL PROTECTED], "Fankha" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Assalamu'alaikum
> 
> 
> 
>  Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
> Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.
> 
> Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa tidak dinikmati saja,
> Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.
> 
> Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
> Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.
> 
> Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada 
akhirnya,
> Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
> Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.
> 
> Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
> Sedang taubat itu lebih utama.
> 
> Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
> Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.
> 
> Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
> Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.
> 
> Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
> Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti.
> 
> Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
> Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna
> 
> Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
> Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
> Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.
> 
> Suatu hari nanti,
> Saat semua telah menjadi masa lalu
> Aku ingin ada di antara mereka
> Yang beralaskan di atas permadani
> Sambil bercengkerama dengan tetangganya
> Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu
> Hingga mereka mendapat anugerah itu.
> 
> Wassalam
> BAD07FP
> FANKHA
> 



RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===============================================

Kirim email ke